ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM RESPIRASI : FARINGITIS

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Bernafas, merupakan suatu proses dimana oksigen dihirup dan karbondioksida dilepeaskan...



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Bernafas, merupakan suatu proses dimana oksigen dihirup dan karbondioksida dilepeaskan keluar. Proses pernafasan yang normal, itu jika tidak ada halangan dalam bernafas. Beberapa penyakit yang berhubungan dengan sistem pernafasan dapat mengganggu dalam proses bernafas. Sebagai contoh kasus faringitis.
Faringitis yang lebih sering dikenal dengan radang tenggorokan memangterdengar sangat sepele karena gejalanya mirip dengan penyakit flu biasa, sepertidemam, sakit kepala, dan gangguan susah menelan. Padahal aktivitas kita sudah pastiakan terganggu karena faringitis ini. Selain itu, selera makan pun bisa hilang karena rasa sakit pada saat menelan dan penyakit ini sangat mudah kembali menyerang kita. Lebih lanjut lagi jika faringitis ini dibiarkan, maka dapat menyebabkan komplikasiperikontiniutatum dan sistem blood borne yang dapat menyebabkan kematian.
Faringitis terjadi pada semua umur dan tidak dipengaruhi jenis kelamin, tetapi frekuensi yang paling tinggi terjadi pada anak-anak. Faringitis akut jarang ditemukan pada usia di bawah 1 tahun. Insidensinya meningkat dan mencapai puncaknya pada usia 4-7 tahun, tetapi tetap berlanjut sepanjang akhir masa anak-anak dan kehidupan dewasa. Kematian yang diakibatkan faringitis jarang terjadi, tetapi dapat terjadi sebagai hasil dari komplikasi penyakit ini.
Berdasarkan uraian diatas tentang faringitis diatas, kelompok tertarik untuk membahas tentang faringitis tersebut secara lebih mendalam dalam sebuah makalah sehingga mahasiswa dan mahasiswi agar mengetahui bagaimana jika terjadi faringitis pada dirinya maupun jika mendapatkan klien dengan gangguan faringitis dapat melakukan asuhan keperawatan terhadap klien dengan baik dan benar.
1
 
B.     Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah :
1.      Tujuan Umum
Untuk memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan pada klien dengan faringitis.
2.      Tujuan Khusus
a.       Mengetahui tentang anatomi dan fisiologi sistem pernafasan
b.      Mengetahui konsep dasar faringitis
c.       Mengetahui secara rinci tentang asuhan keperawatan klien dengan faringitis mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi

C.    Ruang Lingkup Penulisan
Pada makalah ini, kelompok membatasi ruang lingkup penulisan yaitu konsep dasar tentang faringitis dan asuhan keperawatan klien dengan gangguan faringitis.

D.    Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini, kelompok menggunakan metode deskriftif yaitu dengan menggambarkan konsep dasar tentang faringitis dan asuhan keperawatan klien dengan gangguan faringitis.

E.     Sistematika Penulisan
Penulisan makalah ini terdiri dari 4 bab yang meliputi :
BAB I                  : Pendahuluan : latarbelakang, tujuan penulisan, ruang lingkup, metode   penulisan, sistematika penulisan,
BAB II                 : Tinjauan teoritis : anatomi fisiologi sistem pernafasan , konsep dasar penyakit faringitis
BAB III               : Asuhan Keperawatan Klien dengan gangguan sistem respirasi : faringitis
BAB IV       : Penutup : kesimpulan dan saran.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A.    Anatomi  Fisiologi Sistem Pernafasan
1.      Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan secara umum














Pernafasan ( respirasi ) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen serta menghembuskan udara yang banyak mengandung karbondioksida sebagai sisa dari oksidasi keluar tubuh. Pengisapan ini disebut inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi. Oksigen dan karbondioksida itu di proses dalam organ pernafasan.
Bagian – bagian ( organ ) dari pernafasan terdiri dari :
a.         Saluran nafas atas ( hidung, sinus paranasal dan faring)
b.        Saluran nafas bawah ( laring, trakea, bronkus, bronkeolus, dan alveolus )
3
Jadi didalam proses pernafasan dimulai dari menghirup oksigen melalui hidung diteruskan ke dalam faring – laring – trakea – bronkus – bronkeolus – lalu ke alveolus dan kembali dihembuskan melalui hidung.
Fungsi paru – paru ialah pertukaran gas oksigen dan karbondioksida. Dalam bernafas, semua organ – organ dalam sistem pernafasan berfungsi diantaranya :
a.       Hidung
Hidung merupakan saluran udara yang pertama yang mempunyai dua lubang ( kavum nasi ), dipisahkan oleh sekat hidung ( septum nasi ). Didalamnya terdapat bulu – bulu yang berguna untuk menyaring udara, debu dan kotoran yang masuk ke lubang hidung.
b.      Sinus paranasal
Terdiri dari sinus frontalis, etmoidalis, sphenoidalis dan maxillaris yang bermuara di rongga hidung. Sinus paranasal ini berfungsi untuk membantu menghangatkan dan humidifikasi, meringankan berat tulang tengkorak, dan mengatur bunyi suara dengan ruang – ruang resonansi.
c.       Faring
Faring / tekak merupakan tempat persimpangan antara jalan pernafasan dan jalan makanan, terdapat dibawah dasar tengkorak, dibelakang rongga hidung dan mulut sebelah depan ruas tulang leher. Faring berfungi untuk menelan dan respirasi.
d.      Laring
Laring atau pangkal tenggorok merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentukan suara, terletak di depan bagian faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk kedalam trakea dibawahnya. Pangkal tenggorok itu dapat ditutup oleh sebuah empeng tenggorok yang disebut epiglotis yang terdiri dari tulang – tulang rawan yang berfungsi pada waktu kita menelan makanan menutupi laring. Laring berfungsi untuk pembentukan suara.
e.       Trakea
Trakea atau batang tenggorok merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16 – 20 cincin yang terdiri dari tulang – tulan grawan yang terbentuk seperti kuku kuda. Terdapat sel bersillia yang berfungsi untuk mengeluarkan benda – benda asing yang masuk bersama – sama dengan udara pernafasan.
f.       Bronkus
Bronkus atau cabang tenggorok merupakan lanjutan dari trakea, mempunyaistruktur serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis set yang sama. Bronkus kanan lebih pendek dari bronkus kiri terdiri 6 – 8 cincin, mempunyai 3 cabang. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih ramping dari kanan terdiri dari 9 – 12 cincin mempunyai 2 cabang.

2.      Anatomi Fisiologi Faring
Faring adalah suatu kantong fibromuskuler yang bentuknya seperti corong, yang besar di bagian atas dan sempit di bagian bawah. Kantong ini mulai dari dasar tengkorak terus menyambung ke esofagus setinggi servikal ke-6. Ke atas faring berhubungan dengan rongga hidung melalui koana, ke depan berhubungan dengan rongga mulut melalui ismus orofaring, sedangkan dengan laring di bawah berhubungan melalui aditus laring dan ke bawah berhubungan esofagus. Panjang dinding posterior faring pada orang dewasa kurang lebih 14 cm; bagian ini merupakan bagian dinding faring yang terpanjang. Dinding faring dibentuk oleh (dari dalam keluar) selaput lendir, fasia faringobasiler, pembungkus otot dan sebagian fasia bukofaringeal.
Faring terbagi atas nasofaring, orofaring dan laringofaring (hipofaring). Unsur-unsur faring meliputi mukosa, palut lendir (mucous blanket) dan otot. Bentuk mukosa faring bervariasi, tergantung letaknya. Pada nasofaring karena fungsinya untuk respirasi, maka mukosanya bersilia, sedangkan epitelnya torak berlapis yang mengandung sel goblet. Di bagian bawahnya, yaitu orofaring dan laringofaring, karena fungsinya untuk saluran cerna, epitelnya gepeng berlapis dan tidak bersilia. Di sepanjang faring dapat ditemukan banyak sel jaringan limfoid yang terletak dalam rangkaian jaringan ikat yang termasuk dalam sistem retikuloendotelial. Oleh karena itu faring dapat disebut juga daerah pertahanan tubuh terdepan.
Daerah nasofaring dilalui oleh udara pernapasan yang diisap melalui hidung. Di bagian atas, nasofaring ditutupi oleh palut lendir yang terletak atas silia dan bergerak sesuai dengan arah gerak silia ke belakang. Palut lendir ini berfungsi untuk menangkap partikel kotoran yang terbawa oleh udara yang diisap. Palut ini mengandung enzim Lyzozyme yang penting untuk proteksi.
Otot faring tersusun dalam lapisan melingkar (sirkuler) dan memenjang (longitudinal). Otot-otot yang sirkuler terdiri dari m.konstriktor faring superior, media dan inferior. Otot-otot ini terletak di sebelah luar, berbentuk kipas dengan tiap bagian bawahnya menutup sebagian otot bagian atasnya dari belakang. Kerja otot konstriktor untuk mengecilkan lumen faring. Otot-otot ini dipersarafi n.vagus (n.X). Otot-otot yang longitudinal adalah m.stilofaring dan m.palatofaring. M.stilofaring gunanya untuk melebarkan faring dan menarik rahang, sedangkan m.palatofaring mempertemukan ismus orofaring dan menaikkan bagian bawah faring dan laring. Jadi kedua otot ini bekerja sebagai elevator. Kerja kedua otot ini penting pada waktu menelan. M.stiofaring dipersarafi oleh n.IX sedangkan m.palatofaring dipersarafi oleh n.X (Rusmarjono,et.al., 2001)

B.     Konsep Dasar Penyakit
1.      Pengertian Faringitis
Beberapa definisi tentang faringitis :
a.       Faringitis adalah suatu penyakit peradangan yang menyerang tenggorokan yang disebabkan oleh virus / bakteri tertentu ( diunduh dari wikipedia.org, tanggal 20 November 2011 )
b.      Menurut Ngastiyah ( 2005 ) Faringitis adalah radang pada faring yang biasanya disebabkan oleh virus dan bakteri

2.      Klasifikasi Faringitis
Faringitis dibagi menjadi 2 yaitu akut dan kronis.
a.       Faringitis akut
Faringitis akut adalah inflamasi febris tenggorok yang disebabkan oleh organisme virus hampir 70% ( Brunner & Suddart 2002 : 548 ).
b.      Faringitis kronik
Faringitis kronik umum terjadi pada individu dewasa yang bekerja atau tinggal dalam lingkungan berdebu, menggunakan suara berlebihan, menderita akibat batuk kronik dan penggunaan alkohol dan tembakau.

C.    Etiologi
Etiologi dari faringitis menurut Brunner dan Suddart ( 2002 ) :
1.      Faringitis akut
Faringitis akut bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri.
a.       Virus (yaitu rhinovirus, adenovirus, parainfluenza, coxsackievirus, Epstein – Barr virus, herpes virus).
b.      Bakteria (yaitu, grup A ß-hemolytic Streptococcus [paling sering]), Chlamydia, Corynebacterium diphtheriae, Hemophilus influenzae, Neisseria gonorrhoeae
2.      Faringitis Kronik
Faringitis kronik biasa disebabkan oleh :
a.       Lingkungan yang berdebu
b.      Penggunaan alkohol dan tembakau

D.    Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis dibagi menjadi akut dan kronik.
1.      Manifestasi Klinis akut
Manifestasi klinis faringitis akut terdiri dari :
a.       Membran mukosa sangat merah
b.      Tonsil berwarna kemerahan
c.       Folikel limfoid membengkak dan dipenuhi eksudat
d.      Demam
e.       Malaise
f.       Serak
g.      Batuk
Infeksi virus tidak terkomplikasi biasanya hilang dengan segera, dalam 3 – 10 hari. Namun faringitis yang disebabkan oleh bakteri yang lebih virulen misalnya streptokokus group A adalah penyakit yang lebih parah selama fase akut, dan jauh lebih penting karena insiden dari bahaya komplikasi.
2.      Manifestasi Klinis Kronik
Manifestasi klinis faringitis kronik terdiri dari :
a.       Iritasi
b.      Lendir yang terkumpul dalam tenggorokan
c.       Kesulitan menelan

E.     Patofisiologi
Penularan terjadi melalui droplet. Kuman menginfiltrasi lapisan epitel kemudian bila epitel terkikis maka jaringan limfoid superficial bereaksi terjadi pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit polimorfonuklear. Pada stadium awal terdapat hiperemi, kemudian oedem dan sekresi yang meningkat. Eksudat mula-mula serosa tapi menjadi menebal dan cenderung menjadi kering dan dapat melekat pada dinding faring. Dengan hiperemi, pembuluh darah dinding faring menjadi lebar. Bentuk sumbatan yang berwarna kuning, putih, atau abu-abu terdapat pada folikel atau jaringan limfoid. Tampak bahwa folikel limfoid dan bercak-bercak pada dinding faring posterior atau terletak lebih ke lateral menjadi meradang dan membengkak sehingaa timbul radang pada tenggorok atau faringitis.




F.     Komplikasi
Ada beberapa komplikasi yang dapat disebabkan diantaranya :
1.      Otitis media purulenta bakterialis
Daerah telinga tengah normalnya adalah steril. Bakteri masuk melalui tube eustacius akibat kontaminasi sekresi dalam nasofaring.
2.      Abses Peritonsiler
Sumber infeksi berasal dari penjalaran faringitis/tonsilitis akut yang mengalami supurasi, menembus kapsul tonsil.
3.      Glomerulus Akut
Infeksi Streptokokus pada daerah faring masuk ke peredaran darah, masuk ke ginjal. Proses autoimun kuman streptokokus yang nefritogen dalam tubuh meimbulkan bahan autoimun yang merusak glomerulus.
4.      Demam Reumatik
Infeksi streptoceal yang awalnya ditandai dengan luka pada tenggorok akan menyebabkan peradangan dan pembentukan jaringan parut pada katup-katup jantung, terutama pada katup mitral dan aorta.
5.      Sinusitis
Sinusitis adalah radang sinus yang ada disekitar hidung dapat berupa sinusitis maksilaris / frontalis. Sinusitis maksilaris disebabkan oleh komplikasi peradangan jalan napas bagian atas (salah satunya faringitis), dibantu oleh adanya faktor predisposisi. Penyakit ini dapat disebabkan oleh kuman tunggal dan dapat juga campuran seperti streptokokus, pneumokokus, hemophilus influenza dan kleb siella pneumoniae.
6.      Meningitis
Infeksi bakteri padadaerah faring yang masuk ke peredaran darah, kemudian masuk ke meningen dapat menyebabkan meningitis. Akan tetapi komplikasi meningitis akibat faringitis jarang terjadi.

G.    Pemeriksaan Penunjang
1.      Pada pemeriksaan dengan mempergunakan spatel lidah, tampak tonsil membengkak, hiperemis, terdapat detritus, berupa bercak (folikel, lakuna, bahkan membran). Kelenjar submandibula membengkak dan nyeri tekan, terutama pada anak.
2.      Pemeriksaan Biopsi
Contoh jaringan untuk pemeriksaan dapat diperoleh dari saluran pernapasan (sekitar faring) dengan menggunakan teknik endoskopi. Jaringan tersebut akan diperiksa dengan mikroskop untuk mengetahui adanya peradangan akibat bakteri atau virus.
3.      Pemeriksaan Sputum
Pemeriksaan sputum makroskopik, mikroskopik atau bakteriologik penting dalam diagnosis etiologi penyakit. Warna bau dan adanya darah merupakan petunjuk yang berharga.
4.      Pemeriksaan Laboratorium
a.       Sel darah putih (SDP)
Peningkatan komponen sel darah putih dapat menunjukkan adanya infeksi atau inflamasi.
b.      Analisa Gas Darah
Untuk menilai fungsi pernapasan secara adekuat, perlu juga mempelajari hal-hal diluar paru seperti distribusi gas yang diangkut oleh sistem sirkulasi.

H.    Penatalaksanaan Medis
Menurut Brunner dan Suddart ( 2002 ), penatalaksanaan medis untuk penderita faringitis adalah :
1.      Penatalaksanaan medis
a.       Faringitis akut
1)      Jika penyebab peradangan itu adalah bakteri, maka pengobatan dapat mencakup agens antimikrobial
2)      Untuk streptokokus grup A : penicillin
3)      Perbanyak minum air minimal 2 – 3 liter sehari
4)      Jika penyebabnya virus, diberikan aspirin / asetaminofen cairan dan istirahat baring

b.      Faringitis kronik
1)      Efineprin sulfat
2)      Fenilefrin hidroklorida
3)      Drixoral
4)      Dimentapp

I.       Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pernafasan : Faringitis
Asuhan keperawatan klien dengan gangguan faringitis secara teoritis :
1.      Pengkajian
a.       Data Dasar
1)        Identitas Pasien (nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, agama, suku bangsa, pendidikan, bahasa yang digunakan, pekerjaan, alamat, diagnosa medis, sumber biaya, dan sumber informasi).
2)        Identitas Penanggung (nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, agama, suku bangsa, pendidikan, bahasa yang digunakan, pekerjaan, alamat, dan hubungan dengan pasien)
b.      Riwayat Keperawatan, meliputi :
Riwayat Kesehatan Sekarang Mengkaji data subjektif yaitu data yang didapatkan dari klien, meliputi:
1)        Alasan masuk rumah sakit
Pasien mengatakan terasa nyeri di leher dan mengatakan sakit saat menelan
2)        Keluhan utama
a)        Pasien mengatakan nyeri dan merasa tidak nyaman pada daerah leher
b)        Pasien mengatakan mual dan muntah
c)        Pasien mengatakan sakit saat menelan
3)        Kronologis keluhan
Pasien mengeluh nyeri di leher

c.       Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Mengkaji apakah sebelumnya pasien pernah mengalami sakit yang sama atau yang berhubungan dengan penyakit yang saat ini diderita. Misalnya, sebelumnya pasien mengatakan pernah mengalami infeksi pada saluran tenggorokan dan pernah menjalani perawatan di RS.
d.      Riwayat Kesehatan Keluarga
Mengkaji apakah dalam keluarga pasien ada/tidak yang mengalami penyakit yang sama
e.       Riwayat Psikososial dan Spiritual
Mengkaji orang terdekat dengan pasien, interaksi dalam keluarga, dampak penyakit pasien terhadap keluarga, masalah yang mempengaruhi pasien, mekanisme koping terhadap stres, persepsi pasien terhadap penyakitnya, tugas perkembangan menurut usia saat ini, dan sistem nilai kepercayaan.
f.       Data Bio-Psiko-Sosial-Spiritual Dikaji 14 kebutuhan dasar manusia menurut Handerson, seperti :
1)        Bernafas
Dikaji apakah pasien mengalami gangguan pernafasan, sesak, atau batuk, serta ukur respirasi rate.
2)        Makan
Dikaji apakah klien menghabiskan porsi makan yang telah disediakan RS, apakah pasien mengalami mual atau muntah ataupun kedua-duanya.
3)        Minum
Dikaji kebiasaan minum pasien sebelum dan saat berada di RS, apakah ada perubahan (lebih banyak minum atau lebih sedikit dari biasanya)
4)        Eliminasi
Dikaji pola buang air kecil dan buang air besar. Terutama difokuskan tentang apakah pasien cenderung susah dalam buang air kecil (kaji kebiasaan dan volume urine) atau mempunyai keluhan saat BAK.
5)        Gerak aktivitas
Dikaji apakah pasien mengalami gangguan/keluhan dalam melakukan aktivitasnya saat menderita suatu penyakit (dalam hal ini adalah setelah didiagnosa mengalami Faringitis) atau saat menjalani perawatan di RS.
6)        Istirahat/tidur
Dikaji apakah pasien mengalami gangguan pola tidur akibat penyakitnya, misalnya gelisah dan tidak bisa tidur nyenyak saat merasa nyeri di leher.
7)        Pengaturan suhu tubuh
Dikaji/ukur TTV pasien untuk mengetahui keadaan umum pasien, apakah pasien mengalami demam atau tidak. Selain itu, observasi kondisi pasien mulai dari ekspresi wajah sampai kulit, apakah kulitnya hangat atau kemerahan, wajahnya pucat atau tidak.
8)        Kebersihan diri
Dikaji kebersihan pasien saat dirawat di RS, bila perlu libatkan keluarga pasien dalam melakukan perawatan diri pasien, misalnya saat mandi dan sebagainya.
9)        Rasa nyaman
Dikaji kondisi pasien yang berhubungan dengan gejala-gejala penyakitnya, misalnya pasien merasa nyeri di perut bagian bawah (dikaji dengan PQRST : faktor penyebabnya, kualitas/kuantitasnya, lokasi, lamanya dan skala nyeri).
10)    Rasa aman
Dikaji apakah pasien merasa cemas akan setiap tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya, dan apakah pasien merasa lebih aman saat ditemani keluarganya selama di RS.


11)    Sosial dan komunikasi
Dikaji bagaimana interaksi pasien terhadap keluarga, petugas RS dan lingkungan sekitar (termasuk terhadap pasien lainnya).
12)    Pengetahuan
Dikaji tingkat pengetahuan pasien tentang penyakitnya yang diderita saat ini dan terapi yang akan diberikan untuk kesembuhannya.
13)    Rekreasi
Dikaji apakah pasien memiliki hobi ataupun kegiatan lain yang ia senangi.
14)    Spiritual
Dikaji bagaimana pendapat pasien tentang penyakitnya, apakah pasien menerima penyakitnya adalah karena murni oleh penyakit medis ataupun sebaliknya.
g.      Pengkajian Fisik, meliputi :
1)        Keadaan Umum, yaitu dengan mengobservasi bentuk tubuh, warna kulit, kesadaran, dan kesan umum pasien (saat pertama kali MRS).
2)        Gejala Kardinal, yaitu dengan mengukur TTV (suhu, nadi, tekanan darah, dan respirasi).
3)        Keadaan Fisik, yaitu melakukan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi dari kepala sampai anus, tapi lebih difokuskan pada bagian leher.
4)        Pemeriksaan Penunjang, yaitu dari hasil pemeriksaan laboratorium dengan uji kultur dan uji resistensi.

2.      Diagnosa keperawatan
a.         Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi
b.        Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas
c.         Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kesulitan menelan

3.      Rencana Asuhan Keperawatan
a.         Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi
1)      Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri pasien berkurang / hilang dengan skala hasil 1 – 3
2)      Kriteria Hasil :
a)      Laporkan frekuensi nyeri
b)      Kaji frekuensi nyeri
c)      Lamanya nyeri berlangsung
d)     Ekspresi wajah terhadap nyeri
e)      Kegelisahan
f)       Perubahan TTV
3)      Intervensi :
a)         Kaji secara menyeluruh tentang nyeri termasuk lokasi, durasi, frekuensi, intensitas, dan faktor penyebab.
b)        Observasi isyarat non verbal dari ketidaknyamanan terutama jika tidak dapat berkomunikasi secara efektif.
c)         Gunakan tindakan lokal (berkumur, menghisap, kompres hangat) untuk mengurangi sakit tenggorok.
d)        Kolaborasi Berikan analgetik dengan tepat.
e)         Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama akan berakhir dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur.
f)         Ajarkan teknik non farmakologi (misalnya: relaksasi, guide, imagery, terapi musik, distraksi)
b.        Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas
1)      Tujuan :
Pola nafas efektif  ditujukkan dengan tidak ada benda asing / peradangan di saluran nafas atas


2)      Kriteria Hasil :
a)      Menunjukkan jalan napas paten dengan bunyi napas bersih
b)      Tidak ada dipsneu
c)      Tidak ada pembesaran pada peradangan
3)      Intervensi :
a)         Kaji frekuensi atau kedalaman pernapasan dan gerakan dada
b)        Auskultasi area paru, catat area penurunan udara
c)         Kaji vital sign dan status respirasi.
d)        Kolaborasi pemberian oksigen
e)         Kolaborasi pemberian antibiotik
c.         Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kesulitan menelan
1)      Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan status nutrisi pasien terpenuhi.
2)     Kriteria Hasil
a)      Mempertahankan pemasukan nutrisi
b)      Mempertahankan berat badan
c)       Melaporkan keadekuatan tingkat energi
d)      Daya tahan tubuh adekuat
3)      Intervensi :
a)      Kaji status nutrisi pasien
b)      Ketahui makanan kesukaan pasien
c)      Anjurkan pasien makan sedikit demi sedikit tapi sering
d)     Kaji membran mukosa dan turgor kulit setiap hari untuk monitor hidrasi
e)      Timbang BB pada interval yang tepat
f)       Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian diet yang sesuai

BAB III
KASUS


Pada bab ini kelompok menyajikan laporan kasus yaitu Asuhan Keperawatan pada Tn. H dengan Gangguan Sistem Pernafasan Faringitis yang dirawat di Ruang Anggrek RSUD Sehat Bersama Pontianak.

A.    Pengkajian
  1. Identitas Klien.
N a m a                                    : Tn. H.
U m u r                                    : 40 Tahun.
A g a m a                                 : Islam.
Bangsa/Suku                           : Indonesia/Melayu.
Pendidikan                              : Tamatan SMA.
Pekerjaan                                 : Swasta ( pedagang )
Status Perkawinan                   : Sudah Menikah
A l a m a t                                : Jalan batu sehat, gg bersama
R u a n g                                  : Anggrek
N0. RM                                   : 529867.
Tanggal Masuk                        : 11 – 11 – 2011.
Tanggal Pengkajian                 : 1211 2011
Dx. Medis                               : Faringitis.
Penanggung Jawab                  : Istri Tn. H


18
 
 

  1. Riwayat Kesehatan Klien.
a.       Kesehatan Masa Lalu.
              Klien biasanya hanya demam, batuk, dan pilek dan sembuh setelah minum obat dari warung dan puskesmas.
b.      Riwayat Kesehatan Sekarang.
1)         Keluhan utama/alasan masuk rumah sakit.
Pada tanggal 11 November 2011 klien datang ke RS dengan keluhan demam tinggi, sakit kepala, sakit pada tenggorok selama 2 hari, dan batuk.
2)        Keluhan waktu di data.
Pada saat dikaji data yang didapatkan adalah :
Klien sakit kepala, batuk, demam tinggi, mialgia , sakit / nyeri di bagian tenggorokan dan sulit untuk menelan. Terlihat klien meringis kesakitan, lemah, dan terbaring bedrest dan juga terdapat radang pada tenggorok klien.
P : Pada saat  menelan
Q : Ditusuk – tusuk
R : Tenggorok
S : 4-6
T : Intermitten
Hasil pemeriksaan saat auskultasi menunjukkan Ronchi -/- dan TTV :
TD : 120 / 90               RR : 28x / m
S : 380C                       N : 90x / m

  1. Riwayat Kesehatan Keluarga
Menurut istri klien didalam keluarganya tidak terdapat keluarga yang menderita penyakit keturunan seperti Diabetes Melitus, Hipertensi dan Jantung.
  1. Struktur Keluarga / Genogram





Oval: x



 

 
         








 









Keterangan :
: Laki – Laki
                        : Perempuan                        
                        : Klien
         X            : Meninggal
     --------   : Tinggal Serumah



  1. Data Biologis
a.    Pola Nutrisi
Sebelum sakit         : Klien makan 3-4 kali /hari dengan menu bervariasi  nasi, lauk dan sayur. Klien tidak mempunyai pantangan dalam makanan.
Saat sakit               : Klien makan 3 kali/hari dengan menu bubur  yang disediakan di rumah sakit. Klien dapat menghabiskan makanan sesuai dengan porsi yang diberikan RS.
b.    Pola minum/cairan
Sebelum sakit      : Klien minum ± 1500 – 2000 cc/hari dengan  
                        jenis air putih
Saat sakit               : Klien minum ± 500 – 1000 cc/hari dengan jenis air putih
c.       Pola Eliminasi.
Sebelum sakit        : Klien BAB 1- 2  kali/hari dengan konsistensi lunak, berwarna kuning kecoklatan dan berbau khas tanpa tanpa ada keluhan
Klien BAK 6 – 7 kali/hari warna urine kuning jernih, tidak ada keluhan
Saat sakit            : Klien sudah 3 hari tidak BAB
Klien BAK 4 – 5 kali / hari dengan warna urine kuning jernih, saat dikaji sebanyak 300cc
d.      Pola istirahat tidur
Sebelum sakit     : Klien tidur ± 7 – 8 jam /hari dengan menggunakan     bantal dan penerangan yang cukup. Klien kadang – kadang tidur siang
 Saat sakit           : Klien bisa tidur ±  5 – 6 jam /hari. Jika dibantu      dengan obat-obatan.
e.       Pola kebersihan
Sebelum sakit    : Klien mandi 2 kali/hari dengan menggunakan sabun, gosok gigi dan mencuci rambut setiap kali mandi, potong kuku jika tampak panjang.
Saat sakit           : Klien mandi 1 kali/hari dengan diseka istrinya, klien selama di RS jarang menggosok gigi, cuci rambut 3 hari sekali, dan potong kuku jika panjang.
f.        Pola aktivitas
Sebelum sakit   :  Klien dapat beraktivitas secara mandiri.
Saat sakit   : Klien berbaring ditempat tidur, bedrest, semua      kebutuhan klien dibantu oleh keluarga dan perawat
6.  Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum              : Lemah.
b. Tingkat kesadaran         : Compos mentis. GCS= E: 4. M: 6.V:   
c.  TTV                            : TD : 120/90mmHg     Nadi :90 x/menit
Suhu : 38 °C                RR :28 x/menit.


d.  Kepala, Leher dan Axilla.
Kepala       : Pada saat di Inspeksi rambut berwarna hitam, distribusi
                     merata, tidak tampak lesi, saat di palpasi tidak terdapat
                    benjolan
Leher         : Pada saat di inspeksi tidak tampak pembesaran vena
                   jugularis dan pembengkakkan kelenjar tiroid, tidak terdapat lesi. Pada saat dipalpasi tidak teraba benjolan  pada leher. Leher klien kaku, extensi abnormal
Axilla        : Pada saat di inspeksi kebersihan kurang, tidak tampak lesi
                 dan tidak tampak pembesaran kelenjar getah bening.
e.    M a t a.
Bentuk simetris, sklera tidak ikteri, konjungtiva tidak anemis, pupil isokor, lingkaran mata tampak cekung, klien tidak menggunakan alat bantu penglihatan.
f.     Telinga.
      Bentuk simetris, pendengaran baik ditandai dengan klien dapat sedikit menganggukkan kepalanya saat ditanya dan klien dapat kontak mata saat diajak berbicara, tampak sedikit serumen. Klien tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
g.    Hidung
Bentuk simetris, pernafasan melalui hidung, mukosa merah muda, penciuman tidak dapat digali karena klien mengalami Afasia.


h.    Mulut dan Faring
Bentuk bibir simetris, bibir tampak kering, gigi lengkap, mukosa lembab, terdapat peradangan di tenggorok, dan eritema faring.

i.      D a d a
1)      Rongga thorax
Bentuk simetris, pergerakan dada reguler RR: 28x/menit, tidak menggunakan alat bantu pernafasan.
2)      Paru-paru
Pada saat diauskultasi tidak terdengar bunyi ronchi, wheezing, maupun stridor.
3)      Jantung
Pada saat di auskultasi bunyi jantung terdengar jelas S1 dan S2 reguler dan tidak terdengar bunyi tambahan S3 dan S4
4)    Payudara
Bentuk simetris, tidak terdapat benjolan
j.  Abdomen :
Kuadran I          :  Bentuk simetris, tidak terdapat lesi tidak terdapat
                           pembesaran hati, terdengar bunyi dulnes.
Kuadran II        : Bentuk simetris, saat dipalpasi klien dapat merespon nyeri klien tampak meringis, saat di perkusi terdengar bunyi timpani.
Kuadran III      :  Tidak tampak lesi, tidak teraba ginjal bising usus
                           3kali/menit. Nyeri tekan saat di palpasi klien   meringis
Kuadran IV       :   Tidak tampak lesi, tidak teraba ginjal, terdapat
                             nyeri tekan

k.    Punggung :
Tidak terdapat kelainan bentuk  pada punggung klien.
l.      Genetalia dan Rektum :
Kebersihan cukup, pada rectum tidak terdapat hemoroid.
m.   Ekstremitas :
     Atas          : Bentuk simetris, klien dapat menggerakkan kedua
                      tangannya, klien tampak lemah.
Bawah     : Bentuk simetris, klien dapat menggerakkan kedua
                   kakinya,
                Kekuatan Otot        :           4        4
4          4
7.        Data Psikologis
a.         Status emosi                    
Emosi klien kurang stabil ditandai dengan klien selalu menangis bila disapa.
b.         Konsep diri                        
Klien seorang kepala keluarga yang masih diperdulikan oleh keluarganya.

c.         Gaya Komunikasi             
Klien berkomunikasi dengan bahasa melayu dan perawat mengerti.
d.        Pola Interaksi       :
Klien mangatakan pola interaksi klien pada saat sehat sangat baik, karena banyak sekali teman yang dekat dengan nya ditandai dengan banyaknya teman yang menjenguknya.
e.         Pola Koping         :
Klien mengatakan setiap ada masalah klien selalu bercerita kepada orang tuanya.
8.        Data Sosial
a.         Pendidikan dan Pekerjaan
Klien tamatan SMA dan bekerja sebagai pedagang ( swasta ).
b.         Hubungan sosial.
Hubungan sosial klien sangat baik, klien sering berinteraksi dengan warga ditempat tinggalnya.
c.         Faktor sosio kultural
Klien bersuku melayu, didalam melakukan tindakan keperawatan tidak ada yang bertentangan dengan kebudayaan klien.
d.        Gaya hidup
Klien tidak pernah merokok dan meminum alkohol.
9.         Data Spiritual
Klien beragama islam, sebelum sakit klien melakukan sholat 5 waktu. Saat sakit klien hanya dapat berdoa untuk kesembuhannya dan jarang sholat 5 waktu.
10.     Data Penunjang
     Rontgen Torax                                    Tidak tampak pembesaran jantung
      CT Scan                                              (­-) Tidak tampak kelainan.
      Rontgen Tulang Belakang                  (-) Tidak  tampak osteolitis.
      Hasil laboratorium Tanggal 11 November 2011
      Hb                                           10,8     Nilai Normal 14 – 18 g/dl.
      Leukosit                                  12.000 Nilai Normal 4500 – 11.000 g/dl.
      Trombosit               `                203      Nilai Normal 150 – 440 m/dl.

11.     Pengobatan
Oral :
a)             Penicillin (125-250 mg penisilin V tiga kali sehari selama 10 hari)
b)             Obat kumur hangat











B.       ANALISA DATA
Data Senjang
Etiologi
Masalah
DS:
- ¨klein mengatakan sakit / nyeri dibagian tenggorok sejak 2 hari¨
P : Pada saat  menelan
Q : Ditusuk – tusuk
R : Tenggorok
S : 4-6
T : Intermitten
DO :
-    Klien tampak meringis kesakitan
- Klien tampak lemah
- TTV :
TD : 120 / 90
RR : 28x / m
S : 380C
N : 90x / m

DS :
-          Klien mengatakan sering batuk
-          Klien mengatakan gatal pada tenggorokannya
DO :
-          Klien tampak batuk,
-          Tampak peradangan pada tenggorok klien
-          TTV :
TD : 120 / 90
RR : 28x / m
S : 380C
N : 90x / m





DS :
-          Klien mengatakan sulit / sakit saat menelan
DO :
-          Klien tampak meringis kesakitan saat menelan
-          Klien tampak lemah
-          Membran mukosa pucat
-          BB sebelum sakit : 65kg
-          BB saat sakit : 52 kg
-          Hb : 10,8


Inflamasi




















Obstruksi jalan nafas ( peradangan faring )














Kesulitan menelan



Nyeri akut




















Ketidakefektifan pola  nafas
















Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan











C.  RENCANA KEPERAWATAN
No
Dx
Tgl & Jam
Diagnosa Keperawatan
Tujuan & Kriteria Hasil
Intervensi
1.
11 November 2011
Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi yang ditandai dengan :
DS :
-          klein mengatakan sakit / nyeri dibagian tenggorok sejak 2 hari
P : Pada saat  menelan
Q : Ditusuk – tusuk
R : Tenggorok
S : 4-6
T : Intermitten
DO :
-    Klien tampak meringis kesakitan
- Klien tampak lemah







Nyeri teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 24 jam dengan kriteria hasil:
DS :
-          klien mengatakan sakit / nyeri dibagian tenggorok sudah berkurang
DO:
-  klien tampak tenang
- keadaan klien tampak membaik
- TTV  dalam rentang normal :
TD : 110 / 80
RR : 20x / m
S : 370C
N : 75x / m

1. Kaji secara menyeluruh tentang nyeri termasuk lokasi, durasi, frekuensi, intensitas, dan faktor penyebab.
2. Observasi isyarat non verbal dari ketidaknyamanan terutama jika tidak dapat berkomunikasi secara efektif.
3. Gunakan tindakan lokal (berkumur, menghisap, kompres hangat) untuk mengurangi sakit tenggorok.
4. Kolaborasi Berikan analgetik dengan tepat.
Text Box: 305. Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama akan berakhir dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur.
6. Ajarkan teknik non farmakologi (misalnya: relaksasi, guide, imagery, terapi musik, distraksi)

2.
11 November 2011
Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas ( peradangan faring ) yang ditandai dengan :
DS :
-          Klien mengatakan sering batuk
DO :
-          Klien tampak batuk,
-          Tampak peradangan pada tenggorok klien
-          TTV :
TD : 120 / 90
RR : 28x / m
S : 380C
N : 90x / m

Pola nafas efektif  ditujukkan dengan tidak ada benda asing / peradangan di saluran nafas atas setelah dilakukan tindakan selama 2 x 24 jam dengan kriteria hasil:
DS:
-          Klien mengatakan batuknya berkurang
-          Klien mengatakan gatal pada tenggorokannya berkurang
DO :
- Batuk klien tampak berkurang
- peradangan taampak berkurang
-          TTV dalam rentang normal :
TD : 110 / 80
RR : 20x / m
S : 370C
N : 75x / m



1. Kaji frekuensi atau kedalaman pernapasan dan gerakan dada
2. Auskultasi area paru, catat area penurunan udara
3. Bantu pasien latihan nafas dalam dan melakukan batuk efektif.
Text Box: 314. Berikan posisi semifowler dan pertahankan posisi klien
5.  Kaji vital sign dan status respirasi.
Text Box: 326. kolaborasi pemberian antibiotik
3.
11 November 2011
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kesulitan menelan yang ditandai dengan :
DS :
-          Klien mengatakan sulit / sakit saat menelan
DO :
-          Klien tampak meringis kesakitan
-          Klien tampak lemah
-          Mukosa klien pucat
-          BB sebelum sakit : 65kg
-          BB saat sakit : 52 kg
-          Hb : 11,5


Klien menelan dengan baik setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam dengan kriteria hasil:
DS :
-          dapat menelan dan tidak sakit
DO :
- Klien tampak tenang saat  menelan
- klien tampak membaik
- mukosa klien lembab dan berwarna putih kemerahan
- BB : 54 kg
- Hb : 12

1. Kaji status nutrisi pasien
2. Ketahui makanan kesukaan pasien
3. Anjurkan pasien makan sedikit demi sedikit tapi sering
4. Kaji membran mukosa dan turgor kulit setiap hari untuk monitor hidrasi
5. Timbang BB pada interval yang tepat
6. Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian diet yang sesuai


Text Box: 33


D. 
34
 
 Pelaksanaan Keperwatan ( implementasi )
Pelaksanaan keperawatan adalah tindakan keperwatan secara nyata berupa serangkaian kegiatan yang sistematis berdasarkan perencanaan untuk mencapai hasil yang optimal.
            Apabila tindakan keperawatan dilakukan bersama dengan pasien dan atau keluarga hendaknya penjelasan diberikan terlebih dahulu mencakup tindakan yang akan dilakukan dan bantuan yang diharapkan dari pasien atau keluarganya. Juga apabila tindakan keperawatan dilakukan oleh beberapa orang tenaga perawat hendaknya tindakan yang akan dilakukan didiskusikan terlebih dahulu.
Adapun pelaksanaan yang dilakukan pada pasien yang hipertensi adalah disesuaikan dengan rencana keperawatan yang telah dibuat berdasarkan prioritas yag timbul.

E.       Evaluasi Keperawatan
           Evaluasi atau penilaian pada dasarnya adalah merujuk kepada suatu  kegiatan yang dimaksudkan untuk mengambil keputusan dalam rangka memberi nilai terhadap suatu (orang, benda, fakta).
         Dalam konteks keperawatan evaluasi adalah penilaian fase proses keperawatan, mempertimbangkan efektifitas tindakan keperawatan dan menunjukan perkembangan pasien terhadap pencapaian tujuan.
             Dari masalah yang timbul pada pasien dengan faringitis, maka hasil yang diharapkan pasien akan :
a.       Mempertahankan TD dalam rentang individu yang dapat diterima.
b.      Menunjukkan penurunan dalam skala nyeri
c.       Menunjukkan bernafas dengan normal.
d.      Menunjukkan perubahan pola makan.


  

COMMENTS

Nama

BAYI,3,MAKALAH,22,Materi,4,PERAWAT,4,TUGAS,6,
ltr
item
Muammar Khadafi: ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM RESPIRASI : FARINGITIS
ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM RESPIRASI : FARINGITIS
file:///C:\Users\Mala\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif
Muammar Khadafi
http://nurseammar.blogspot.com/2017/06/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://nurseammar.blogspot.com/
http://nurseammar.blogspot.com/
http://nurseammar.blogspot.com/2017/06/v-behaviorurldefaultvmlo.html
true
2977093964499099298
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy