MAKALAH USIA PSIKOSOSIAL USIA BAYI

BAB I PENDAHULUAN A.      LATAR BELAKANG Masa bayi merupakan masa awal kehidupan manusia. Perkembangan masa bayi sangat mempengaru...


BAB I
PENDAHULUAN
A.     LATAR BELAKANG
Masa bayi merupakan masa awal kehidupan manusia. Perkembangan masa bayi sangat mempengaruhi dasar dari perilaku individu di kehidupan selanjutnya. Untuk itu sangat perlu diperhatikan, sehingga selain penulis menyampaikan tugas yang menjadi amanah dosen, penulis berkesempatan untuk mengetahui perkembangan sosio-emosional yang dalam hal ini sangat bermanfaat bagi kita semua.
Perkembangan psikososial bayi dimulai pada usia 1-2 bulan memperlihatkan rasa senang-nyaman berdekatan dengan orang yang dikenal, usia 4-7 bulan memberikan respon emosional terhadap kontak sosial, dan usia 9-10 bulan mulai lepas dari pengasuhnya karena sudah dapat merangkak atau meraih sesuatu. Usia 1 tahun tampak interaktif rasa aman dengan ibu atau pengasuhnya dan usia 2 tahun mulai mengikuti perbuatan.
Adanya gangguan psikososial ini kemungkinan dapat memperkirakan apakah anak akan cendrung menjadi pendiam atau hiperaktif. Adanya gangguan ini perlu mendapatkan perhatian orang tua, karena biasanya berhubungan dengan gangguan lainnya seperti hiperaktif dengan terlambat bicara.
Dalam perkembangan psikososial, khususnya pada masa bayi, memiliki hubungan dengan perihal keterikatan (attachment), perkembangan psikososial, temperamen, perkembangan rasa percaya, dan emosi.
B.     TUJUAN PENULISAN
1.      Tujuan Umum
a.       Mahasiswa mampu menjelaskan kembali dan mengaplikasikan konsep dasar perkembangan psikososial usia bayi.
2.      Tujuan Khusus
a.       Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Perkembangan Bayi
b.      Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Ciri-ciri Masa Bayi
c.       Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Perkembangan Fisik
d.      Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Pengembangan Fungsi dan Perbedaan Individual
e.       Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Pola Perkembangan Fisik selama Masa Bayi
f.        Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Pola Pengendalian Motorik
g.       Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Ciri-ciri Perkembangan Psikososial
h.       Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Tahap Perkembangan Usia Bayi
i.         Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Perkembangan Emosi
j.        Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Perkembangan Temperamen
k.      Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Tahap Attachment
l.         Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Perkembangan Rasa Percaya
m.     Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Tugas Perkembangan
n.       Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Kemampuan mental dan kontrol terhadap sikap badannya.
C.    METODE PENULISAN
Metode penulisan pada makalah ini dengan metode deskriptif dan melalui pengumpulan literatur dari berbagai sumber. Dalam penyampaian ini kami menggunakan metode presentasi supaya audient dapat dengan mudah mencerna materi ini
D.    SISTEMATIKA PENULISAN
            Sistematika penulisan pada makalah ini yaitu :
Bab I                :     Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Tujuan, Metode Penulisan, dan Sistematika Penulisan.
Bab II               :     Tinjauan Teoritis
BAB III            :     Penutup terdiri dari Kesimpulan dan Saran
DAFTAR PUSTAKA


BAB II
TINJUAN TEORI
A.     PENDAHULUAN
1.      Perkembangan Bayi
Masa bayi berlangsung pada usia 0-2 tahun pertama setelah priode bayi yang baru lahir dua minggu.  Meskipun masa bayi sering dianggap sebagai masa bayi baru lahir, tetapi label masa bayi akan digunakan untuk membedakannya dengan priode pascanatal yang ditandai dengan keadaan sangat tidak berbahaya. Selama beberapa bulan masa bayi keadaan tidak berdaya itu secara berangsur-angsur agak menurun. Akan tetapi tidak berarti bahwa keadaan tidak berdaya secara cepat menghilang dan bayi menjadi mandiri, melainkan setiap hari setiap minggu dan setiap bulan bayi semangkin mampu mandiri sehingga saat masa bayi berakhir pada ulang tahun ke-2 ia menjadi seseorang yang berbeda dengan awal masa bayi. Karena istilah bayi banyak ditafsirkan sebagai individu yang tidak berdaya, maka semangkin umum orang menamakan masa bayi selama dua tahun itu sebagai anak kecil yang baru belajar berjalan. Anak kecil adalah anak bayi yang telah berhasil menguasai tubuhnya sehingga relatif mandiri. (Hurlock, Elizabeth : 2002).
2.      Ciri-Ciri Masa Bayi
Ciri-ciri tersebut membedakan  masa bayi dari periode-periode sebelumnya dan sesudahnya berikut ini adalah ciri-ciri yang penting.
a.       Masa bayi adalah masa dasar yang sesungguhnya.
Meskipun seluruh masa anak-anak terutama tahun-tahun awal dianggap sebagai masa dasar. Namun masa bayi adalah dasar priode kehidupan yang sesungguhnya karena pada saat ini banyak pola prilaku, sikap dan pola ekspresi emosi terbentuk.



b.      Masa bayi adalah masa dimana pertumbuhan dan perubahan berjalan pesat.
Bayi berkembang pesat  baik secara fisik maupun secara psikologis. Dengan cepatnya pertumbuhan ini perubahan tidak hanya terjadi dalam penampilan tetapi juga dalamkemampuan. Bayi lambat laun menjadi tidak segrmuk seperti pada saat dilahirkan dan anggota-anggota tubuh berkembang dalam perbandingan yang lebih baik terhadap kepala yang besar. Perubahan dalam perbandingan tubuh disertai dengan pertumbuhan tinggi dan berat tubuh. Meskipun pertumbuhan pesat terjadi pada seluruh periode bayi, namun yang terpesat adalah dalam tahun pertama.
c.       Masa bayi adalah masa berkurangnya ketergantungan.
Berkurangnya ketergantungan pada orang lain merupakan efek dari pesatnya perkembangan pengendalian tubuh yang memungkinkan  bayi duduk, berdiri, berjalan dan menggerakan benda-benda. Gerakan-gerakan bayi yang acak dan menyeluruh kembali menjadi gerakan yang terkoordinasi sehingga memungkinkan bayi melakukan sendiri hal-hal sebelumnya harus dilakukan oleh orang lain. Dengan berkurangnya ketergantungan bayi tidak senang diperlakukan seperti bayi. Ia tidak lagi mau memberikan orang lain melakukan hal-hal yang dapat dilakukan atau yang dianggapnya dapat dilakukan sendiri
d.      Masa bayi adalah masa meningkatnya individualitas.
Hal yang terpenting dalam meningkatkan kemandirian adalah bahwa kemungkinan ini memungkinkan  bayi mengembangkan hal-hal yang sesuai  dengan minat dan kemampuannya, individualis yang tampak pada waktu lahir semangkin menonjol pada saat menjelang akhir pada masa bayi. Individualis tampak dalam penampilan dan pola-pola prilaku bahkan bayi kembarpun menampakkan individualisnya.
Dengan meningkatnya individualis maka setiap bayi harus diperlukan sebagai individu. Tidak dapat lagi semua bayi diharapkan tumbuh berdasarkan makanan yang sama atau adanya jadwal makan dan tidur yang sama.
e.       Masa bayi adalah masa menarik
Meskipun menurut orang dewasa bayi mempunyai bayi mempunyai ukuran tubuh yang tidak wajar tetapi bayi menarik justru karena kepalanya besar,perutnya buncit, anggota badannya kecil dan kurus, tangan dan kakinya kurus, tangan dan kakinya kecil, kalau bayi memakai baju dan diselubungi dengan selimut bayi, membuatnya semangkin menarik. (Hurlock, Elizabeth : 2002).
3.      Perkembangan fisik
Pertumbuhan yang pesat selama rentang kehidupan terjadi pada masa bayi dan pada periode pubertas. Selama eenam bulan pertama, pertumbuhan terus terjadi dengan pesat seperti pada priode pranatal dan kemudian mulai menurun dalam kedua tingkat pertumbuhan cepat menurun selama tahun pertama peningkatan berat tubuh lebih besar dari pada peningkatan tinggi selama tahun ke-2 terjadi hal sebaliknya. Kalau pertumbuhan pesat yang meruupakan ciri dari periode pranatal dari awal priode pascanatal tidak berkurang setelah lahir, anak dapat tumbuh menjadi raksasa. Meskipun pola umum dari pertumbuhan dan perkembangan sama bagi semua bayi, tetapi tetap ada perbedaan dalam tinggi, berat, kemampuan sensorik, dan bidang perkembangan fiisik lain. Beberapa bayi memulai kehidupan dengan badan yang lebih kecil dan perkembangan yang kurang normal. Mungkin ini disebabkan karena belum cukup umur atau kondisi fisik yang buruk akibat ibu kurang gizi, mengalami tekanan atau kondisi kurang baik lainnya selama pranatal. Akibatnya bayi itu cendrung ketinggalan dengan tema-teman sebayanya dalam tahun-tahun dimasa bayi. (Hurlock, Elizabeth : 2002).
4.      Pengembangan fungsi-fungsi dan perbedaan individual
Anak-anak yang baru lahir dan sehat, dengan cepat akan mengembangkan semua fungsi jasmaniah dan rohaniah. Fungsi-fungsi tertentu tampil pada waktu-waktu tertentu berupa keterampilan yang perlu mendapatkan latihan untuk perkembangan secara penuh. Oleh karena itu setiap fungsi mempunyai masa kepekaan sendiri-sendiri. (Kartono, Kartini : 2001)
Masa kepekaan dan kematangan fungsi-fungsi itu tidak berlangsung otomatis dan serba teratur. Dalam pengertian berkembangnya tidak sama sama cepatnya pada setiap anak, dan berlangsung tidak pada jarak waktu yang tepat. Ada anak-anak yang lebih cepat berkembang fungsinya, dan ada yang lebih lambat karena :
a.       Tempo/kecepatan dan irama berkembang tersebut berbeda-beda pada setiap fase dan setiap anak.
b.      Perbedaan tadi juga disebabkan pula oleh bakat pembawaan, temperament dan kepribadian anak yang tidak sama pula. (Kartono, Kartini : 2001)
Tahap-tahap perkembangan pada umumnya mengikuti satu pola tertentu. Prosesnya dimulai dari perkembangan pada pusat persyarafan didalam otak (syaraf-syaraf dan otot-otot) dikepala (perkembangan cephalocaudal) yang berkembang berlanjut kebadan dan bagian-bagian anggota tubuh. Keaktifan jasmaniah anak bayi itu berkembang sebagai berikut :
a.       Bulan 1 & 2
Melihat, mendengar, mencium/membau, dan merasakan dengan segenap indranya.
b.      Bulan 3
Pada akhir bulan ini bayi menegakkan dan menggerak-gerakkan kepala.
c.       Bulan 5 & 6
Telungkup dan menggeser-geserkan badan.
d.      Bulan 7
Duduk
e.       Bulan 8
Merangkak
f.        Bulan 9 & 10
Mengangkat badan dan bangkit berdiri
g.       Bulan 11
Merambat,  jalan dengan berpegangan
h.       Bulan 12
Berdiri sendiri dan mulai berjalan. (Kartono, Kartini : 2001)
Perkembangan fungsi-fungsi jasmaniah dapat kita bedakan dalam 5 macam perkembangan keterampilan, yaitu :
a.       Perkembangan motorik dan gerak refleks
Arti motorik ialah segala faktor yang bisa menimbulkan gerakan-gerakan pada seluruh bagian tubuh. Biasanya orang membedakan 3 jenis motorik yaitu :
1)      Motorik statis, seperti pada keseimbangan tubuh, sikap badan yang tegak lurus, dan gerakan-gerakan lengan serta kaki
2)      Ketangkasan/keterampilan tangan, jari-jari dan pergelangan tangan ( manipulasi tangan, jari danpergelangan ).
3)      Penguasaan terhadap otot dan urat-urat pada wajah. (Kartono, Kartini : 2001)

b.      Kemampuan merangkak
Kemampuan merangkak diartikan sebagai keterampilan begerak maju dengan tangan dan kaki, sambil mengangkat badan dari dasar tempat menelungkup. Kemampuan merangkak ini merupakan suatu progres dari kemampuan telungkup menjadi gerak maju yang terkoordinasi pada kedua tungkai kaki dan tangannya. Mula-mula bayi berusaha meletakkan kepalannya kesuatu sisi, sambil kadang-kadang mengangkat kepala serta dagunya kedepan, lalu menekuk kaki dan kedua lengannya. Sedangkan jari-jari tangan mengepal dan jari-jari kaki mengkerut kedalam.
Dengan tercapainya kemampuan merangkak, si bayi mulai bereksplorasi menjelajahi tempat bermain dan rumahnya, sambil memeperkokoh otot-ototnya.ada beberapa anak bayi yang tidak atau maqu merangkak, akan tetapi maju kedepandengan jalan melata (seperti ular) yaitu bergerak maju dengan duduk. Juga ada beberapa orang bayi yang melewati masa merangkak ini ia mulai duduk, langsung berdiri lalu berjalan.

c.       Kemampuan duduk
Kemampuan duduk itu bertujuan untuk mendapatkan kebebasan bergerak bagi kepala, tubuh dan kedua belah tangan. Dengan fasilitas kebebasan ini bayi bisa memperhalus gerakan gerakan tangan dan jari-jari sambil memanipulasikan kepalanya. Keterampilan duduk ini diperoleh bayi pada usia kurang lebih 7-8 bulan.

d.      Kemampuan Berdiri dan Berjalan
Tegak berdiri dan berjalan pada dua kaki itu merupakan keterampilan khas manusiawi. Mula-mula posisi tegak pada kaki itu merupakan gerak refleks pada bayi yang baru lahir, artinya bila dia diangkat tegak, dan kakinya disentuhkan pada satu alas. Bayi akan menggerakkan secara reflektif kakinya sambil mengangkat tubuh. Refleks tersebut biasanya berlangsung selama 1-2 bulan lalu menghilang pada usia 3 bulan. Sebab ia akan pasif saja bila ditegakkan pada tungkai kakinya.
Usaha belajar berdiri dan berjalan ini menyerap segenap perhatian dan kekuatan bayi, karena usaha tersebut memerlukan banyak energi untuk koordinasi, unsur-unsur kemauan, perasaan atau emosi, dan penggunanan otot-otot pada kaki serta tubuh, sambil menjaga kesimbangan tubuhnya. Pada umumnya Cuma kurang lebih 60% saja dari bayi-bayi mampu berjalan pada usia 1 tahun. Sisa yang lain bisa berjalan sebelum waktu tersebut, ataupun memerlukan 3-4 bulan lagi untuk bisa berjalan.
e.       Keterampilan memanipulasi tangan dan jari-jari gerak-gerak tangan.
Itu mulanya berupa reflek umklammerung, yaitu gerak merangkul dan mencengkram yang tidak terkoordinasi akan tetapi lama kelamaan bisa dikuasai dan dikontrol lebih baik. Pada kira-kira usia 4 bulan bayi bisa memanipulasikan pergelangan tangan dan jari-jarinya. Dan baru pada usia kurang lebih 6 bulan bayi mampu memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya, atau memegangnya dengan kedua belah tangan.
5.      Pola Perkembangan Fisik selama Masa Bayi
a.       Berat
Pada usia empat bulan berat bayi biasanya bertambah dua kali lipat. Pada usia pada satu tahun berat bayi rata-rata tiga kali berat pada waktu lahir atau sekitar 21 pon. Pada usia dua tahun rata-rata berat bayi amerika adalah 25 pon.
b.      Tinggi.
Pada usia empat bulan, ukuran bayi antara 23 dan 24 inci, pada usia satu tahun, antara 28 dan 30 inci, dan pada usia dua tahun, antara 32 dan 34 inci.
c.       Proposi fisik
Pertumbuuhan kepala berkurang, dalam masa bayi, sedangkan pertumbuhan badan dan tungkai meningkat. Jadi bayi berangsur-angsur menjadi kurang berat diatas dan tampak lebih ramping dan tidak gempal pada masa akhir bayi.
d.      Tulang
Jumlah tulang meningkat pada masa bayi pengerasan tulang dimulai pada awal tahun pertama, tetapi belum selesai sampai masa puber. Ubun-ubun atau pada daerah otak yang lunak 50% bayi yang lahir telah tertutuup pada usia delapan belas bulan  dan hampir semua bayi telah tertutup pada dua tahun.
e.       Otot dan lemak.
Urat otot sudah ada pada waktu lahir tetapi dalam bentuk yang belum berkembang. Urat otot itu berkembang lambat selama masa bayi dan lemah. Sebaliknya jaringan lemak berkembang pesat, sebagai karena tingginya kadar lemak didalam satu yang merupakan bahan makan pokok bagi bayi.

f.        Bangun tubuh
Selama tahun ke dua, ketika proporsi tubuh berubah, bayi mulai memperlihatkan kecenderungan bangun tubuh yang karakteristik. Tiga bentuk bangun tubuh yang paling lazim adalah ektomorfik, yang cenderung panjang dan langsing, endomorfik, yang cenderung bulat dan gemuk, dan mesomorfik, yang cenderung berat keras, dan empat persegi panjang.
g.       Gigi
Rata-rata bayi mempunyai empat hingga enam gigi susu pada usia satu tahun dan emam belas pada usia dua tahun. Gigi yang pertama adalah gigi depan, sedangkan yang terakhir adalah gigi graham. Empat gigi susu yang terakhir biasanya baru muncul pada tahun pertama pada masa kanak-kanak.
h.       Susunan saraf
Pada waktu lahir, berat otak adalah seperdelapan berat total bayi. Pertambahan berat otak paling pesat pada usia dua tahun. Otak kecil yang berperan penting untuk menjaga keseimbangan dan pengendalian tubuh, bertambah beratnya tiga kali lipat tiga tahun sesudah kelahiran  ini berlaku juga untuk otak besar, sel-sel yang belum matang, yang ada pada waktu kelahiran, terus berkembang pada sesudah kelahiran, tetapi secara relatif beberapa sel baru terbentuk.
i.         Perkembangan organ perasa
Pada usia tiga bulan, otot mata sudah cukup terkoordinasi untuk memungkinkan bayi melihat sesuatu secara jelas dan nyata dan sel-sel kerucut sudah berkembang baik untuk memungkinkan mereka untuk melihat warna. Pendengaran berkembang pesat selama waktu ini. Penciuman dan pengecapan berkembang dengan baik pada waktu kelahiran, terus membaik pada waktu masa bayi. Bayi sangat tanggap terhap perangsang kulit karena tekstur kulit mereka yang tipis dan karenasemua organ perara yang berhuubungan dengan peraba, tekanan, rasa sakit, dan suhu berkembang dengan baik. (B. Hurlock, Elizabeth : 2002).
6.      Pola Pengendalian Motorik
a.       Daerah kepala
1)      Pengendalian mata
Optic nystagmus atau reaksi mata pada rangkaian benda bergerak dimuulai kira-kira duabelas jam setelah lahir gerakan mata mencari antara minggu ketiga dan keempat, gerakan mata horizontal, antara bulan kedua dan ketiga gerakan mata vertikal, antara bulan ketiga da keempat dan gerakan mata berputar beberapa bulan kemudian.
2)      Tersenyum
Gerakan refleks tersenyum atau senyum sebagai reaksi terhadap rangsangan perabaan muncul dalam minggu pertama senyum sosial atau senyum sebagai reaksi terhadap senyum senyum orang lain mulai dari bulan ketiga dan keempat.
3)      Menahan kepala
Dalam posisi terkurap bayi dapat menahan kepala secara tegak pada usia 1 buulan, kalau terlentang pada lima bulan dan dalam posisi duduk antara empat dan enam bulan.
b.      Daerah badan
1)      Berguling
Bayi dapat berguling dari samping ke belakang pada usia dua bulan dan dari tengkurap ke samping pada empat bulan, pada usia enam bulan bayi dapat berguling sepenuhnya.
2)      Duduk
Bayi dapat ditarik ke posisi duduk pada usia empat bulan, duduk dengan dibantu pada usia lima bulan, duduk tampa dibantu sebentar pada usia tujuh bulan, dan duduk tampa bantuan selama 10 menit atau lebih pada usia sembilan bulan.
c.       Daerah lengan dan tangan
1)      Tangan
Ibu jari menjauh, gerakan ibu jari menjauhi jari-jari lain muncul dalam usaha mengenggam antara tiga dan empat bulan dan dalam mengambil benda atara delapan dan sepuluh bulan.
2)      Lengan
Bayi dapat meraih benda pada usia enam atau tujuh bulan dan dapat mengambil benda tanpa gerakan-gerakan acak pada usia satu tahun.
d.      Daerah tungkai
Memindahkan tubuh dengan menendang terjadi pada akhir minggu kedua. Menghentak atau bergerak dalam posisi duduk pada usia enam bulan. Merangkak terjadi pada usia  delapan dan sepuluh bulan, dan pada usia sebelas bulan bayi berjalan dengan empat kaki bayi dapat menarik diri sendiri ke posisi berdiri sekitar usia sepuluh bulan, berdiri dengan bantuan pada usia sebelas bulan, berdirii tampa bantuan pada usia satu tahun, dan berjalan tampa bantuan pada usia empat belas bulan. (B. Hurlock, Elizabeth : 2002).







B.     PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL USIA BAYI
1.      Ciri-ciri Perkembangan Psikososial
a.       Perkembangan psikososial bayi dimulai pada usia 1-2 bulan memperlihatkan rasa senang-nyaman berdekatan dengan orang yang dikenal
b.      Usia 4-7 bulan memberikan respon emosional terhadap kontak sosial
c.       Usia 9-10 bulan mulai lepas dari pengasuhnya karena sudah dapat merangkak atau meraih sesuatu.
d.      Usia 1 tahun tampak interaktif rasa aman dengan ibu atau pengasuhnya dan
e.       Usia 2 tahun mulai mengikuti perbuatan orang lain diluar ibu atau pengasuhnya, bermain sendiri atau dengan orang lain. (Desmita : 2009).

2.      Tahap Perkembangan Usia Bayi
Menurut Erik Erikson (1963) perkembangan psikososial terbagi menjadi beberapa tahap. Masing-masing tahap psikososial memiliki dua komponen, yaitu komponen yang baik (yang diharapkan) dan yang tidak baik (yang tidak diharapkan). Perkembangan pada fase selanjutnya tergantung pada pemecahan masalah pada tahap masa sebelumnya.
Dari pendapat Erik Erikson tadi maka tahap-tahap perkembangan psikososial yang dilalui bayi hanya ada satu yaitu sebagai berikut :
a.       Percaya Vs Tidak percaya ( 0-1 tahun )
Komponen awal yang sangat penting untuk berkembang adalah rasa percaya. Membangun rasa percaya ini mendasari tahun pertama kehidupan. Begitu bayi lahir dan kontak dengan dunia luar maka ia mutlak tergantung dengan orang lain. Rasa aman dan rasa percaya pada lingkungan merupakan kebutuhan. Alat yang digunakan bayi untuk berhubungan dengan dunia luar adalah mulut dan panca indera, sedangkan perantara yang tepat antara bayi dengan lingkungan adalah ibu.



3.      Perkembangan Emosi
Emosi adalah perasaan atau afeksi yang melibatkan gejolak fisiologis dan perilaku yang tampak sekaligus. Emosi pun diklasifikasi menjadi dua yaitu, afektifitas positif (antusiasme, kegembiraan, kesabaran, dan ketenangan) dan afektifitas negatif (kecemasan, kemarahan, rasa bersalah, dan kesedihan). Sedangkan, yang dinamakan dengan emosionalitas pada perangai bayi adalah kecenderungan untuk mengalami kesulitan (distressed). (Desmita : 2009).
Dalam perkembangan anak, emosi memiliki peranan-peranan tertentu, seperti, media untuk penyesuaian diri dan mempertahankan kelangsungan hidup (adaptation & survival). Emosi pun memiliki fungsi sebagai media pengaturan diri (regulation). Dan juga berfungsi sebagai media komunikasi. (Desmita : 2009).
Gejala awal perilaku emosional adalah keterangsangan umum terhadap stimulus yang kuat. Keterangsangan berlebih-lebihan tampak dalam aktivitas yang banyak pada bayi yang baru lahir. Meski begitu, reaksi emosional pada bayi yang masih dalam periode neo natal, kurang spesifik, karena hanya menampakan reaksi terhadap kesenangan dan ketidak senangan. Seiring pertambahan usianya, ekspresi emosional bayi sekitar satu tahun, telah menyerupai ekspresi yang ditampakkan oleh orang dewasa. (Desmita : 2009).
Biasanya, emosi pada bayi hanya ditunjukkan dengan menangis dan tersenyum, karena kedua hal itu adalah mekanisme yang terpenting untuk mengembangkan komunikasi bayi tersebut. (Desmita : 2009).
Carroll Izord (1982) mengembangkan suatu sistem pengkaderan ekspresi wajah bayi yang berkaitan dengan emosi tertentu yang dikenal dengan maximally discrimunative facial movement coding system, berdasarkan sistem klasifikasi Izord, diketahui beberapa ekspresi emosi selama masa bayi, yaitu : (Desmita : 2009).



Perkembangan Emosi Bayi
NO
Umur
Umur ekspresi emosi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
0 – 1 bulan
3 bulan
3 – 4 bulan
4 bulan
4 – 7 bulan
5 – 9 bulan
18 bulan
Senyuman sosial
Senyuman kesenangan
Kehati-hatian
Kelurahan
Kegembiraan, kemarahan
Ketakutan
Malu

Menurut Wasz-Hockert dan kawan-kawan (1968), bayi memiliki tiga jenis tangisan yaitu tangisan dasar atau basic cry (ketika menunjukan rasa lapar), tangisan marah atau anger cry (variasi basic cry yang menunjukan kegusaran), dan tangisan sakit atau pain cry (tangisan merintih yang butuh upaya menarik nafas cukup lama dan menunjukan rasa sakit).
Menurut Emde, Gaensbauer, dan Harmon (1976), bayi memiliki dua tipe senyuman yaitu senyum refleksi atau reflexive smile (bukan karena rangsang luar) dan senyum sosial atau social smile (respon atas stimulus).
4.      Perkembangan Temperamen
Temperamen merupakan sebuah aspek karakter yang menyelubungi seseorang secara umum, yang dibentuk oleh kecenderungan-kecenderungan pola-pola khusus reaksi emosional, perubahan suasana hati, dan tingkat kepekaan yang dihasilkan rangsangan. Temperamen juga bisa dilihat sebagai reaksi seseorang terhadap respon lingkungannya. Temperamen umumnya diperoleh seseorang melalui orang tuanya dengan cara diturunkan, juga dipengaruhi lingkungan sekitar. Perbedaan kualitas dan intensitas respons emosional serta pengaturan diri yang memunculkan perilaku individual yang terlihat sejak lahir, yang relatif stabil dan menetap dari waktu ke waktu dan pada semua situasi yang dipengaruhi oleh interaksi antara pembawaan, kematangan, dan pengalaman. (Aziz Alimul Hidayat : 2008).
Beberapa bayi sangat aktif menggerakkan tangan, kaki dan mulutnya tanpa henti-hentinya, tetapi bayi lain terlihat sangat tenang. Sebagian bayi merespons dengan hangat kepada orang lain cerewet, rewel dan susah diatur. Semua gaya perilaku ini merupakan tempramen seorang bayi. (Aziz Alimul Hidayat : 2008).
5.      Tahap Attachment
Attachment adalah sebuah istilah yang pertama kali diperkenalkan oleh J. Bowlby tahun 1958 untuk menggambarkan pertalian atau ikatan antara ibu dan anak. Kebanyakan ahli psikologi perkembangan mempercayai bahwa attachment pada bayi merupakan dasar utama bagi pembentukan kehidupan sosial anak di kemudian hari. Menurut J. Bowlby, pentingnya attachment dalam tahun pertama kehidupan bayi adalah karena bayi dan ibunya secara naluriah memiliki keinginan untuk membentuk suatu katerikatan. (Aziz Alimul Hidayat : 2008).
Ada 4 tahap perkembangan attachment pada bayi adalah sebagai berikut :
a.       Tahap Indiscriminate Sosiability (0-2 bulan)
Bayi tidak membedakan antara orang- orang dan merasa senang dengan atau menerima dengan senang orang yang dikenal dan yang tidak dikenal.
b.      Tahap Attachment Is The Makin (2-7 bulan)
Bayi mulai mengakui dan menyukai orang-orang yang dikenal, tersenyum pada orang yang lebih dikenal.
c.       Tahap Specific, Clear-Cut Attachment (7-24 bulan),
Bayi telah mengembangkan keterikatan dengan ibu atau pengasuh pertama lainnya dan akan berusaha untuk senantiasa dekat dengannya, akan menangis ketika berpisah dengannya.
d.      Tahap Goal-Coordination Partenerships (24- seterusnya)
Bayi merasa lebih aman dalam berhubungan dengan pengasuh pertama, bayi tidak merasa sedih selama berpisah dengan ibunya atau pengasuh pertamanya dalam jangka waktu yang lama. (Aziz Alimul Hidayat : 2008).
6.      Perkembangan Rasa Percaya
Menurut Erik Erikson (1968), pada tahun pertama (bayi usia 1-2 bulan) kehidupan ditandai dengan adanya tahap perkembangan rasa percaya dan rasa tidak percaya. Erikson meyakini bayi dapat mempelajari rasa percaya apabila mereka diasuh dengan cara yang konsisten. Rasa tidak percaya dapat muncul apabila bayi tidak mendapatkan perlakuan yang baik. Gagasannya tersebut banyak persamaanya dengan konsep Ainsworth tentang keterikatan yang aman (secure attachment).
Rasa percaya dan tidak percaya tidak muncul hanya pada tahun pertama kehidupan saja. Tetapi rasa tersebut muncul lagi pada tahap perkembangan selanjutnya. Beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat anak-anak memasuki sekolah dengan rasa percaya dan tidak percaya dapat mempercayai guru tertentu yang banyak memberikan waktu baginya sehingga membuatnya sebagai orang yang dapat dipercayai. Pada kesempatan kedua ini, anak mengatasi rasa tidak percaya sebalumnya. Sebaliknya, anak-anak yang meninggalkan masa bayi dengan rasa percaya pasti pada tahap selanjutnya masih dapat memiliki rasa tidak percaya, yang mungkin terjadi karena adanya konflik atau perceraian kedua orang tuanya. Erikson menekankan bahwa tahun kedua kehidupan ditandai oleh tahap otonomi versus rasa malu dan ragu-ragu. (Aziz Alimul Hidayat : 2008).
7.      Tugas Perkembangan
Karena pola perkembangan dapat diramalkan meskipun bayi yang berbeda mencapai hal-hal yang penting pada pola ini dalam usia yang agak berbeda, dapatlah dibuat standar dari harapan-harapan sosial dalam bentuk tugas-tugas perkembangan. Misalnya, semua bayi diharapkan belajar berjalan, memakan makanan padat, sedikit mengendalikan alat-alat pembuangan, mencapai stabilitas fsiologis yang baik (terutama dalam irama lapar dan tidur), mempelajari dasar-dasar berbicara, dan berhubungan secara emosional dengan orang tua dan saudara-saudara kandung sampai derajat tertentu dan tidak sepenuhnya tersendiri seperti  pada saat dilahirkan. (B. Hurlock, Elizabeth : 2002).
Masa bayi disebut juga sebagai periode vital, karena kondisi fisik dan mental bayi menjadi fundasi kokoh bagi perkembangan dan pertumbuhan selanjut nya. Karena itu peranannya sangat vital dan penting.Lagi pula,pada periode ini berlangsung proses pertumbuhan yang cepat sekali. Bayi yang baru lahir dan sehat,dengan cepat akan belajar menyesuaikan diri dengan alam lingkungan nya,dan melalkukan tugas-tugas perkembangan tertentu.Ada tugas-tugas melakukan kegiatan yang harus dilatihnya setiap waktu, agar bayi atau anak mampu melakukan adaptasi sosial (penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial), dan mampu mempertahan kan kelangsungan hidupnya.Misal nya tugas pendisiplinan diri atau pembiasaaan diri, makan dan tidur secara teratur, dan belajar patuh. (Aziz Alimul Hidayat : 2008).
Dengan berlalunya waktu, banyak muncul interaksi dengan orang lain dan keordinasi kemempuan-kemampuan pada setiap fase perkembangan. Tidak terhingga banyaknya jumlah kegiatan bayi sehat sehari-harinya. Ia mengisap, menelan, membuang kotoran, muntah, mengeluar kan air liur, bersedu (antop), bersin, menguap, meregangkan otot-otot lengan dan kaki, menggerak kan anggota badan, menggigil, menggeleng-geleng kan kepala, menyeringai, tertawa, menangis, mendengkur, mengeluh, dan lain-lain. (Aziz Alimul Hidayat : 2008).
Bayi juga menampilkan macam-macam nuansa perasaan nya dalam menggapai rangsangan dunia luar. Dalam penanggapi berbagai pengaruh lingkungan, pada umum nya respon atau reaksi bayi bersifat “positif”. Tingkah laku bayi yang masih sangat muda itu lebih bersifat “positif” dari pada “negative”. Sikap yang positif itu berwujud gerak menuju stimulus atau perangsang antara lain berupa: mendengarkan, meraih, menjangkau, memegang, senyum, ketawa, mendekati orang dewasa (dengan menggulingkan tubuh atau merangkak), meracau gembira, dan lain-lain. (Aziz Alimul Hidayat : 2008).
Sedang kan reaksi yang “negative”, yaitu berupa gerakan menjauhi atau menghindari stimulus, antara lain berupa: gerak menolak, mundur terkejut, tangis, sedu-sedan, memberengut, mengkerutkan dahi, merengek-rengek, surut takut, menolak dan menjauhi orang dewasa. (Kartono, Kartini : 2001)
8.      Kemampuan mental dan kontrol terhadap sikap badannya.
Pada umumnya kemampuan mental bayi itu lebih cepat berkembang daripada kemampuan fisik (jasmiah). Bayi mereaksi dengan senyum terhadap ibunya. Ia terus-menerus mengikuti gerak-gerik semua anggota keluarga yang ada disekatarnya jika ia sedang berjaga jauh sebelum bayi itu sendiri mampu melakukan kegiatan jasminiah guna membuntuti orang-orang tadi. (Kartono, Kartini : 2001).
















BAB III
PENUTUP
A.     KESIMPULAN
Dalam perkembangan sosio-emosi pada masa bayi, memiliki hubungan dengan perihal keterikatan (attachment), otonomi bayi, perkembangan psikososial, temperamen, perkembangan rasa percaya, peran ayah sebagai pengasuh anak, tempat pengasuhan anak (day care), dan emosi
Perkembangan sosio-emosi pada bayi menjadi hal penting yang banyak dikaji. Karena beragam hal yang dialami pada masa bayi akan membentuk pola perilaku tertentu dengan efek psikologis tertentu. Perkembangan yang terjadi pada masa bayi mempengaruhi pola perkembangan di tahap berikutnya. Untuk itu hendaklah orang tua yang memiliki bayi, memperhatikan setiap kejadian yang tengah terjadi pada masa tumbuh kembang bayi supaya bayi dapat berkembang menjadi orang yang diharapkan oleh orang tua kelak
B.     SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penyusun mengambil saran dalam rangka meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan. Adapun saran-saran adalah sebagai berikut :
1.      Untuk Keluarga
Hendaknya keluarga selalu memantau dan mengontrol perkembangan bayi khususnya perkembangan psikososial karena pola perkembangan psikososial sangatlah berpengaruh terhadap pola perkembangan bayi selanjutnya dalam melakukan orientasi dan komunikasi terhadap orang lain dan dunia luar.
2.      Untuk Perawat
Bagi seorang perawat sebaiknya harus memahami dan mengerti secara teoritis mengenai perkembangan psikososial bayi karena ini sangat penting dan berpengaruh terhadap bagaimana cara perawat dalam melakukan komunikasi kepada bayi pada saat akan melakukan tindakan keperawatan.






















COMMENTS

Nama

BAYI,3,MAKALAH,22,Materi,4,PERAWAT,4,TUGAS,6,
ltr
item
Muammar Khadafi: MAKALAH USIA PSIKOSOSIAL USIA BAYI
MAKALAH USIA PSIKOSOSIAL USIA BAYI
Muammar Khadafi
http://nurseammar.blogspot.com/2015/03/makalah-usia-psikososial-usia-bayi_31.html
http://nurseammar.blogspot.com/
http://nurseammar.blogspot.com/
http://nurseammar.blogspot.com/2015/03/makalah-usia-psikososial-usia-bayi_31.html
true
2977093964499099298
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy