MAKALAH PENYAKIT SISTEM PENCERNAAN

KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya,sehingga kami dapat m...


KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini di susun agar dapat mengetahui analisis penyakit-penyakit yang ada pada pencernaan. Makalah ini membahas tentang definisi, etiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, tata pelaksanaan medis atau keperawatan penyakit pada sistem pencernaan.
Dengan ini kami mengucapkan terimakasih atas terselesainya tugas makalah ini. Semoga dapat bermanfaat untuk menambah informasi serta pengetahuan.




                                                                                                Penyusun







DAFTAR ISI
Kata pengantar.........................................................................................  
Daftar isi................................................................................................... 
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................... 
1.1  Latar Belakang..........................................................................               
1.2  Rumusan Masalah..............................................................                       
1.3  Tujuan....................................................................................... 
BAB 2 PEMBAHASAN                                                                                                                  
2.1  Tentang Penyakit GE (Gastroenteritis / diare )...........................         
            2.2 Tentang Penyakit GASTRITIS.....................................................   
                2.3 Tentang Penyakit KONSTIPASI..................................................   
            2.4 Tentang Penyakit KANKER KOLON..........................................      

BAB 3 KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA








BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.

Penyakit pencernaan adalah suatu keadaan abnormal atau gangguan pada sistem pencernaan. Penyakit yang menyerang sistem pencernaan meliputi gastritis,GE (Gastroenteritis),konstipasi,kanker colon.

1.2 RUMUSAN MASALAH
1.     Apa  definisi penyakit Gatritis?
2.  Apa  definisi penyakit GE?
3.  Apa  definisi penyakit Konstipasi?
4.  Apa  definisi penyakit Kanker kolon?

1.3 TUJUAN
a.     Untuk mengetahui definisi penyakit Gatritis, GE, Konstipasi, Kanker kolon
b.     Untuk mengetahui etiologi penyakit Gatritis, GE, Konstipasi, Kanker kolon
c.      Untuk mengetahui manifestasi klinis penyakit Gatritis, GE, Konstipasi, Kanker kolon
d.     Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang penyakit Gatritis, GE, Konstipasi, Kanker kolon
e.     Untuk mengetahui tata pelaksanaan medis/keperawatan penyakit Gatritis, GE, Konstipasi, Kanker kolon

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 GASTROENTERITIS

2.1.1 DEFINISI
Gastroenteritis atau diare akut adalah kekerapan dan keenceran BAB dimana frekuensinya lebih dari 3 kali perhari dan banyaknya lebih dari 200 – 250 gram. Istilah gastroenteritis digunakan secara luas untuk menguraikan pasien yang mengalami perkembangan diare. Istilah ini menjadi acuan bahwa terjadi proses inflamasi dalam lambung dan usus. (Syaiful Noer, 1996 ).
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100 – 200 ml per jam tinja), dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair (setengah padat) dapat pula disertai frekuensi yang meningkat. Gastroenteritis (diare akut) adalah inflamasi lambung dan usus yang disebabkan oleh berbagai bakteri , virus, dan pathogen parasitic. Diare adalah defekasi yang tidak normal baik frekuensi maupun konsistensinya, frekuensi diare lebih dari 4 kali sehari (Arif Mansjoer, 1999 : 501).
                                     
2.1.2 ETIOLOGI
Faktor infeksi     
a.       Infeksi internal, yaitu saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare. Penyebab gastroenteritis (diare akut) oleh parasit adalah balantidium coli, capillaria philippinensis, cryptosporidium, entamoeba histolitica, giarsia lamblia, isospora billi, fasiolapsis buski, sarcocystis suihominis, strongiloides stercoralis, dan trichuris trichuria.
b.     Bakteri penyebab gastroenteritis (diare akut) dibagi dalam dua golongan besar, ialah bakteri non invasive dan bakteri invasive. Yang termasuk dalam golongan bakteri non invasive adalah : vibrio cholera, E. coli pathogen (EPEC,ETEC,EIEC). Sedangkan golongan bakteri invasiv adalah salmonella spp, shigella spp, E. coli infasif (EIEC), E. coli hemorrhagic (EHEC) dan camphylobcter.
c.      Infeksi parenteral, yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan seperti : otitis media akut tonsilopharingitis, dan sebagainya.

2.1.3 MANIFESTASI KLINIS                                                                
Pasien dengan diare akibat infeksi sering mengalami nausea, muntah, nyeri perut sampai kejang perut, demam, lidah kering. Bila terjadi renjatan hipovolemik berat maka denyut nadi cepat (lebih dari 120 kali/menit) tekanan darah menurun tak terukur, pasien gelisah, muka pucat, ujung ekstremitas dingin dan kadang sianosis, kekurangan kalium dapat menimbulkan aritmia jantung. Perfusi ginjal dapat menurun sehingga timbul anuria, sehingga bila kekurangan cairan tak segera diatasi dapat timbul penulit berupa nekrosis tubular akut.
Secara klinis dianggap diare karena infeksi akut dibagi menjadi dua golongan pertama, kolerifrom, dengan diare yang terutama terdiri atas cairan saja. Kedua disentriform, pada saat diare didapatkan lendir kental dan kadang-kadang darah.


2.1.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG         
1.Tes laboratorium dari spesimen tinja.
Tes untuk mendeteksi virus lain yang menyebabkan gastroenteritis tidak digunakan rutin, namun unit Gastroenteritis virus pada CDC dapat membantu dengan analisa khusus berdasarkan kebutuhan kesehatan masyarakat.

Perawatan ini harus dimulai di rumah. Oralit tersedia di apotek tanpa resep. Ikuti petunjuk tertulis di paket oralit, dan penggunaan air bersih atau direbus. Obat-obatan, termasuk antibiotik (yang tidak berpengaruh pada virus) dan perawatan lainnya, harus dihindari kecuali secara khusus direkomendasikan oleh dokter.

            Orang dapat mengurangi kesempatan mereka terinfeksi oleh :
1.sering cuci tangan, 
2.desinfeksi segera permukaan terkontaminasi dengan pembersih pemutih klorin berbasis rumah tangga, dan
3.segera mencuci pakaian kotor artikel.
Jika makanan atau air yang dianggap terkontaminasi, itu harus dihindari.
Gastroenteritis Rotavirus juga dapat dicegah dengan vaksin.

Saat ini ada dua vaksin rotavirus tersedia lisensi yang melindungi terhadap diare berat dari infeksi rotavirus pada bayi dan anak-anak muda. Vaksin ini diberikan kepada anak-anak di tahun pertama mereka hidup dengan vaksin anak lainnya.

2.1.5 TATA PELAKSANAAN MEDIS/ KEPERAWATAN (Ngastiyah, 1997).

1.      Pemberian cairan pada pasien diare dengan memperhatikan derajat dehidrasinya dan keadaan umum.
Jenis cairan
  Cairan peroral :
Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang atau tanpa dehidrasi dan bila anak mau minum serta kesadaran baik diberikan peroral berupa cairan yang berisi NaCl dan NaHCO3, KCI dan glukosa. Formula lengkap sering disebut juga oralit. Cairan sederhana yang dapat dibuat sendiri (formula tidak lengkap)hanya mengandung garam dan gula (NaCl dan sukrosa), atau air tajin yang diberi garam dan gula untuk pengobatan sementara sebelum di bawah berobat ke rumah sakit pelayanan kesehatan untuk mencegah dehidrasi lebih jauh.

·        PELAKSANAAN MEDIS
2.Pengobatan dietetik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak di atas 1 tahun dengan BB kurang dari 7 kg jenis makanan :
a. Susu (ASI dan atau susu formula yang mengandung laktosa rendah dan asam lemak tak jenuh).
b. Makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi tim).
c. Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan.
Cara memberikannya :
a.Hari pertama : setelah dehidrasi segera diberikan makanan peroral. Bila diberi ASI/susu formula tapi masih diare diberikan oralit selang-seling.
b. Hari kedua – keempat : ASI /susu formula rendah laktosa penuh.
c. Hari kelima : bila tidak ada kelainan pasien dipulangkan. Kembali susu atau makanan biasa.

3.Obat-obatan
a.Obat anti sekresi : dosis 25 mg /tahun dengan dosis minimum 30 mg. Klorpromazin dosis
0,5 – 1 mg /kg bb /hari.
b. Obat spasmolitik.
c. Antibiotik



2.2 GASTRITIS

2.2.1 DEFINISI
Gastritis adalah peradangan lokal atau menyebar pada mukosa lambung yang berkembang apabila mekanisme protektif mukosa di penuhi dengan bakteri atau bahan iritasi lain.Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik, difusi atau local. Gastritis dapat dibagi menjadi dua antara lain. (Reeves. Lockhart,2001)
1.                  Gastritis akut
Proses peradangan lambung jangka pendek yang terkait dengan konsumsi agar kimia atau makanan yang mengganggu dan merusak mukosa gastrik.
2.        Gastritis Kronis
a.        Tipe A mampu menghasilkan imun sendiri. Tipe ini berhubungan dengan atropi dari kelenjar lambung dan penurunan mukosa, akibat adanya penurunan sekresi gastrik ini mempengaruhi produksi antibodi yang berlanjut pada anemia pernisiosa.
b.        Tipe B  di kaitkan dengan infeksi bakteri Helicobacter pylori yang menimbulkan ulkus pada dinding lambung yang sering terjadi dengan karakteristik adanya anoreksia, rasa penuh dan tidak enak pada epigastrium, mual dan muntah yang penyebabnya sering tidak diketahui. (Long ; C. B, 2006).

2.2.2 ETIOLOGI
Gastritis dapat timbul tanpa diketahui penyebabnya. Penyebab yang sering dijumpai adalah :
1.   Obat analgetik - anti inflamasi terutama aspirin. Aspirin dalam dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung
2.  Bahan kimia misalnya lisol
3.    Merokok
4.     Alkohol
5.     Stres fisis yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan gagal, pernafasan, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat.
6.     Refleksi usus lambung

2.2.3 MANIFESTASI KLINIS            
1.         Gastritis akut : muntah darah, nyeri epigastrium, nausea dan rasa ingin muntah, nyeri tekan yang ringan pada epigastrium.
2.        Gastritis kronik : nyeri ulu hati, anoreksia, nausea, nyeri seperti ulkus peptik, anemia, nyeri tekan epigastrium, cairan lambung terganggu, kadar gastrin serum tinggi (Inayah. I, 2004).


2.2.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG  (Inayah. I, 2004)
1.         Endoskopi
Pemeriksaan bagian dalam sesuatu alat memakai endoskop
2.        Histopologi biopsi mukosa lambung
Pengambilan jaringan dari penderita secara bedah untuk pemeriksaan mikroskopik
3.        Radiologi dengan konsep ganda
Ilmu tentang energi dan zat-zat radioaktif khususnya cabang ilmu kedokteran yang menggunakan energi radioaktif dalam diagnosis dan pengobatan penyakit.


2.2.5 TATA PELAKSANAAN KEPERAWATAN
1.   Mengatasi kedaruratan medis yang terjadi      
2.    Mengatasi atau menghindari penyebab apabila dapat dijumpai
3.    Pemberian obat - obatan H 2 blocking antacid atau obat - obat ulkus lambung yang lain.










2.3 KONSTIPASI
2.3.1 DEFINISI
Konstipasi adalah Mengacu pada feses yang kering, atau bagian dari feses dalam jangka waktu yang terjadi ketika gerakan tinja di usus besar tarjadi kelambatan sehingga memungkinkan kurangnya reabsorpsi cairan dari usus besar. Sembelit adalah bagian dari feses yang terlalu kering dan keras. Dalam definisi ini tidak menyebutkan frekuensi, mungkin beberapa orang menyebutkan merasakan konstipasi dan belum memiliki gerakan usus sehari-hari, sementara yang secara teratur buang air besar tidak lebih dari tiga kali seminggu tidak sembelit.
 ( McShane dan mcLane (1998, pp, 31-32) dalam Barbara kozie, glenora Erb, rita olivieri. )

2.3.2 ETIOLOGI (NANDA, 1994 dalam buku fundamental of nursing)
1. Kebiasaan tidak teratur buang air besar.
2. Berlebihan pencahar..
3. Meningkatkan psikologika stres.
4. Diet tidak seimbang.
Diet hambar dan diet rendah serat dalam jumlah besar karena itu menciptakan cukup residu dari produk-produk limbah untuk merangsang refleks untuk buang air besar. Residu rendah makanan seperti beras, telur, dan bersandar daging lebih perlahan-lahan bergerak melalui saluran pencernaan.
5. Tidak cukup cairan                                                                                    
Asupan cukup cairan mengurangi jumlah cairan di menyela, yang memasuki usus besar. Kurangnya cairan pada gilirannya mengakibatkan kotoran kering, lebih sulit.
6. Obat.
Beberapa obat, seperti morfin atau kodein serta adrenergik dan anti obat-obatan cholinergic, memperlambat mobilitas usus besar melalui tindakan mereka pada sistem saraf pusat, dengan demikian menyebabkan sembelit. Lain, seperti zat besi , memiliki efek astringent dan bertindak lebih lokal pada mukosa usus menyebabkan sembelit.
7. Kurangnya latihan.
Pada klien yang istirahat berkepanjangan, kelemahan otot umum meluas ke otot perut, diafragma dan dasar panggul, yang digunakan dalam buang air besar. Tidak langsung terkait dengan kekurangan latihan adalah kurangnya nafsu makan dan mungkin berikutnya kurangnya serat.
8. Umur.
Kelemahan otot yang biasa terjadi pada orang lanjut usia.

2.3.3 MANIFESTASI KLINIS (Carpenito, Juall Lynda)
1. Penurunan bising usus
2. Mengeluh rectal terasa penuh
3. Mengejan dan nyeri saat defekasi
4. Pengosongan terasa adekua
5. Implikasi saat diraba

2.3.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG                                 
1.Darah perifer lengkap                               
2.Glukosa dan elektrolit (terutama kalium dan kalsium) darah
3.Fungsi tiroid
4.CA
5.Anuskopi (dianjurkan dilakukan secara rutin pada semua pasien dengan konstipasi untuk menemukan adalah fisura,ulkus, hemoroid, dan keganasan)
6.Foto polos perut harus dikerjakan pada pasien konsitipasi, terutam yang terjadinya akut untuk menditeksi adanya implaksi feses yang dapat menyebabkan sumbatan dan perforasi kolon. Bila diperkirakan ada sumbatan kolon, dapat dilanjutkan dengan barium enema untuk memastikan tempat dan sifat sumbatan.
7.Pemeriksaan yang intensif dikerjakan secara selektif setelah 3 – 6 bulan pengobatan konstopasi kurang berhasil dan dilakukan hanya pada pusat – pusat pengelolaan konstipasi tertentu.
a.Ujian yang dikerjakan dapat bersifat anatomis (enema, proktosigmoidoskopi, kolonskopi) atau fisiologi (waktu singgah di kolon, sinedefekografi, manometri, dan elektromiografi). Proktosigmoidoskopi biasanya dikerjakan pada konstipasi yang baru terjadi sebagai prosedur penapisan adanya keganasan kolon-rektum. Bila ada penurunan berat badan, anemia, keluarnya darah dari rektum atau adanya riwayat dengan kanker kolon perlu dikerjakan kolonoskopi.

b.Waktu persinggahan suatu bahan radio-opak di kolon dapat diikuti dengan melakukan pemeriksaan radiologis setelah menelan bahan tersebut. Bila timbunan zat ini terutama ditemukan di rektum menunjukan kegagalan fungsi ekspulsi, sedangkan bila di kolon menunjukan kelemahan yang menyeluruh.

c.Sinedefecgrafi adalah pemeriksaan radiologios daerah anorektal untuk menilai evakuasi feses secara tuntas, mengidentifikasi kelainan anorektal dan mengevaluasi kontraksi serta relaksasi otot rektum. Uji ini memakai semacam pasta yang konsistensinya mirip feses, dimasukan ke dalam rektum. Kemudian penderita duduk pada toilet yang diletakkan dalam pesawat sinar X. Penderita diminta mengenjan untuk mengeluarkan pasta tersebut
• Uji manometri dikerjakan untuk mengukur tekanan pada rektum dan saluran anus saat istirahat dan pada berbagai rangsangan untuk menilai fungsi anorektal.
• Pemeriksaan elektromiografi dapat mengukur misalnya tekanan sfingter dan fungsi saraf pudendus, adkah atrofi saraf yangdibuktiikan dengan respons sfingter yang terhambat. Pada kebanyakan kasus tidak didapatkan kelainan anatomis maupun fungsional, sehingga penyebab dari konstipasi diseut sebagai non-spesifik.
2.3.5  TATA PELAKSANAAN KEPERAWATAN
1. Pengobatan non-farmakologis
a. Mendorong pasien untuk menanggapi keinginan untuk buang air besar dan mendirikan sebuah rutinitas untuk memiliki gerakan usus ketika dorongan paling mungkin untuk hadir.
b. Memastikan pasien makanan dan asupan cairan yang kondusif untuk memiliki gerakan usus. Buah-buahan segar, sayur dan sereal bran peningkatan massal usus sementara makanan tersebut sebagai bersandar daging, beras, dan telur meninggalkan residu kecil. (LuVerne wolf, merlen H W, herlen Zsohar)
2. Pengobatan farmakologis
a. Memperbesar dan melunakkan massa feses, antara lain : Cereal, Methyl selulose, Psilium.
b. Melunakkan dan melicinkan feses, obat ini bekerja dengan menurunkan tegangan permukaan feses, sehingga mempermudah penyerapan air. Contohnya : minyak kastor, golongan dochusate.
c. Golongan osmotik yang tidak diserap, sehingga cukup aman untuk digunakan, misalnya pada penderita gagal ginjal, antara lain : sorbitol, laktulose, gliserin
d. Merangsang peristaltik, sehingga meningkatkan motilitas usus besar. Golongan ini yang banyak dipakai. Perlu diperhatikan bahwa pencahar golongan ini bisa dipakai untuk jangka panjang, dapat merusak pleksusmesenterikus dan berakibat dismotilitas kolon. Contohnya : Bisakodil, Fenolptalein.


2.4 KANKER KOLON         

2.4.1 DEFENISI

Colorectal Cancer atau dikenal sebagai Ca. Colon atau Kanker Usus Besar adalah suatu bentuk keganasan yang terjadi pada kolon, rektum, dan appendix (usus buntu). Di negara maju, kanker ini menduduki peringkat ke tiga yang paling sering terjadi, dan menjadi penyebab kematian yang utama di dunia barat. Untuk menemukannya diperlukan suatu tindakan yang disebut sebagai kolonoskopi, sedangkan untuk terapinya adalah melalui pembedahan diikuti kemoterapi.
Kanker colon adalah suatu kanker yang yang berada di colon. Kanker colon adalah penyebab kedua kematian di Amerika Serikat setelah kanker paru-paru. Penyakit ini termasuk penyakit yang mematikan karena penyakit ini sering tidak diketahui sampai tingkat yang lebih parah. Pembedahan adalah satu-satunya cara untuk mengubah kanker Colon. (ACS 1998)


2.4.2 ETIOLOGI

Makanan-makanan yang pasti di curigai mengandung zat-zat kimia yang menyebabkan kanker pada usus besar. Makanan tersebut juga mengurangi waktu peredaran pada perut, yang mempercepat usus besar menyebabkan terjadinya kanker. Makanan yang tinggi lemak terutama lemak hewan dari daging merah,menyebabkan sekresi asam dan bakteri anaerob, menyebabkan timbulnya kanker didalam usus besar. Daging yang di goreng dan di panggang juga dapat berisi zat-zat kimia yang menyebabkan kanker. Diet dengan karbohidrat murni yang mengandung serat dalam jumlah yang banyak dapat mengurangi waktu peredaran dalam usus besar.
Makanan yang harus dihindari :
-         Daging merah
-         Lemak hewan
-         Makanan berlemak
-         Daging dan ikan goreng atau panggang
-         Karbohidrat yang disaring (example: sari yang disaring)

Makanan yang harus dikonsumsi:
-         Buah-buahan dan sayur-sayuran khususnya Craciferous Vegetables dari golongan kubis (seperti brokoli,brussels sprouts)
-         Butir padi yang utuh
-         Cairan yang cukup terutama air
Karena sebagian besar tumor Colon menghasilkan adenoma, faktor utama yang membahayakan terhadap kanker Colon menyebabkan adenoma. Ada tiga type adenoma Colon : Tubular, Villous dan Tubulo Villous. Meskipun hampir sebagian besar kanker Colon berasal dari adenoma, hanya 5% dari semua Adenoma Colon menjadi manigna, Villous Adenoma mempunyai potensial tinggi untuk menjadi manigna. (e.g Mormons, seventh Day Adventists).

2.4.3    MANIFESTASI KLINIS

Gejala lokalnya adalah :
1.     Perubahan kebiasaan buang air
2.     Perubahan frekuensi buang air, berkurang (konstipasi) atau bertambah (diare)
3.     Sensasi seperti belum selesai buang air, (masih ingin  tapi sudah tidak bisa keluar) dan perubahan diameter serta ukuran kotoran (feses). Keduanya adalah ciri khas dari kanker kolorektal
4.     Perubahan wujud fisik kotoran/feses
Feses bercampur darah atau keluar darah dari lubang pembuangan saat buang air besar
Feses bercampur lendir                          
Feses berwarna kehitaman, biasanya berhubungan dengan terjadinya perdarahan di saluran pencernaan bagian atas

    Timbul rasa nyeri disertai mual dan muntah saat buang air besar, terjadi akibat sumbatan saluran pembuangan kotoran oleh massa tumor
    Adanya benjolan pada perut yang mungkin dirasakan oleh penderita
    Timbul gejala-gejala lainnya di sekitar lokasi tumor, karena kanker dapat tumbuh mengenai organ dan jaringan sekitar tumor tersebut, seperti kandung kemih (timbul darah pada air seni, timbul gelembung udara, dll), vagina (keputihan yang berbau, muncul lendir berlebihan, dll). Gejala-gejala ini terjadi belakangan, menunjukkan semakin besar tumor dan semakin luas penyebarannya

Gejala umumnya adalah :

    Berat badan turun tanpa sebab yang jelas (ini adalah gejala yang paling umum di semua jenis keganasan)
    Hilangnya nafsu makan
    Anemia, pasien tampak pucat
    Sering merasa lelah
    Kadang-kadang mengalami sensasi seperti melayang

Gejala penyebarannya adalah :

    Penyebaran ke Hati, menimbulkan gejala :
        Penderita tampak kuning
        Nyeri pada perut, lebih sering pada bagian kanan atas, di sekitar lokasi hati
        Pembesaran hati, biasa tampak pada pemeriksaan fisik oleh dokter
    Timbul suatu gejala lain yang disebut paraneoplastik, berhubungan dengan peningkatan kekentalan darah akibat penyebaran kanker



2.4.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.        Endoskopi. Pemeriksaan endoskopi perlu dikerjakan, baik sigmoidoskopi maupun  kolonoskopi. Gambaran yang khas karsinoma atau ulkus akan dapat dilihat dengan jelas pada endoskopi, dan untuk menegakkan diagnosis perlu dilakukan biopsi.
2.      Radiologi. Pemeriksaan radiologi yang dapat dikerjakan antara lain adalah : foto dada dan foto kolon (barium enema).
Pemeriksaan dengan enema barium mungkin dapat memperjelas keadaan tumor dan mengidentifikasikan letaknya. Enema barium secara umum dilakukan setelah sigmoidoscopy dan colonoscopy.
Computer Tomografi (CT) membantu memperjelas adanya massa dan luas dari penyakit. Chest X-ray dan liver scan mungkin dapat menemukan tempat yang jauh yang sudah metastasis.
Pemeriksaan foto dada berguna selain untuk melihat ada tidaknya metastasis kanker pada paru juga bisa digunakan untuk persiapan tindakan pembedahan. Pada foto kolon dapat dapat terlihat suatu filling defect pada suatu tempat atau suatu striktura.

3.        Ultrasonografi (USG) Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi ada tidaknya metastasis kanker kelenjar getah bening di abdomen dan di hati.

4.        Histopatologi , Selain melakukan endoskopi sebaiknya dilakukan biopsi di beberapa tempat untuk pemeriksaan histopatologis guna menegakkan diagnosis. Gambaran histopatologi karsinoma kolorektal ialah adenokarsinoma, dan perlu ditentukan differensiasi sel.
5.      Laboratorium, Tidak ada petanda yang khas untuk karsinoma kolorektal, walaupun demikian setiap pasien yang mengalami perdarahan perlu diperiksa Hb. Tumor marker (petanda tumor) yang biasa dipakai adalah CEA. Kadar CEA lebih dari 5 mg/ ml biasanya ditemukan karsinoma kolorektal yang sudah lanjut.
6.      Scan (misalnya, MR1. CZ: gallium) dan ultrasound: Dilakukan untuk tujuan diagnostik, identifikasi metastatik, dan evaluasi respons pada pengobatan.
7.      Biopsi (aspirasi, eksisi, jarum): Dilakukan untuk diagnostik banding dan menggambarkan pengobatan dan dapat dilakukan melalui sum-sum tulang, kulit, organ dan sebagainya.
8.      Jumlah darah lengkap dengan diferensial dan trombosit: Dapat menunjukkan anemia, perubahan pada sel darah merah dan sel darah putih: trombosit meningkat atau berkurang.
9.      Sinar X dada: Menyelidiki penyakit paru metastatik atau primer.


2.4.5 TATA PELAKSANAAN MEDIS/ KEPERAWATAN
·        Penatalaksanaan Medis
1.   Pengobatan.
Bila sudah pasti ditemukan karsinoma kolorektal, maka kemungkinan pengobatannya adalah:
 a.   Pembedahan Reseksi.
Satu-satunya pengobatan definitif adalah pembedahan reseksi dan biasanya diambil sebanyak mungkin dari kolon, batas minimal adalah 5 cm di sebelah distal dan proksimal dari tempat kanker. Untuk kanker di sekum dan kolon asendens biasanya dilakukan hemikolektomi kanan dan dibuat anastomosis ileo-transversal. Untuk kanker di kolon transversal dan di pleksura lienalis, dilakukan kolektomi subtotal dan dibuat anastomosis ileosigmoidektomi. Pada kanker di kolon desendens dan sigmoid dilakukan hemikolektomi kiri dan dibuat anastomosis kolorektal transversal.
b. Kolostomi
Kolostomi merupakan tindakan pembuatan lubang (stoma) yang dibentuk dari pengeluaran sebagian bentuk kolon (usus besar) ke dinding abdomen (perut), stoma ini dapat bersifat sementara atau permanen.
Tujuan Pembuatan Kolostomi adalah.
Untuk tindakan dekompresi usus pada kasus sumbatan / obstruksi usus. Sebagai anus setelah tindakan operasi yang membuang rektum karena adanya tumor atau penyakit lain. Untuk membuang isi usus besar sebelum dilakukan tindakan operasi berikutnya untuk penyambungan kembali usus (sebagai stoma sementara).
Perawatan Pasca Operasi Kolostomi
1.   Keseimbangan cairan dan elektrolit.
Asenden colostomy atau colostomy yang diikuti dengan reseksi mungkin faecesnya cair diperlukan menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.
2.   Perawatan kulit.
            Jika ada iritasi kulit harus dikaji secara tepat guna sehingga tindakan yang diambil tepat.
Prinsip pencegahan kulit sekitar stoma :
a.       Pencegahan primer bertujuan untuk proteksi : Bersihkan dengan perlahan- lahan, gunakan skin barier, ganti segera kantong bila terjadi kebocoran / rembes atau penuh.
b.       Pencegahan sekunder / penanganan kulit yang sudah terjadi kerusakan. Kulit dengan eritema : ganti kantong kolostomi setiap 24 jam, bersihkan ku1it dengan air hangat pakai kapas dan keringkan, gunakan kantong kolostomi yang tidak menimbulkan alergi ku1it yang erosi, sama dengan eritema tetapi setelah dibersihkan olesi daerah erosi dengan zalf misalnya zinksalf.
3.   Diet.
Dianjurkan mengkonsurnsi diet yang seimbang terutama dengan stoma permanen. Diet yang dikonsurnsi sifatnya individual asal tidak menyebabkan diare, konstipasi dan menimbulkan gas.
4.   Irigasi kolostomi bertujuan untuk:
a. Mengeluarkan faeses, gas dan lendir/mukus yang memenuhi kolon.
b. Membersihkan saluran pencernaan bagian bawah.
c. Menetapkan suatu pengeluaran sehingga dapat melakukan aktivitas normal.

5.  Membantu pasien stoma.
 a. Pertemuan grup
 b. Penyuluhan untuk pasien dan keluarga serta, support mental
c. Radioterapi
Setelah dilakukan tindakan pembedahan perlu dipertimbangkan untuk melakukan radiasi dengan dosis adekuat. Memberikan radiasi isoniasi pada neoplasma. Karena pengaruh radiasi yang mematikan lebih besar pada sel-sel kanker yang sedang proliferasi, dan berdiferensiasi buruk, dibandingkan terhadap sel -sel normal yang berada di dekatnya, maka jaringan normal mungkin mengalami cidera da1am derajat yang dapat ditoleransi dan dapat diperbaiki, sedangkan sel-sel kanker dapat dimatikan, selanjutnya dilakukan kemoterapi.
d.      Kemoterapi
Kemoterapi yang diberikan ialah 5-flurourasil (5-FU). Belakangan ini sering dikombinasi dengan leukovorin yang dapat meningkatkan efektifitas terapi. Bahkan ada yang memberikan 3 macam kombinasi yaitu: 5-FU, levamisol, dan leuvocorin. Dari hasil penelitian, setelah dilakukan pembedahan sebaiknya dilakukan radiasi dan kemoterapi.

·        Penatalaksanaan Keperawatan
1.  Dukungan adaptasi dan kemandirian.
2.  Meningkatkan kenyamanan.
3.  Mempertahankan fungsi fisiologis optimal.
4.  Mencegah komplikasi.
5.  Memberikan informasi tentang proses/ kondisi penyakit, prognosis, dan kebutuhan pengobatan.





                                              








BAB 3
KESIMPULAN
KESIMPULAN
GASTROENTERITIS
                     Gastroenteritis atau diare akut adalah kekerapan dan keenceran BAB dimana frekuensinya lebih dari 3 kali perhari dan banyaknya lebih dari 200 – 250 gram. Istilah gastroenteritis digunakan secara luas untuk menguraikan pasien yang mengalami perkembangan diare. Istilah ini menjadi acuan bahwa terjadi proses inflamasi dalam lambung dan usus.
GASTRITIS
                     Gastritis adalah peradangan lokal atau menyebar pada mukosa lambung yang berkembang apabila mekanisme protektif mukosa di penuhi dengan bakteri atau bahan iritasi lain.Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik, difusi atau local.
KONSTIPASI
                     Konstipasi adalah Mengacu pada feses yang kering, atau bagian dari feses dalam jangka waktu yang terjadi ketika gerakan tinja di usus besar tarjadi kelambatan sehingga memungkinkan kurangnya reabsorpsi cairan dari usus besar. Sembelit adalah bagian dari feses yang terlalu kering dan keras.
KANKER KOLON

Colorectal Cancer atau dikenal sebagai Ca. Colon atau Kanker Usus Besar adalah suatu bentuk keganasan yang terjadi pada kolon, rektum, dan appendix (usus buntu). Untuk menemukannya diperlukan suatu tindakan yang disebut sebagai kolonoskopi, sedangkan untuk terapinya adalah melalui pembedahan diikuti kemoterapi. Kanker colon adalah suatu kanker yang yang berada di colon.



DAFTAR PUSTAKA

C, 2015 penyakit pencernaan, www.aldodokter.com
L, 2015 penyakit gasritris, www.nuzulul-fkp09.web.unair.com
 E, 2015 Penyakit Gastroenteritis, www.askep.com
           D, 2015 Penyakit Konstipasi, www.mediastore.com
            C, 2015 Penyakit kanker kolon, www. Askep.com
            L, 2015 Sistem pencernaan, www.poraja.com
            E, 2015 Etiologi gasritis, www.turshina.com
D, 2015 Penatalaksanaan konstipasi, www.keshat.com

COMMENTS

BLOGGER: 1
Loading...
Nama

BAYI,3,MAKALAH,22,Materi,4,PERAWAT,4,TUGAS,6,
ltr
item
Muammar Khadafi: MAKALAH PENYAKIT SISTEM PENCERNAAN
MAKALAH PENYAKIT SISTEM PENCERNAAN
Muammar Khadafi
http://nurseammar.blogspot.com/2017/10/makalah-penyakit-sistem-pencernaan.html
http://nurseammar.blogspot.com/
http://nurseammar.blogspot.com/
http://nurseammar.blogspot.com/2017/10/makalah-penyakit-sistem-pencernaan.html
true
2977093964499099298
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy