konsep Asuhan Keperawatan

    Pengertian       Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada prakrik keperawatan yang langsung diberikan kepad...


    Pengertian

      Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada prakrik keperawatan yang langsung diberikan kepada klien/pasien pada berbagai tatanan layanan kesehatan. Asuhan keperawatan dilaksanakan dengan mengunakan metode proses keperawatan, berpedoman pada standar keperawatan, dilandasi etik dan etika keperawatan dalam lingkup wewenang serta tanggung jawabnya (Kusnanto, 2004).

Menurut Yura dan Wals (1983), asuhan keperawatan adalah suatu metode yang sistematis dan ilmiah yang digunakan perawat dalam mencapai atau mempertahankan keadaan bio-psiko-sosio-spiritual yang optimal melalui tahap pengkajian, identifikasi diagnosis keperawatan, penuntunan rencana keperawatan, implementasi tindakan keperawatan, serta evaluasi.

Menurut Carol V.A, dalam buku Asmadi (2008), asuhan keperawatan adalah suatu metode yang sistematis untuk mengkaji respons manusia terhadap masalah kesehatan dan membuat rencana keperawatan yang bertujuan mengatasi masalah tersebut. Proses keperawatan mendokumentasikan kontribusi perawat dalam mengurangi atau mengatasi masalah kesehatan klien.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa asuhan keperawatan merupakan serangkaian proses yang sistematis mulai dari tahap pengkajian sampai dengan evaluasi yang bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada pasien dalam usaha memperbaiki ataupun memelihara derajat kesehatan pasien yang didasari pada teori keperawatan.

    Tujuan Asuhan Keperawatan

Proses keperawatan merupakan suatu upaya pemecahan masalah yang tujuan utamanya adalah membantu perawat menangani klien secara komprehensif dengan dilandasi alas an ilmiah, keterampilan teknis, dan keterampilan interpersonal. Penerapan proses keperawatan ini tidak hanya ditujukan untuk kepentingan klien semata, tetapi jua profesi keperawatan itu sendiri. Tujuan penerapan proses keperawatan bagi klien, antara lain:

    Mempertahankan kesehatan klien.
    Mencegah sakit yang lebih parah/penyebaran penyakit/komplikasi akibat penyakit.
    Mengembalikan fungsi maksimal tubuh.
    Membantu klien terminal untuk meninggal dengan tenang.

Tujuan penerapan proses keperawatan bagi profesionalitas keperawatan, antara lain:

    Mempraktikan metode pemecahan masalah dalam praktik keperawatan.
    Menggunakan standar praktik keperawatan.
    Memperoleh metode yang baku, rasional, dan sistematis.
    Memperoleh hasil asuhan keperawatan dengan efektifitas yang tinggi (Asmadi,2008).
        Manfaat Asuhan Keperawatan

Proses keperawatan sangat relevan dengan upaya dan arah perkembangan profesionalisme keperawatan saat ini. Penerapan proses keperawatan dalam member asuahn keperawatan kepada klien memberi beberapa manfaat :

    Meningkatkan mutu layanan keperawatan. Proses keperawatan merupakan metode sistematis yang menjadi panduan bagi perawat dalam memberi asuhan keperawatan.
    Meningkatkan citra profesi keperawatan. Melalui penerapan proses keperawatan, mutu layanan keperawatan dapat ditingkatkan. Ini merupakan salah satu upaya promosi yang paling efektif, tepat, dan langsung mengubah persepsi masyarakat dan profesi lain tentang profesi keperawatan.
    Menggambarkan otonomi dan tanggung jawab perawat. Proses keperawatan memberi arah bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan, mulai dari pengkajian sampai evaluasi.
    Mengembangkan keterampilan teknis dan intelektual perawat. Dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien, perawat sebaiknya tidak terjebak pada kegiatan yang sifatnya rutinitas. Dikhawatirkan , ini akan menghambat perkembangan kemempuan intelektual dan teknis perawat bekerja ibarat robot.
    Meningkatkan rasa solidaritas dan rasa kesatuan perawat. Proses keperawatan dilakukan secara berkesinambungan dan komprehensif. Proses keperawatan dapat berfungsi sebagai media komunikasi antar perawat sehingga akan tercipta rasa kebersamaan.
    Menghasilkan praktik keperawatan yang profesional. Penerapan proses keperawatan didasarkan pada metode ilmiah, bukan pada institusi semata. Penerapan proses keperawatan menunjukkan ciri-ciri profesionalisme, diantaranya mengutamakan kepentingan klien (klien oriented), menggunakan pengetahuan ilmiah, serta menunjukkan tanggung jawab dan tanggung gugat dalam melaksanakan praktik keperawatan (Asmadi, 2008).
        Tahap-Tahap Asuhan keperawatan

Sebaggai sebuah metode ilmiah, proses keperawatan harus mencakup tahap-tahap tertentu. Ada lima tahap dimana tahap-tahap tersebut tidak dapat dipisahkan dan saling berhubungan. Tahap-tahap ini secara bersama-sama membentuk lingkaran pemikiran dan tindakan yang kontinu, yang mengulangi kembali kontak dengan pasien. Berikut ini akan dijelaskan mengenai tahap-tahap dalam proses keperawatan.

    Pengkajian

Tahap pengkajian dari proses keperawatan merupakan proses dinamis yang terorganisasi dan meliputi tiga aktifitas dasar yaitu : pertama, mengumpulkan data secara sistematis; kedua, memilah dan mengatur data yang dikumpulkan; dan ketiga, mendokumentasikan data dalam format yang dapat dibuka kembali.

Pengumpulan dan pengorganisasian data harus menggambarkan dua hal sebagai berikut: pertama, status kesehatan pasien; kedua, kekuatan pasien dan masalah yang dialami (aktual, resiko, atau potensial).

Data dapat diperoleh dari riwayat keperawatan, keluhan utama pasien, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang atau test diagnostis. Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan dari kepala sampai ke kaki (head to toe) melalui teknik inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Pemeriksaan penunjang misalnya hasil pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi, dan pemeriksaan biopsi.

Dalam melakukan pengkajian diperlukan keahlian (skill) seperti wawancara, pemeriksaan fisik, dan observasi. Hasil pengumpulan data kemudian diklasifikasikan dalam data subjektif dan objektif. Data subjektif merupakan ungkapan atau persepsi yang dikemukakan oleh pasien. Data objektif merupakan data yang didapat dari hasil observasi, pengukuran, dan pemeriksaan fisik. Ada beberapa cara pengelompokan data yaitu sebagai berikut :

    Berdasarkan sistem tubuh.
    Berdasarkan kebutuhan dasar.
    Berdasarkan teori keperawatan.
    Berdasarkan pola kesehatan fungsional.

Pengelompokan data berdasarkan teori keperawatan sangat membantu dalam proses identifikasi diagnosa keperawatan. Sedangkan pengelompokan data berdasarkan sistem tubuh juga sangat berguna untuk memberikan masukan kepada dokter.

    Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas mengenai status kesehatan atau masalah aktual atau resiko dalam rangka mengidentifikasi dan menentukan intervensi keperawatan untuk mengurangi, menhilangkan atau mencegah masalah keperawatan klien yang ada pada tanggung jawabnya.

Pada tahun 11973, NANDA telah menerbitkan daftar diagnosa keperawatan yang pertama. Kemudian setiap dua tahun sekali dilakukan pengembangan atau revisi. Tujuan penggunaan diagnosa adalah sebagai berikut.

    Memberikan bahasa yang umum bagi perawat sehingga dapat terbentuk jalinan informasi dalam persamaan persepsi.
    Meningkatkan identifikasi tujuan yang tepat sehingga pemilihan intervensi lebiha kurat dan menjadi pedoman dalam melakukan intervensi.
    Menciptakan standar praktik keperawatan.
    Memberikan dasar peningkatan kualitas pelayanan keperawatan.

Dalam merumuskan diagnose keperawatan, ada tiga komponen yang perlu dicantumkan, yaitu problem (P), etiologi (E), dan symptom (S). Dilihat dari status kesehatan klien, diagnosa dapat dibedakan menjadi aktual, potensial, resiko, dan kemungkinan.

    Aktual, diagnosa keperawatan yang menggambarkan penilaian klinik yang harus divalidasi perawat karena adanya batasan karakteristik mayot.
    Potensial, diagnosa keperawatan yang menggambarkan kondisi klien ke arah yang lebih positif (kekuatan pasien).
    Resiko, diagnosa keperawatan yang menggambarkan kondisi klinis individu lebih rentan mengalami masalah.
    Kemungkinan, diagnosa keperawatan yang menggambarkan kondisi klinis individu yang memerlukan data tambahan sebagai faktor pendukung yang lebih akurat.

    Perencanaan

Pada tahap perencanaan ada 4 hal yang harus diperhatikan.

    Menentukan prioritas masalah. Berbagai cara dalam menentukan masalah diantaranya sebagai berikut
    Berdasarkan Hierarki Maslow, yaitu fisiologis, keamanan/keselamatan, mencintai dan memiliki, harga diri, dan aktualisasi diri.
    Berdasarkan Driffith-Kenney Christensen dengan urutan: ancaman kehidupan dan kesehatan, sumber daya dan dana yang tersedia, peran serta klien, prinsip ilmiah dan praktik keperawatan.
    Menentukan tujuan

Dalam menentukan tujuan, digambarkan kondisi yang diharapkan disertai jangka waktu.

    Menentukan kriteria hasil

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan kriteria hasil adalah bersifat spesifik, realistik, dapat diukur, mempertimbangkan keadaan dan keinginan pasien.

    Merumuskan intervensi dan aktivitas perawatan

Salah satu rumusan intervensi yang sedang dikembangkan adalah penggunaan Nurssing Interventions Classification (NIC) dan Nursing Outcome Classification (NOC). Intervensi keperawatan dalam NIC dikelompokan dalam taksonomi yang meliputi tiga level, yaitu: level 1 tentang dominan, level 2 tentang kelas, dan level 3 tentang aktivitas tindakan keperawatan.

    Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana perawatan. Tindakan perawatan mencakup tindakan mandiri (independen) dan tindakan kolaborasi. Tindakan mandiri (independen) adalah aktivitas perawat yang didasarkan pada kesimpulan atau keputusan dan bukan merupakan petunjuk atau perintah dari petugas kesehatan lain. Tindakan kolaborasi adalah tindakan yang didasarkan hasil keputusan bersama, seperti dokter dan petugas kesehatan lain.

Agar lebih jelas dan akurat dalam melakukan implementasi, diperlukan perencanaan keperawatan yang spesifik dan operasional. Bentuk implementasi keperawatan adalah sebagai berikut.

    Bentuk perawatan; pengkajian utnuk mengidentifikasi masalah baru atau mempertahankan maslah yang ada.
    Pengajaran/pendidikan kesehatan pada pasien untuk membantu menambah pengetahuan tentang kesehatan.
    Konseling pasien untuk memutuskan kesehatan pasien.
    Konsultasi atau berdiskusi dengan tenaga kesehatan profesional lainnya sebagai bentuk perawatan holistik.
    Konsultasi pelaksanaan secara spesifik atau tindakan untuk memecahkan masalah kesehatan.
    Membantu pasien dalam melakukan aktivitas sendiri.

    Evaluasi

Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dari hasilnya. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejau mana tujuan perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan keperaawatan yang diberikan. Langkah-langkah evaluasi adalah sebagai beikut.

    Daftar tujuan-tujuan pasien.
    Lakukan pengkajian apakah pasien dapat melakukan sesuatu.

    Bandingkan antara tujuan dengan kemampuan pasien.

    Diskusikan dengan pasien apakah tujuan dapat tercapai atau tidak.

Jika tujuan tidak tercapai, maka perlu dikaji ulang letak kesalahannya, dicari jalan keluarnya, kemudian catat apa yang ditemukan, serta apakah perlu dilakukan perubahan intervensi (Tarwono, 2010).

    Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pernyataan tentang kejadian atau aktivitas yang otentik dengan membuat catatan tertulis. Dokumentasi keperawatan berisi hasil aktivitas keperawatan yang dilakukan perawat terhadap klien, mulai dari pengkajian hingga evaluasi.

Dokumentasi keperawatan merupakan sarana komunikasi dari suatu profesi ke profesi lain terkait status klien. Sebagai alat komunikasi, tulisan dalam dokumentasi keperawatan harus jelas terbaca, tidak boleh memakai istilah atau singkatan-singkatan yang tidak lazim, juga berisi uraian yang jelas, dan sistematis.

Dokumentasi keperawatan sewaktu-waktu dapat dijadikan barang bukti di pengadilan jika terjadi gugatan yang dilakukan oleh klien maupun keluarganya. Oleh karena itu, catatan yang terdapat dalam dokumentasi keperawatan harus jelas, lengkap, objektif, waktu harus ditulis dengan jelas (hari, tanggal, bulan, tahun, jam), ditandatangani oleh petugas kesehatan yang melakukan interaksi terapeutik dengan klien (dokter, perawat, atau petugas lainnya), serta hindari penulisan yang menimbulkan interpretasi yang salah (Asmadi, 2008).

COMMENTS

Nama

BAYI,3,MAKALAH,22,Materi,4,PERAWAT,4,TUGAS,6,
ltr
item
Muammar Khadafi: konsep Asuhan Keperawatan
konsep Asuhan Keperawatan
Muammar Khadafi
http://nurseammar.blogspot.com/2017/09/konsep-asuhan-keperawatan.html
http://nurseammar.blogspot.com/
http://nurseammar.blogspot.com/
http://nurseammar.blogspot.com/2017/09/konsep-asuhan-keperawatan.html
true
2977093964499099298
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy