Karsinoma lidah adalah suatu tumor yang terjadi didasar mulut, kadang-kadang meluas kearah lidah dan menyebabkan gangguan mobilitas.Telah ...
Karsinoma lidah
adalah suatu tumor yang terjadi didasar mulut, kadang-kadang meluas kearah
lidah dan menyebabkan gangguan mobilitas.Telah banyak orang menderita penyakit
perikarditis ini. Menurut 3,7% warga dunia telah menderita penyakit
perikarditis, sekitar 0,5% penderitanya sudah meninggal. Sedangkan dindonesia
sendiri, diperkirakan sekitar 2,8% warga indonesia telah menderita penyakit Ca
lidah ini, diperkirakan 1,2% penderitanya sudah meninggal.
Penyakit Ca lidah ini penyebabnya bisa disebabkan
oleh beberapa faktor seperti faktor luar, heriditer maupun non heriditer.Faktor
luar meliputi rokok, alcohol, infeksi kronis dan trauma krinis.Faktor non
heriditer meliputi Faktor fisik seperti sinar ultraviolet, Faktor biologis
seperti virus (papiloma yang ditularkan melalui hubungan suami istri,
hepatitis) parasit, dan bakteri.Pada orang yang menderita penyakit Ca lidah
dapat disembuhkan apabila peradangannya belum meluas.Crania adalah dapat kita
lakukan dengan memberikan terapi seperti radioterapi.Selain itu, kita juga
dapat memberikan obat yang berguna untuk mengurangi peradangan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
definisi penyakit dari Ca lidah ?
2. Apa
sajakah penyebab dari penyakit Ca lidah ?
3. Sebutkan
gejala dari penyakit Ca lidah !
4. Jelaskan
patofisiologi dari penyakit Ca lidah !
5. Jelaskan
asuhan keperawatan dari Ca lidah !
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa
mampu menjelaskan tentang definisi penyakit Ca lidah.
2. Mahasiswa
mampu menjelaskan etiologi penyakit Ca lidah.
3. Mahasiswa
mampu menjelaskan manifestasi klinis penyakit Ca lidah.
4. Mahasiswa
mampu menjelaskan tentang pathofisiologi penyakit Ca lidah.
5. Mahasiswa
mampu menentukan asuhan keperawatan tentang penyakit Ca lidah.
BAB
II
Klien
dengan Ca lidah
2.1 Definisi
Karsinoma lidah
adalah suatu tumor yang terjadi didasar mulut, kadang-kadang meluas kearah
lidah dan menyebabkan gangguan mobilitas lidah (Van de Velde, 1999).
Kanker lidah adalah
suatu neoplasma malignat yang timbul dari jaringan epitel mukosa lidah dengan
selnya berbentuk squamous cell carcinoma (cell epitel gepeng berlapis) dan
terjadi akibat ransangan menahun, juga beberapa penyakit-penyakit tertentu
(premalignant) seperti syphilis dan plumer vision syndrome, leukoplasia,
reytoplasia.Kanker ganas ini dapat menginfiltrasi ke daerah sekitarnya, di
samping itu dapat melakukan metastase secara limfogen dan hematogen.
Kanker lidah yaitu adanya daging atau benjolan yang tumbuh
menempel pada lidah. Untuk jenis inipun memiliki ragan jenis antara lain
benjolan yang tumbuh di lidah bagian atas dimana makin lama makin membesar,
sehingga sulit untuk mencerna makanan.
Kanker lidah yang sering terjadi adalah tipe karsinoma sel
skuamosa, sedangkan untuk jenis yang lainnya jarang terjadi. Kanker lidah
meningkat sejalan dengan peningkatan usia. Umumnya hal ini terjadi pada usia
sekitar 60 tahun, tetapi hal ini telah terjadi pergesaran usia lebih
muda. Selain itu kanker lidah ternyata juga dipicu oleh pemakaian gigi
palsu yang tidak sesuai, kebersihan mulut yang buruk, radang kronis dan genetikpun
juga ternyata menjadi penyebabknya.
2.2 Etiologi
Kanker ini memiliki penyebab yang multifaktorial dan
suatu proses yang terdiri dari beberapa langkah yang melibatkan inisiasi,
promosi dan perkembangan tumor. Secara garis besar, etiologi kanker lidah:
1. Faktor lokal, meliputi kebersihan rongga mulut yang
jelek, iritasi kronis dari restorasi, gigi-gigi karies atau akar gigi, gigi
palsu
2. Faktor luar, karsinogen kimia berupa rokok dan cara
penggunaannya, tembakau, agen fisik, radiasi ionisasi, virus, sinar matahari.
3. Faktor lain, meliputi usia, jenis kelamin, nutrisi
imunologi dan genetik.
2.3 Manifestasi Klinis
1) Tanda
awal umumnya berupa ulkus tanpa nyeri yang tidak sembuh-sembuh. Kemudian
membesar dan menekan atau menginfiltrsi jaringan sekitar yang megakibatkan nyeri
lokal, otalgia ipsilateral dan nyeri mandibula (Suyatno, 2010).
2) Infiltrasi
ke otot-otot ini mengakibatkan gerakan lidah terbatas sehingga proses menelan
bolus makanan dan bicara terganggu. Kanker ini dapat menginfiltrasi jaringan
sekitarnya seperti dasar mulut (floor of mouth, FOM), dasar lidah dan tonsil
(Suyatno, 2010. Bedah Onkologi Diagnostik dan Terapi. Jakarta: Sagung Seto).
3) Sejalan
dengan kemajuan kanker pasien dapat mengeluhkan nyeri tekan, kesulitan
mengunyah, menelan, dan berbicara, batuk dengan sputum bersemu darah atau
terjadi pembesaran nodus limfe servikal. (Baughman Diane C, 2000)
GEJALA DINI KANKER LIDAH
Sebagian besar
dari kanker lidah, terjadi di bagian mukosa. Gejala dini kanker lidah adalah
ketidaknyamanan dilidah, nyeri, adanya lesi di lidah dengan ukuran 1-2cm.
Gejala kanker lidah dibagi 3, yaitu, sariawan, eksogen dan infiltrasi. Gejala
eksogen adalah seperti bisul berbentuk seperti kembang kol, disertai nyeri, dan
nyeri di daerah telinga dan temporal.Lesi juga berkomplikasi bila terinfeksi;
mungkin pendarahan, berbau busuk, keterbatasan penggunaan fungsi lidah,
kesulitan makan, kesulitan berbicara, airliur sulit di kontrol.
GEJALA KANKER LIDAH LANJUT
Pada stadium
ini, kankernya sudah berkembang melampaui bagian tengah lidah, dan sudah
terjadinya penyebaran ke kelenjar getah bening.Biasanya rute penyebarannya
adalah ke kelenjar getah bening servikal, yang lalu diikuti ke kelenjar getah
bening submental dan sekelompok getah bening dalam lainnya.Tingkat
penyebarannya cukup cepat, jadi sebaiknya segera menjalani pengobatan sebelum
parah. Ahli
di Modern Cancer Hospital Guangzhou mengatakan, bila sudah merasa ada gejala,
segera periksakan diri ke dokter supaya tidak menunda pengobatan.
2.4 Patofisiologi
Kejadian kanker
lidah disebabkan oleh banyak faktor yang dikelompokkan menjadibeberapa
faktor.Yaitu, Faktor luar, dalam dan
faktor lainya. Faktor-faktor tersebut akan memicu
suatu rangsang karsinogen yang mengenai sel squamous carcinoma pada mukosa
mulut yang tidak mempunyai keratin sebagai pelindung. Dimukosa mulut tersebut,
zat-zat karsinogen tertampung dan berproliferasi secara tidak terkontrol.
Kanker lidah yang mengenai radix linguae biasanya asimptomatis hingga proses
penyakit berlanjut hingga timbul nyeri menelan dan pergerakan lidah yang
terbatas. Kanker pada posterior lidah (radix linguae) dominan bermetastase
kecolli/leher.Ketika kanker mengenai corpus linguae tanda yang paling sering
terlihat adalah putih-putih pada lidah yang tidak bisa dihilangkan.Kemudian
bisa terbentuk ulkus yangmudah berdarah.Kanker pada anterior (corpus linguae)
dominan metastase pada kelenjar limfe submental dan
submandibular.Penatalaksanaan kanker lidah meliputi operasi glosektomi dan diseksi
leher yang dilanjutkan dengan kemoterapi.
2.5 Pemeriksaan
diagnostik
a. Ultrasound yaitu dipakai untuk menilai massa sepervisial.
b.
Scan CT dan
Magnetic Resonance Imaging (MRI) yaitu digunakan untuk lesi lebih dalam dan
menilai struktur lebih dalam pada tumor dan menunjukkan apakah terdapat
metastase atau tidak (Charlene J. Reeves,
2001, hal: 133)
c.
Penggunaan lingkup (tabung
serat optik yang tipis dengan kamera keci)l digunakan untuk memeriksa pangkal
lidah.
d.
Lidah biopsi (pengangkatan
sampel jaringan lidah) digunakan untuk menguji sel-sel kanker.
e.
X-Ray dada dipakai
untuk menentukan apakah kanker telah menyebar ke paru-paru.
2.6 Komplikasi
1.
Komplikasi akut
yang dapat terjadi :
a)
Muskositis oral
Merupakan inflamasi pada mukosa
mulut berupa eritema dan adanya ulser.
b)
Kandidiasis oral
Disebabkan oleh jamur candida
albicansdan ditemukan pada pasien yang menerima radioterapi
c)
Dysgeusia
Merupakan respon awal hilangnya
rasa pengecapan, dimana salah satunya dapat disebabkan oleh terapi radiasi.
d)
Xerostomia atau
mulut kering
Ditemukan pada pasien yang
menerima radio terapi tergantung pada dosis yang diterima kelenjar salifa dan
volume jaringan kelenjar yang menerima radiasi.
2.
Komplikasi kronis yang dapat terjadi:
a)
karies gigi atau
radiasi
disebabkan paparan radiasi
dimana mempunyai onset dan progresi yang cepat sampai mengalami kerusakan yang
lengkap pada semua gigi.
b)
Osteordionekrosis
atau ORN
Merupakan nekroseiskemik tulang
yang disebabkan oleh radiasi yang menyebabkan rasa sakit karna kehilangan
banyak struktur tulang.
c)
nekrose pada
jaringan lunak
merupaka ulser yang terdapat
pada jaringan yang teradiasi, tanpa adanya proses keganasan. Timbulnya nekrose
pada jaringan lunak ini berhubungan dengan dosis, waktu, dan volume kelenjar
yang teradiasi.
2.7 Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan
bervariasi dengan sifat dari lesi, cara yang dipilih dokter, dan pilihan pasien:
1.
Lesi kecil (T1, T2) terapi utama
adalah pembedahan dan radioterapi.
Radioterapi
mungkin dapat memberiikan hasil kuratif pada lesi T1 dan T2 dengan preservasi
struktur anatomi dan fungsi yang normal. Namun radioterapi sering menimbulkan
kompllikasi berupa edema lidah yang memerlukan trakeostomi, xerostomia,
disgeusia dan osteoradionekrosis, hal ini mengakibatkan tindakan kurang
diminati (Suyatno, 2010).
2.
Terapi pembedahan pada kanker lidah
adalah eksisi luas dengan batas sayatan bebas tumor (konfirmasi potong beku).
Tindakan ini
memerlukan partial glosectomy dan umumnya pasca operasi fungsi baik. Lokal
kontrol untuk 5 tahun pada T1 adalah 85% dan T2 adalah 80%. Pada T3 dan T4 terapi utama adalah pembedahan. Hasil
kuratif hanya bisa dicapai dangan reseksi en bloc yang komplet daris emua tumor
dan jaringan sekitar dengan sayatan secara mikroskopis bebas tumor. RND (Radical Neck Dissection) harus dilakukan pada klinis N
positif, RND adalah pengangkatan kelenjar getah bening leher level I sampai V,
musculus sternokleidomastoid, vena jugularis interna, dan nervus assesoris (en
bloc). Batas diseksi, superior adalah musculus trapezius, anterior adalah tepi
lateral musculus sternohiod dan batas bagian dalam adalah fasia servikal yang
menutupi musculus levator scapulae dan scalenus. SND (selective neck dissection) level 1-3 dilakukan pada N0 SND harus
dilakukan oleh tingginya insiden occult metastasis kelenjar getah bening leher.
SND adalah pengangkatan kelenjar getah bening pada level tertentu yang
mempunyai risiko tinggi metastasis dengan mempertahankan nervus assesorius,
vena jugularis interna dan musculus sternokleidomastoid. Pembedahan
memberikan kuratifitas yang lebih baik dibandigkan radioterapi dan memungkinkan
untuk evaluasi patologi dari faktor prognositik. Terkadang dibutuhkan
rekonstruksi langsung (myocutaneous flap atau vacular free flap) untuk
mempertahankan fungsi dan kosmetik (Suyatno,
2010).
Reseksi
pembedahan pada kanker mulut mencakup mandibulectomi parsial, hemiglossectomi
atau total glossectomi, dan resection bagian dasar mulut dengan buccal mukosa.
Prosedur pembedahan mencakup pembedahan leher dengan pengangkatan otot leher
lain, vena jugularis interna, kelenjar gondok, kelenjar submandibular, dan
saraf spinal tambahan. Penanganan pasien yang menderita kanker mulut dikelola
oleh seluruh tim kesehatan. Rujukan pada terapi bicara, terapi pekerjaan,
psikolog, dan ahli diet sangat penting karena berhubungan dengan masalah yang
mungkin muncul berikut ini yaitu komunikasi verbal, mengunyah, dan menelan yang
membawa perubahan tampilan diri serta harga diri. (Charlene J. Reeves, 2001).
3. Kemoterapi
Pemberian kemoterapi pada kanker nasofaring diindikasikan pada kasus
penyebaran ke kelenjar getah bening leher, metastasis jauh dan kasus-kasus
residif. Kemoterapi dapat diberikan sebelum (neoadjuvan), selama (concurrent)
atau setelah (adjuvan) pemberian kemoterapi. Regimen keomterapi aktif antara
lain: cisplatin, 5-fluorouracil (5-FU), doxorubicin, epirubicin, bleomycin,
mitoxantron, methotrexate dan alkaloid vinca.
Dasar pemberian kemoterapi neoadjuvan/ induksi kemoterapi dengan
radioterapi ada 2. Pertama: reduksi sitotoksik tumor primer dan kelenjar dapat
meningkatkan kontrol lokoregional. Kedua: eradikasi mirometastase sistemik pada
stadium dini dapat mengurangi relaps metastasis jauh. Pemberian kemoterapi saat
siklus radioterapi (concominant) menawarkan potensi sensitivitas tumor terhadap
radiasi dan juga kemungkinan eradikasi mikrometastase. Akan tetapi juga
menawarkan peningkatan resiko toksisitas. Tujuan kemoterapi adjuvan yang
diberikan setelah radioterapi adalah untuk mengurangi tingginya tingkat
kegagalan terhadap metastase jauh.
Sampai sekarang regimen dengan dasar platinum merupakan standart
kemoterapi pada pasien kanker nasofaring dengan metastase, terapi lini pertama
yang paling banyak digunakan adalah kombinasi cisplatin dan 5-FU, yang mencapai
rasio respon 66%-76%. Kombinasi platinum dengan bahan baru seperti gemcitabine
atau paclitaxel telah menunjuukan respon yang baik. Adapun efek samping dari
kemoterapi antara lain : efek toksix pada sumsum tulang dan dapat mengakibatkan
neutropenia, trombositopenia, anemia, infeksi telinga tengah, sinusitis,
faringitis, diare, perdarahan ulkus gastrointestinal(melena, hematemesis),
stomatitis, mual muntah, alopesia, sterilitas(kemandulan sementara atau
permanen).
2.8 Asuhan Keperawatan
2.8.1 Pengkajian
A.
Aktivitas
Kelemahan atau keletihan, perubahan
pada pola istirahat; adanya factor-faktor yang mempengaruhi tidur seperti
nyeri, ansietas.
B.
Eliminasi
Perubahan
pola defekasi konstipasi atau diare, perubahan eliminasi urin, perubahan bising
usus, distensi abdomen.
C.
Makanan / cairan
Kebiasaan
diri buruk (rendah serat, aditif, bahan pengawet), anoreksia, mual-muntah,
mulut rasa kering, intoleransi makanan, perubahan berat badan, perubahan
kelembapan turgor kulit.
D.
Neurosensori
Sakit
kepala, tinitus, tuli, juling.
E.
Nyeri / kenyamanan
Rasa
tidak nyaman di telinga sampai rasa nyeri telinga (otalgia), rasa kaku di
daerah leher karena fibrosis jaringan akibat penyinaran.
F.
Pernapasan
Merokok
(tembakau, hidup dengan seseorang yang merokok).
G.
Keamanan
Pemajanan
pada kimia toksik, karsinogen, pemajanan matahari lama berlebihan, demam, ruam
kulit.
H.
Seksualitas
Masalah seksual misalnya dampak hubungan, perubahan pada
tingkat kepuasan.
I.
Interaksi Sosial
Ketidakadekuatan
atau kelemahan system pendukung.
2.8.2 Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri (akut) b.dulkus pada
lidah akibat kanker.
2) Kerusakan
komunikasi verbal b.d penurunan neurologi dan kemampuan menelan.
3) Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d kesukaran menelan.
No
|
Diagnosa
Keperawatan
|
Tujuan/Kriteria
Hasil
|
Intervensi
|
Rasional
|
1
|
Nyeri (akut) b.dulkus pada lidah akibat kanker.
|
Tujuan :
Rasa nyeri teratasi atau
terkontrol
K.H:
·
Mendemonstrasikan
penggunaan ketrampilan relaksasi nyeri
·
Melaporkan
penghilangan nyeri maksimal/kontrol.
|
Berikan tindakan kenyamanan
(misal: gosok punggung) dan kativitas hiburan (misal: musik, televisi).
Dorong penggunaan keterampilan
manajemen nyeri (misal: teknik relaksasi, visualisasi
Kolaborasi dengan dokter dalam
terapi analgesik (morfin, metadon)
|
Meningkatkan relaksasi dan
membantu menfokuskan kembali perhatian.
Memungkinkan pasien untuk
berpartisipasi secara aktif dan meningkatkan rasa kontrol.
Nyeri adalah komplikasi sering
dari kanker, meskipun respon individu berbeda.
|
2
|
Kerusakan
komunikasi verbal b.d penurunan neurologi dan kemampuan menelan.
|
Tujuan
:
Tidak
terjadi kerusakan komunikasi verbal.
K.H :
·
Komunikasi lancar.
|
Kaji
kemampuan komunikasi klien.
Sediakan alat komunikasi yang lain seperti papan tulis atau buku jika klien. Responsif terhadap bel panggilan dari klien. |
Mengetahui
kemampuan komunikasi klien
Sediakan
alat komunikasi yang lain seperti papan tulis atau buku jika klien tidak
dapat berkomunikasi verbal
Menjaga
kepercayaan dari pasien.
|
3
|
Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d kesukaran menelan.
|
Tujuan :
Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi
K.H
:
·
Berat badan meningkat.
·
Nafsu makan meningkat.
|
Sesuaikan diet sebelum dan sesudah
pemberian obat sesuai dengan
kesukaan dan toleransi pasien.
Anjurkan pasien untuk mematuhi
diet yang telah diprogramkan.
Berikan oral hygiene
Dorong pasien untuk makan diet
tinggi kalori, kaya nutrien dengan
masukan cairan adekuat.
Kolaborasi dengan spesialis THT
untuk pemasangan nasogastrik tube.
|
Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
Kepatuhan terhadap diet dapat
mencegah komplikasi terjadinya hipoglikemia/hiperglikemia.
Meningkatkan nafsu makan.
Jenis makanan ini akan
meningkatkan pemenuhan nutrisi tanpa meningkatkan stimulus pada pencernaan.
Memenuhi kebutuhan nutrisi.
|
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Carsinoma lidah
adalah penyakit yang mempunyai tingkat kematian yang cukup tinggi dan mempunyai
prognosa yang jelek, terutama apabila mengenai sepertiga bagian posterior lidah
dan telah bermetastase ke servical dan leher, ke submaksilaris, sub mandibularis. Hal-hal yang
berhubungan dengan penyakit-penyakit tertentu (premalignant) perlu diawasi oleh
dokter gigi di dalam menentukan gejala
awal dari suatu tumor yang ada pada lidah.
Adapun hal-hal
lain yang tidak kalah pentingnya adalah kebersihan dari mulut yang harus dijaga
terutama gigi berlubang dengan karang gigi yang banyak dan pemasangan prothesa
yang tidak cocok, serta penggunaan tembakau yang berlebihan (merokok/menyirih)
dan peminum berat (alkoholisme).
3.2
Saran
Sebaiknya
kita menghindari
kemungkinan-kemungkinan atau hal-hal yang dapat
menyebabkan kanker
lidah,
candidiasis oral, kelainan bentuk lidah seperti
minum-minman beralkohol, menjaga kebersihan mulut,dan tidak merokok.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges E Mailyn.2008, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman
untuk perencanaandan pendokumentasian perawatan pasien. Ed3. EGC, Jakarta
COMMENTS