Makalah Model Konseptual: Model Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Model konseptual merupakan rancangan terstruktur   yang berisi konsep-konsp yang saling terkait ...


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Model konseptual merupakan rancangan terstruktur  yang berisi konsep-konsp yang saling terkait dan saling terorganisasi guna melihat hubungan dan pengaruh logis antar konsep. Model konseptual juga memberikan keteraturan untuk berfikir, mengamati apa yang dilihat dan memberikan arah riset untuk mengetahui sebuah pertanyaan untuk menanyakan tentang kejadian serta menunjukkan suatu pemecahan masalah (Potter&perry, P 270, 2005).
Model konseptual keperawatan jiwa merupakan suatu kerangka rancangan terstruktur untuk melakukan praktik pada setiap tenaga kesehatan mental. Hal ini merupakan upaya yang dilakukan baik oleh tenaga kesehatan mental maupun perawat untuk  menolong seseorang dalam mempertahankan kesehatan jiwanya melalui mekanisme penyelesaian masalah yang positif untuk mengatasi stresor atau cemas yang dialaminya. Perawat psikiatri dapat bekerja lebih efektif bila tindakan yang dilakukan didasarkan pada suatu model yang mengenali keberadaan sehat atau sakit sebagai suatu hasil dari berbagai karakteristik individu yang berinteraksi dengan sejumlah faktor di lingkungan (Videbeck, 2008).
 Model konseptual keperawatan jiwa khususnya model komunikasi merupakan suatu hubungan interaksi manusia sebagai proses interpersonal. Model komunikasi ini memprediksi perilaku dalam hal pengetahuan tentang manfaat dan ancaman bagi kesehatan dan jiwanya. Untuk memotivasi seseorang dalam pengambilan keputusan untuk mempertahankan kesehatannya diperlukanlah sebuah komunikasi (Fitzpatrick, 1989).
Menurut Ellis (2000) menyatakan jika hubungan terputus akan menjadi sumber stress pada umumnya yang ditunjuk sebagai penyebabnya adalah komunikasi yang buruk sehingga perawatan yang menjadi unsur terpenting dalam memberikan pelayanan sebagai provider. Pengaplikasian model komunikasi tidak dapat dipisahkan dalam praktik keperawatan khususnya dalam area keperawatan jiwa. Karena tanpa adanya komunikasi seseorang menjadi tidak peduli dan tidak termotivasi untuk menjaga kesehatannya.
Berdasarkan penjabaran  di atas, kami tertarik untuk membahas model konseptual keperawatan jiwa secara lebih mendalam khususnya tentang model komunikasi agar motivasi dalam menjaga kesehatan bisa terpenuhi dan terwujud.

B.     Tujuan Penulisan
1.      Tujuan Umum
Untuk memahami konsep dasar model konseptual keperawatan jiwa khususnya model komunikasi.
2.      Tujuan Khusus
         Setelah mengikuti seminar mahasiswa mampu menjelaskan kembali tentang :
a.       Model konseptual keperawatan jiwa
b.      Model konseptual keperawatan jiwa : Model Komunikasi
c.       Aplikasi penggunaan model komunikasi dalam mengidentifikasi masalah keperawatan jiwa pada individu.

C.    Ruang Lingkup Penulisan
Luasnya ruang lingkup masalah tentang model konseptual keperawatan jiwa, maka kelompok penulis membatasi isi pembahasannya hanya pada model konseptual keperawatan jiwa : model komunikasi.

D.    Metode Penulisan
      Penulisan makalah ini penulis menggunakan metode deskriftif yaitu dengan penjabaran masalah-masalah yang ada dan menggunakan studi keperpustakaan dari literatur yang ada baik di perpustakaan maupun dimedia internet sebagai pelengkap.

E.     Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari 3 Bab yang disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut :
Bab I          :      Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
Bab II        :      landasan teoritis yang terdiri dari model konseptual keperawatan jiwa,    model konseptual keperawatan jiwa : model komunikasi, dan aplikasi penggunaan model komunikasi dalam mengidentifikasi masalah keperawatan jiwa pada individu.
Bab III       :      Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran

Daftar Pustaka

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Model Konseptual Keperawatan Jiwa
1.      Definisi
Model adalah suatu cara untuk mengorganisasi kumpulan pengetahuan yang kompleks seperti konsep yang berhubungan dengan perilaku manusia. Penggunaan model ini membantu praktisi memberikan dasar untuk melakukan pengkajian dan intervensi juga cara untuk mengevaluasi keberhasilan penanggulangan (Stuart dan sundeen, P 32, 1998).
Perkembangan ilmu keperawatan, model konseptual, dan teori merupakan aktivitas berpikir yang tinggi. Model konseptual mengacu pada ide-ide global mengenai individu, kelompok, situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan displin yang spesifik. Teori-teori yang terbentuk dari penggabungan konsep dan pernyataan yang berfokus lebih khusus pada suatu kejadian dan fenomena dari suatu disiplin (Fawcett, 1992). Teori mempunyai konstribusi pada pembentukan dasar praktik keperawatan (Chinn & Jacobs, 1995).

2.      Manfaat
Teori keperawatan membantu menyampaikan pengetahuan dalam rangka memperbaiki praktik keperawatan melalui upaya penggambaran, penjelasan, prediksi dan pengendalian fenomena dalam ranah keperawatan. Keperawatan terus berkembang, perawat membuat hipotesis tentang praktik keperawatan, prinsip yang mendasari praktik keperawatan, tujuan dan fungsi yang sesuai dengan keperawatan di masyarakat (Potter & Perry, 2005).
Model konsep dan teori keperawatan digunakan untuk memberikan pengetahuan untuk meningkatkan praktek, penuntun penelitian dan kurikulum, serta mengindentifikasi bidang dan tujuan dari praktek keperawatan. Teori keperawatan menuntun perawat dengan memberikan tujuan pengkajian, diagnose keperawatan dan internvensi, landasar dasar perkomunikasi dan autonomi serta akuntabilitas professional. Teori- teori tersebut juga digunakan sebagai arah dalam melakukan penelitian, praktik, pendidikan, dan administrasi keperawatan ( Meleis,1985; Torres, 1986, Parse , 1987; Fawcett, 1989; Marriner-Tomey, 1994; Chinn & Jacobs , 1995)

B.     Model Konseptual Keperawatan Jiwa : Model Komunikasi
Model komunikasi kesehatan memandang penting persepsi klien sebagai upaya pencegahan penyakit. Model komunikasi dicetuskan oleh Rossenstock. Persepsi klien merupakan imbal penting dalam menjaga tingkat kesehatan. Model ini dipengaruhi oleh psikologi imbal yang pada pokoknya menekankan cara individu berupaya sehat dengan cara menghindari penyebab sakit (Machfoedz, 2009).
Model ini digunakan untuk memprediksi perilaku dalam hal pengetahuan tentang manfaat dan ancaman bagi kesahatan dan jiwanya. Untuk memotivasi seseorang dalam pengambilan keputusan untuk mempertahankan kesehatannya diperlukan komunikasi. Dalam model terdapat tiga elemen penting yang meliputi persepsi individu pada tingkat kondisi suatu penyakit, persepsi individu terhadap manfaat dan kendala dalam tindakan pencegahan penyakit, dan persepsi untuk memberikan dorongan individu dalam tindakan pencegahan penyakit (Machfoedz, 2009).
Keunggulan model ini terletak pada penerapan komunikasi yang lebih luas, mengubah persepsi klien sehingga mereka berupaya meningkatkan aktivitas dalam pencegahan penyakit (Machfoedz, 2009).

1.            Eric L Berne dan Thomas A. Haris (1964)
Eric L Berne dan Thomas A. Haris dengan teori analisis transaksionalnya berusaha menjelaskan tingkah laku yang beraneka ragam. Setiap perilaku baik verbal maupun nonverbal adalah bentuk komunikasi. Ketidakmampuan komunikasi mengakibatkan kecemasan dan frustasi.
Kata transaksi selalu mengacu pada proses pertukaran dalam suatu hubungan. Dalam komunikasi antarpribadi pun dikenal transaksi. Yang dipertukarkan adalah pesan-pesan baik verbal maupun nonverbal. Analisis transaksional sebenarnya ber­tujuan untuk mengkaji secara mendalam proses transaksi (siapa-­siapa yang terlibat di dalamnya dan pesan apa yang dipertukarkan).
Analisis transaksional menyelidiki timbale balik atau komunikasi antar pribadi diantara orang-orang yang terlibat dalam suatu organisasi dengan tujuan meningkatkan efektivitas organisasi. Teori ini berusaha menjelaskan pemahaman kita terhadap perilaku manusia dan hubungan antar pribadi dengan menampakkan karakter.
Bentuk dasar transaksi adalah sejajar-paralel complementary atau silang-cross. Transaksi sejajar mendapatkan respon yang baik sesuai dengan yang diharapkan, sedangkan transaksi silang menghentikan komunikasi. Misalnya transaksi komunikasi antara ego state orang tua dan ego state kanak-kanak masih dapatberlanjut karena saling mengisi. Transaksi komunikasi antaraego state dewasa dan dewasa juga masihdapat diteruskan. Sebaliknya, antara ego state dewasa dan kanak-kanak justru sering timbul kesulitan komunikasi.
Dalam suatu interaksi antara individu dengan orang lain, apakah orang lain akan menerima atau menolak, bagaimana mereka ingin orang lain mengetahui tentang mereka akan ditentukan oleh bagaimana individu dalam mengungkapkan dirinya. Pengungkapan diri (self-disclosure) adalah proses menghadirkan diri yang diwujudkan dalam kegiatan membagi perasaan dan informasi dengan orang lain (Wrightsman, 1987).
Menurut Morton (dalam Sears, dkk., 1989) pengungkapan diri merupakan kegiatan membagi perasaan dan informasi yang akrab dengan orang lain. Informasi di dalam pengungkapan diri ini bersifat deskriptif atau evaluatif. Deskniptif artinya individu melukiskan berbagai fakta mengenai diri sendiri yang mungkin belum diketahui oleh pendengar seperti, jenis pekerjaan, alamat dan usia. Sedangkan evaluatif artinya individu mengemukakan pendapat atau perasaan pribadinya seperti tipe orang yang disukai atau hal-hal yang tidak disukai atau dibenci.
Pengungkapan diri ini dapat berupa berbagai topik seperti informasi perilaku, sikap, perasaan, keinginan, motivasi dan ide yang sesuai dan terdapat di dalam diri orang yang bersangkutan. Kedalaman dan pengungkapan diri seseorang tergantung pada situasi dan orang yang diajak untuk berinteraksi. Jika orang yang berinteraksi dengan menyenangkan dan membuat merasa aman serta dapat membangkitkan semangat maka kemungkinan bagi idividu untuk lebih membuka diri amatlah besar. Sebaliknya pada beberapa orang tertentu yang dapat saja menutup diri karena merasa kurang percaya (Devito, 1992).
Dalam proses pengungkapan diri nampaknya individu-individu yang terlibat memiliki kecenderungan mengikuti norma resiprok (timbal balik). Bila seseorang menceritakan sesuatu yang bersifat pribadi, maka akan cenderung memberikan reaksi yang sepadan. Pada umumnya mengharapkan orang lain memperlakukan sama seperti memperlakukan mereka (Raven & Rubin, 1983).
“Seseorang yang mengungkapkan informasi pribadi yang lebih akrab daripada yang kita lakukan akan membuat kita merasa terancam dan kita akan lebih senang mengakhiri hubungan semacam ini. Bila sebaliknya kita yang mengungkapkan diri terlalu akrab dibandingkan orang lain, kita akan merasa bodoh dan tidak aman” (Sears, dkk., 1988).
a.             Tingkatan-tingkatan pengungkapan diri
Dalam proses hubungan interpersonal terdapat tingkatan-tingkatan yang berbeda dalam pengungkapan diri. Menurut Powell (dalam Supratikna, 1995) tingkatan-tingkatan pengungkapan diri dalam komunikasi yaitu :
1)            Basa-basi merupakan taraf  pengungkapan diri yang paling lemah atau dangkal, walaupun terdapat keterbukaan diantara individu, terapi tidak terjadi hubungan antar pribadi. Masing-masing individu berkomuniikasi basa-basi sekedar kesopanan.
2)            Membicarakan orang lain yang diungkapkan dalam komunikasi hanyalah tentang orang lain atau hal-hal yang diluar dirinya. Walaupun pada tingkat ini isi komunikasi lebih mendalam tetapi pada tingkat ini individu tidak mengungkapkan diri.
3)            Menyatakan gagasan atau pendapat sudah mulai dijalin hubungan yang erat. Individu mulai mengungkapkan dirinya kepada individu lain.
4)            Perasaan : setiap individu dapat memiliki gagasan atau pendapat yang sama tetapi perasaan atau emosi yang menyertai gagasan atau pendapat setiap individu dapat berbeda-beda. Setiap hubungan yang menginginkan pertemuan antar pribadi yang sungguh-sungguh, haruslah didasarkan atas hubungan yang jujur, terbuka dan menyarankan perasaan-perasaan yang mendalam.
5)            Hubungan puncak : pengungkapan diri telah dilakukan secara mendalam, individu yang menjalin hubungan antar pribadi dapat menghayati perasaan yang dialami individu lainnya.

b.            Fungsi pengungkapan diri
Menurut Derlega dan Grzelak (dalam Sears, dkk., 1988) ada lima fungsi pengungkapan diri, yaitu :
1)            Ekspresi (expression)
2)            Penjernihan diri (self-clarification)
3)            Keabsahan sosial (social validation)
4)            Kendali sosial
5)            Perkembangan hubungan (relationship development)

2.            Model Leary ( dalam Machfoedz, 2009)
Komunikasi merupakan proses transaksi multidimensional yang ditentukan oleh interaksi yang terjadi diantara pihak komunikator dan komunikan. Respon komunikan sangat dipengaruhi oleh perlakuan pihak komunikator.
Model Leary meliputi dua dimensi yaitu menguasai vs dikuasai dan senang vs tidak senang.
a.             Dimensi menguasai vs dikuasai (dominance vs submission)
Dimensi ini menerangkan apabila komunikator dalam komunikasi berada pada posisi dominance maka komunikan berada pada posisi submission. Kondisi komunikasi ini dapat terjadi pada komunikasi satu arah, misalnya komunikasi diantara perawat dan klien. Pihak yang berada pada posisi submission merupakan pihak yang lemah. Oleh karena itu ia harus patuh pada perintah atau pesan komunikasi yang disampaikan.
b.            Dimensi senang vs tidak senang (love vs hate)
Dimensi ini berbicara tentang perlakuan satu pihak atau komunikator dengan pihak lain atau komunikan berdasarkan rasa senang atau tidak senang. Komunikasi yang didasarkan pada dimensi ini akan menimbulkan perlakuan diskriminatif kepada pihak komunikan. Dengan demikian dimensi ini tidak tepat apabila diaplikasikan dalam keperawatan jiwa karena seorang perawat adalah professional yang tidak dibenarkan memperlakukan klien secara diskriminatif.

3.             Model interpersonal Hildegard E. Peplau (dalam Fitzpatrick, 1989)
Model interpersonal peplau lebih menekankan proses komunikasi sebagai konsep dasarnya. Komunikasi merupakan unsur terpenting di lingkungan manusia dan komunikasi juga menengahi pemikiran atau pendapat. Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup 4 komponen sentral yaitu klien, perawat, masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit (sumber kesulitan), dan proses interpersonal (Fitzpatrick, 1989).
Dalam ilmu komunikasi, proses interpersonal didefinisikan sebagai proses interaksi secara simultan dengan orang lain dan saling pengaruh-mempengaruhi satu dengan lainnya, biasanya dengan tujuan untuk membina suatu hubungan.
Teori Hildegard E. Peplau(1952) berfokus pada individu, perawat dan proses interaktif yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien. Berdasarkan teori ini klien adalah individu dengan kebutuhan perasaan, dan keperawatan adalah proses interpersonal dan terapeutik. Artinya suatu hasil proses kerja sama manusia dengan manusia lainnya supaya menjadi sehat atau tetap sehat (hubungan antar manusia).
Tujuan keperawatan adalah untuk mendidik klien dan keluarga dan untuk membantu klien mencapai kematangan perkembangan kepribadian. Oleh sebab itu, perawat berupaya mengembangkan hubungan perawat dan klien melalui peran yang diembannya (nara sumber, konselor, dan wali).
Kerangka kerja praktik dari teori Peplau memaparkan bahwa keperawatan adalah proses yang penting, terapeutik, dan interpersonal. Keperawatan berpartisipasi dalam menyusun struktur sistem asuhan kesehatan untuk menfasilitasi kondisi yang alami dari kecenderungan manusia untuk mengembangkan hubungan interpersonal.
Teori dan gagasan Peplau dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik keperawatan jiwa. Penelitian keperawatan tentang kecemasan, empati, instrument perilaku, dan instrument untuk mengevaluasi respon verbal dihasilkan dari model konseptual Peplau.

4.             Model interaksi Imogene King
Model interaksi King menekankan proses komunikasi yang berlangsung antara perawat dan pasien merupakan hasil interaksi yang bertujuan untuk menentukan suatu keputusan dalam pelaksanaan tindakan kesehatan. Proses interaksi dalam komunikasi merupakan dasar tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada klien (Machfoedz, 2009).
Penerapan model ini didasarkan pada pertimbangan untuk membantu klien agar berupaya mempertahankan kesehatan. Perawat perlu menganalisis komponen yang berkaitan dengan status kesehatan klien. Kesehatan klien bukan merupakan faktor yang berdiri sendiri melainkan berhubungan erat dengan lingkungan, sosial, dan budaya masyarakat di sekitarnya. Model ini menekankan hubungan timbal balik antara individu dan sistem social (Machfoedz, 2009).
Pandangan, komunikasi dan transaksi adalah sebagian besar dari konsep yang ada pada dasarnya untuk memahami interaksi manusia sebagai proses interpersonal. Suatu komunikasi pada dasarnya mempersepsikan hubungan antara individu yang satu dan individu yg lainnya dilingkungan. Interaksi tidak bisa dipahami tanpa adanya pemikiran yang berubah-ubah dalam tujuan atau sasaran tertentu (Fitzpatrick, 1989).
Walaupun komunikasi adalah alat perantara dari informasi antara 2 individu atau lebih. Keduanya merupakan jenis dari interaksi yang diperlukan. Transaksi adalah proses dalam interaksi dimana manusia berkomunikasi dengan lingkungan untuk mencapai sasaran nilainya. Jika tansaksi mencapai sasaran langsung keperilaku seseorang, komunikasi yang dicapai akan menurunkan tensi atau stress dalam sebuah situasi (Fitzpatrick, 1989).
Konsep interaksi manusia diklasifikasikan sebagai suatu kesatuan hubungan. Kesatuan dari persepsi, komunikasi dan transaksi adalah suatu konsep yang menjadi sifat dari interaksi manusia. Dua konsep lainnya muncul pada proses interpersonal yaitu peranan dan stress. King menyatakan bahwa konsep peranan relevan dengan tiga konsep interaksi dalam kerangka kerjanya, sebelum diperkenalkan dalam sistem interpersonal karena hal tersebut diidentifikasi sebagai hubungan interaksi dan model komunikasi (Fitzpatrick, 1989).

C.    Aplikasi Penggunaan Model Komunikasi (Stuart & sundeen,1998).
1.             Pandangan tentang penyimpangan perilaku (Berne, Watzlawick)
Penyimpangan perilaku disebabkan karena kegagalan dan kekacauan dalam berkomunikasi. Gangguan perilaku terjadi apabila pesan tidak dikomunikasikan dengan jelas. Bahasa dapat digunakan untuk merusak makna. Pesan bisa diteruskan secara serentak pada berbagai tingkatan. Pesan verbal dan nonverbal mungkin tidak selaras. Peran tidak jelas dalam proses komunikasi, mungkin disebabkan kesalahan dalam proses komunikasi (sender, receipen, message). Kegagalan bisa terjadi karena sender tidak mampu bicara atau menerima umpan balik, pesan tidak mampu disampaikan atau tidak dimengerti atau receipen tidak bisa menerima atau memberi respon.

2.             Proses terapeutik
Pola komunikasi klien dianalisa sehingga klien bisa mengerti mengapa dia gagal dalam berkomunikasi. Kegiatannya bisa berupa pembicaraan antar individu, kelompok dan dengan tim kesehatan. Klien diberi beberapa pelatihan, kemudian therapist memberi laporan tentang kemajuannya dan klien disuruh memberi umpan balik untuk mengklarifikasi area masalah. Analisis transaksional berfokus pada permainan dan belajar untuk berkomunikasi secara langsung tanpa bersandiwara.

3.             Peran pasien dan terapis
Pasien memperhatikan pola komunikasi, termasuk permainan, pelatihan  dan bekerja untuk mengklarifikasi komunikasinya sendiri serta memvalidasi pesan dari orang lain. Klien berusaha meningkatkan komunikasi dengan mempelajari umpan balik dari orang lain.
Terapis menginterpretasi pola komunikasi kepada pasien dan mengajarkan prinsip-prinsip komunikasi yang baik.  Terapis memperagakan cara berkomunikasi yang baik, memberikan reinforcement pada komunikasi yang baik dan bila belum efektif maka harus didiskusikan kembali.















BAB III
APLIKASI MODEL KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN JIWA

A.    Kasus
Seorang anak wanita berusia 10 tahun dipasung oleh Bapaknya selama 2 tahun karena kecacatan mental. Ibunya tidak berani melepaskan putrinya tersebut karena takut dimarah oleh suaminya tersebut.. Setiap hari kakaknya selalu memberikan makan secara diam-diam. Dan terkadang juga bapaknya memberikan makan dengan menyuruh kakaknya tersebut. Setiap hari  anak tidak pernah diajak berbicara. Setelah ibunya melihat anak tersebut tinggi badannya tidak wajar seperti anak lainnya, perutnya buncit dan pertumbuhan si anak terganggu.
Suatu hari ibu mengusulkan pendapat kepada bapaknya agar anak nya tersebut diperiksa. Setelah disetujui oleh ayah, ibu pun segera membawa anaknya untuk diperiksa. Setelah dibawa ketempat pemeriksaan, dokter pun menanyakan perasaan anak. Berulang kali dokter dan ibunya mencoba menanyakan tetapi anak hanya terdiam dan membisu tidak mau berbicara dan takut dengan keramaian. 
B.     Analisa Kasus Berdasarkan Model Komunikasi
Dari kasus diatas peranan perawat selain memotivasi atau menyemangati dan membina trust kepada anak, perawat juga membantu anak untuk berinteraksi dengan lingkungan dengan mengajak si anak berkomunikasi  agar anak percaya diri terhadap lingkungan untuk menentukan suatu keputusan dalam pelaksanaan tindakan kesehatan.
Selain kepada anak sendiri, peranan perawat juga perlu berkomunikasi kepada keluarga agar selalu memotivasi, menjaga perilaku yang memungkinkan anak tersebut menimbulkan trauma si anak dan berinteraksi dengan lingkungan. Kemungkinan disini komunikasi menurut anak sebagai suatu ancaman untuk dirinya sendiri karena selain tidak percaya diri, si anak juga takut salah dalam komunikasi anak sendiri dan ia memerlukan energi yang lebih untuk kopingnya.
 Perawat juga memberikan penilaian terhadap komunikasi anak untuk memberikan penjelasan dan memberikan kepercayaan bahwa komunikasi sangat penting dalam menentukan tujuan hidup dan memiliki arti yang sangat penting dalam penyampaian informasi maupun untuk berinteraksi dengan orang lain. Setelah anak mau berkomunikasi, perawat mengevaluasi sumber dari koping anak dan membantu mengarahkan anak untuk menyelesaikan masalah pada anak.
























.




BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Model konseptual memberikan kerangka kerja dengan cara mengidentifikasi suatu pertanyaan untuk mendapatkan pemecahan masalah. Model konseptual keperawatan jiwa digunakan perawat sebagai acuan untuk menolong seseorang agar dapat menghadapi stressor melalui mekanisme koping yang positif. Model konseptual keperawatan jiwa khususnya model komunikasi merupakan persepsi untuk memberikan dorongan individu dalam tindakan pencegahan penyakit. Keunggulan model ini terletak pada penerapan komunikasi yang lebih luas, mengubah persepsi klien sehingga mereka berupaya meningkatkan aktivitas dalam pencegahan penyakit.
Model komunikasi dikemukakan oleh beberapa ahli seperti model Berne dan Thomas yang mengemukakan bahwa setiap perilaku baik verbal maupun nonverbal adalah komunikasi, serta pemahaman terhadap perilaku manusia dan hubungan antar pribadi dengan menampakkan karakter. Model leary mengemukakan bahwa komunikasi ditentukan oleh imteraksi yang terjadi diantara pihak komunikator dan komunikan.model interaksi king mengemukakan bahwa proses komunikasi merupakan hasil interaksi untuk menentukan suatu keputusan dalam pelaksanaan tindakan kesehatan dan merupakan dasar tindakan. Model interpersonal peplau mengemukakan bahwa komunikasi menengahi pemikiran atau pendapat.
Perawat dapat menerapkan model komunikasi dalam praktik keperawatan untuk mengungkapkan masalah yang dialami seseorang dan menerapkan asuhan keperawatan

B.     Saran
1.        Perawat dapat berperan sebagai konselor, provider, advokator, yang dapat memberikan pemecahan masalah pada seseorang yang mengalami pengalaman buruk baik dimasa lalu maupun yang sedang dialaminya. Dan membina trust agar komunikasi maupun kegiatan keperawatan lainnya dapat diterima oleh klien.
2.       Selain itu, perawat berperan dalam memberikan pelayanan terapeutik untuk memberikan asuhan keperawatan setiap tindakan kesehatan serta membantu baik dalam keluarga maupun klien sendiri dalam menyelesaikan masalah yang dialami baik kepada anak maupun kepada keluarga.
3.       Keluarga. Memberikan rasa aman dan nyaman, menjaga perilaku yang dapat menimbulkan trauma klien, serta memotivasi klien dan memberikan kepercayaan agar klien percaya terhadap diri sendiri. Dan yang paling penting berkomunikasi untuk menentukan tujuan dan sasaran tertentu.
4.       Masyarakat dapat berinteraksi dengan lingkungan dengan berkomunikasi dan menjaga perilaku.















DAFTAR PUSTAKA


Perry & potter.1999.Fundamental keperawatan.Jakarta : EGC
Raile Alligood,Martha& Tomay.2002.Nursing Theory.Amerika:Mosby
Fitzpatrick,Jyce J &Whall,Ann L.1989.Conceptual Models of Nursing.Amerika:Appleton &Lange.
Stuart,Gail.W & Sunndeen,Sandra J.1998.Buku saku Keperawatan jiwa.Jakarta:EGC
Videbeck. Sheila L.2008.Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta : EGC
Stuart,Gail W & Sandra I.Sundeen. 1995.Prinsip   dan   Praktik   Ilmu
       Keperawatan Psikiatri.Missouri:Mosby.
Kaplan,Harold I.&Sadock,Benjamin J. 2010.Synopsis psikiatri.Tengerang:
       BINARUPA AKSARA Publisher
Machfoedz,Mahmud.2009.komunikasi keperawatan.Yogyakarta:Ganbika
Yosep,Iyus.2009.Keperawatan jiwa. Bandung:PT Refika Aditama















COMMENTS

Nama

BAYI,3,MAKALAH,22,Materi,4,PERAWAT,4,TUGAS,6,
ltr
item
Muammar Khadafi: Makalah Model Konseptual: Model Komunikasi
Makalah Model Konseptual: Model Komunikasi
Muammar Khadafi
http://nurseammar.blogspot.com/2012/03/makalah-model-konseptual-model.html
http://nurseammar.blogspot.com/
http://nurseammar.blogspot.com/
http://nurseammar.blogspot.com/2012/03/makalah-model-konseptual-model.html
true
2977093964499099298
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy