ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM KARDIOVASKULER : PERIKARDITIS

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar belakang Perikarditis adalah peradangan lapisan paling luar jantung baik pada parietal maupun ...

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Perikarditis adalah peradangan lapisan paling luar jantung baik pada parietal maupun viseral. Penyakit perikarditis ada dua yaitu perikarditis akut dan perikarditis kronis.
Telah banyak orang menderita penyakit perikarditis ini. Menurut 3,7% warga dunia telah menderita penyakit perikarditis, sekitar 0,5% penderitanya sudah meninggal. Sedangkan dindonesia sendiri, diperkirakan sekitar 2,8% warga indonesia telah menderita penyakit perikarditis ini, diperkirakan 1,2% penderitanya sudah meninggal.
Penyakit perikarditis ini penyebabnya belum pasti (idiopatik) atau non spesifik. Tetapi biasanya perikarditis muncul akibat infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, dan jamur. Selain itu Kelainan jaringan ikat-sistemik lupus eritematosus, demam rematik, atritis rematik, poliarteritis juga dapat menyebabkan penyakit perikarditis.
Komplikasi-komplikasi dari perikarditis dapat Cardiac tamponade. Jika ada cukup cairan dalam kantong pericardia, mungkin ada cukup tekanan pada bagian luar dari jantung untuk mencegahnya berdenyut secara cukup untuk mendorong darah ke tubuh dan paru-paru. Tekanan didalam kantong sendiri perlu lebih tinggi daripada tekanan didalam kamar-kamar jantung, namun gejala-gejala secara berangsur-angsur maju ketika fungsi jantung dikompromikan. Ini dapat menjadi keadaan darurat medis yang benar. Gejala-gejala cenderung nonspesifik namun dapat termasuk sesak napas dan kesulitan dengan latihan atau melakukan aktivitas-aktivitas harian. Keluhan-keluhan tambahan mungkin disebabkan oleh sakit atau penyakit yang menyebabkan effusion berakumulasi pada tempat pertama.
Pada orang yang menderita penyakit perikarditis pertama-tama dapat kita beri terapi kepada klien.Selain itu dapat juga dengan pemberian analgetik untuk mengurangi nyeri dan mempercepat reabsorbsi cairan pada pasien dengan perikarditis rematik. Setelah itu kita memberikan  Tirah baring kepada pasien, disertai elevasi bagian kepala tempat tidur untuk perbaiki pernapasan, Pemberian antibiotik selama empat sampai enam minggu bila terjadi pada perikarditis purulen, dan pemberian Pemberian kortikosteroid pada pasien dengan gagal jantung atau post perikardioektomi syndrome. Selain itu, kita juga dapat memberikan obat yang berguna untuk mengurangi peradangan, seperti pemberian yang singkat dari obat nyeri narkotik [codeine, hydrocodone (Vicodin) atau oxycodone (OxyContin, Roxicodone)] akan diperlukan.
B.     Tujuan
1.      Mahasiswa dapat menjelaskan tentang konsep penyakit perikarditis.
2.      Mahasiswa mampu membedakan antara perikarditis akut dan kronis.
3.      Mahasiswa mampu menentukan asuhan keperawatan tentang penyakit perikarditis.
C.     Metode penulisan
Metode penulisan makalah ini dengan metode deskriptif dengan menggunakan literatur buku perpustakan, internet, dan pendapat – pendapat atau pemikiran kelompok kami.

D.    Sistematika penulisan
Bab I menjelaskan tentang : latar belakang, tujuan, metode penulisan dan           sistematika penulisannya.
Bab II menjelaskan tentang   :  anatomi fisiologi jantung dan konsep dasar pada penyakit perikarditis.
Bab III menjelaskan tentang  :  asuhan keperawatan yang akan diberikan kepada pasien/klien.
Bab IV menjelakan tentang        :   kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA


BAB II
TINJAUAN TEORI

A.    ANATOMI FISIOLOGI JANTUNG
Secara fisiologi, jantung adalah salah satu organ tubuh yang paling vital fungsinya dibandingkan dengan organ tubuh vital lainnya. Dengan kata lain, apabila fungsi jantung mengalami gangguan maka besar pengaruhnya terhadap organ-organ tubuh lainya terutama ginjal dan otak. Karena fungsi utama jantung adalah sebagai single pompa yang memompakan darah ke seluruh tubuh untuk kepentingan metabolisme sel-sel demi kelangsungan hidup. Untuk itu, siapapun orangnya sebelum belajar EKG harus menguasai anatomi & fisiologi dengan baik dan benar.
Gambar 2.1 anatomi jantung (sumber :http://adedq.wordpress.com)

 















1.         Ukuran, Posisi atau letak Jantung
Secara anatomi ukuran jantung sangatlah variatif. Dari beberapa referensi yang saya baca, ukuran jantung manusia mendekati ukuran kepalan tangannya atau dengan ukuran panjang kira-kira 5" (12cm) dan lebar sekitar 3,5" (9cm). Jantung terletak di belakang tulang sternum, tepatnya di ruang mediastinum diantara kedua paru-paru dan bersentuhan dengan diafragma. Bagian atas jantung terletak dibagian bawah sternal notch, 1/3 dari jantung berada disebelah kanan dari midline sternum , 2/3 nya disebelah kiri dari midline sternum. Sedangkan bagian apek jantung di interkostal ke-5 atau tepatnya di bawah puting susu sebelah kiri.(lihat gambar 2.2 dan ganbar 2.3).
gambar 2.2 letak atau posisi jantung (sumber : vidah29nurse.blogspot.com)

 













Gambar 2.3 letak atau posisi jantung (sumber : arispurnomo.com)

 


















2.      Lapisan otot jantung
Lapisan otot jantung terbagi menjadi tiga yaitu:
a.       Epikardium
Epikardium, yaitu bagian luar otot jantung atau pericardium visceral.
b.      Miokardium
Miokardium, yaitu jaringan utama otot jantung yang bertanggung jawab atas kemampuan kontraksi jantung.
c.       Endokardium
Endokardium, yaitu lapisan tipis bagian dalam otot jantung atau lapisan tipis endotel sel yang berhubungan langsung dengan darah dan bersifat sangat licin untuk aliran darah, seperti halnya pada sel-sel endotel pada pembuluh darah lainnya.
Gambar 2.4 lapisan otot jantung (sumber : moduldanskill.blogspot.com)

 













3.      Lapisan pembungkus jantung
Jantung dibungkus oleh sebuah lapisan yang disebut lapisan perikardium, dimana lapisan perikardium ini dibagi menjadi 3 lapisan yaitu :
a.       Lapisan fibrosa
yaitu lapisan paling luar pembungkus jantung yang melindungi jantung ketika jantung mengalami overdistention. Lapisan fibrosa bersifat sangat keras dan bersentuhan langsung dengan bagian dinding dalam sternum rongga thorax, disamping itu lapisan fibrosa ini termasuk penghubung antara jaringan, khususnya pembuluh darah besar yang menghubungkan dengan lapisan ini (exp: vena cava, aorta, pulmonal arteri dan vena pulmonal).
b.      Lapisan parietal
Lapisan parietal yaitu bagian dalam dari dinding lapisan fibrosa.
c.       Lapisan viceral
Gambar 2.5 lapisan pembungkus jantung dan lapisan otot jantung (sumber : hazawar-aslam.blogspot.com)

Lapisan viceral yaitu lapisan perikardium yang bersentuhan dengan lapisan luar dari otot jantung atau epikardium.













Diantara lapisan pericardium parietal dan lapisan perikardium visceral terdapat ruang atau space yang berisi pelumas atau cairan serosa atau yang disebut dengan cairan perikardium. Cairan perikardium berfungsi untuk melindungi dari gesekan-gesekan yang berlebihan saat jantung berdenyut atau berkontraksi. Banyaknya cairan perikardium ini antara 15 - 50 ml, dan tidak boleh kurang atau lebih karena akan mempengaruhi fungsi kerja jantung.

B.     KONSEP DASAR
1.      Pengertian
Perikarditis adalah peradangan lapisan paling luar jantung (membran tipis yang mengelilingi jantung). (H. Winter Griffith M.D, 1994). Perikarditis adalah peradangan perikardium parietal, perikardium viseral, atau kedua-duanya. (Arif Mansjoer, 2000).
Jadi dari pengertian-pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa  perikarditis adalah peradangan lapisan paling luar jantung baik pada parietal maupun viseral.
2.      Etiologi
a.    Etiologi perikarditis
1)        Penyebab idiopatik(penyebab pasti belum diketahui) atau nonspesifik
2)        Infeksi
a)         Bakteri : streptokokus, stapilokokus, meningokokus, gonokokus
b)        Virus : coxsakie, influenza
c)         Jamur : riketsia, parasit
3)        Kelainan jaringan ikat-sistemik lupus eritematosus, demam rematik, atritis rematik, poliarteritis.
4)        Keadaan hipersensitivitas-reaksi imun, reaksi obat, serum sicknes
5)        Penyakit struktur disekitarnya-infark miokardium, aneurisma dissecting, penyakit pleura dan paru (pneumonia)
6)        Penyakit neoplasia
a)      sekunder akibat metastasis dari kanker paru dan kanker payudara
b)      leukemia
c)      primer (mesotelioma)
7)        Terapi radiasi
8)        Trauma-cedera dada, pembedahan jantung, pemasangan pacemaker
9)        Gagal ginjal dan uremia
10)    Tuberkulosis

b.    Etiologi Perikarditis akut
Penyebab perikarditis akut sangat banyak, yaitu penyakit idiopatik (benigna), infeksi non-spesifik virus, tuberkulosis jamur, bakterial, penyakit kolagen seperti arthritis reumatoid, sistemic lupus eritematosus (SLE), neoplasma seperti mesotelioma primer, tumor metastasis, trauma, radiasi, uremia, infark miokard akut, Dressler’s sindrom (pasca infark miokard), pascaperikardiotomi, dan diseksi aorta.
Walaupun begitu banyak penyebab perikarditis akut, namun penyebab paling sering sesuai dengan urutan adalah : infeksi virus, infeksi bakteri, uremia, trauma, sindrom pasca infark miokard, sindrom pascaperikardiotomi, neoplasma, dan idiopatik.
Urutan etiologi pada 96 pasien perikarditis akut menurut Friedberg sebagai berikut : demam reumatik 40,6%, infeksibakterial 19,8%, tuberkulosis 7,3%, perikarditis non-spesifik jinak 10,4% uremia 11,5%, dan penyakit kalogen 2,1%.

c.    Etiologi Perikarditis kronis
Penyebab terbanyak dari perikarditis konstriktif kronis adalah infeksi virus dan terapi penyinaran untuk kanker payudara atau limfoma.
Perikarditis konstriktif kronis juga merupakan akibat dari:
1)      artritis rematoid.
2)      lupus eritematosus sistemik.
3)      cedera.
4)      pembedahan jantung.
5)      infeksi bakteri.
Sebelumnya tuberkulosis adalah penyebab terbanyak dari perikarditis kronis di AS, tetapi saat ini hanya 2% kasus yang disebabkan oleh tuberkulosis.Di Afrika dan India, tuberkulosis masih merupakan penyebab tersering dari semua bentuk perikarditis.

3.      Patofisiologi
Sebenarnya beberapa peneliti percaya bahwa virus terutama menyebabkan kasus perikarditis “idiopatik” akut, walaupun tidak semua. Diantara kasus perikarditis virus yang dikenal yang disebabkan oleh virus Coxsackie B, influenza A, dan B, beberapa virus ekho dan epstein-barr (dalam hubungan dengan mononukleosis) amat penting. Patogenesis perikarditis virus tidak jelas. Sering terjadi infeksi akut saluran bagian pernafasan bagian atas, walaupun demikian tidak diketaui dengan jelas virus penyebab itu kemudian menyebar ke dalam perikardium. Terdapat beberapa penunjang pandangan itu, bahwa banyak virus tidak secara langsung menyerang jaringan perikardium,tetapi lebih utama dengan berbagai cara menggalakan hipersensitivitas yang kemudian melibatkan perikardium.
Bakteri dapat mencapai perikardium baik secara langsung dari struktur terkena seperti paru dan pleura, atau oleh karena penyebarn hematogen atau limfatik. Pada tahun-tahun terakhir ini, angka kejadian perkaditis bakteri telah nyata menurun. Meskipun penyebab stafilokokus dan tuberkulosis tetap penting. Terutama pada anak, perikarditis stafilokokus relatif sering dan hampir selalu diikuti entah dengan pneumoni atau osteomielitis. Nyatanya baik penyertaan perikarditis spesis yang menguasai gambaran klinik maupun hanya sebagian kecil gambaran klinik, memang bervariasi.
Diantara perikarditis metabolik, yang paling sering terjadi karena uremi, bentuk perikarditis metabolik yang jarang dengan etiologi tidak diketahui, disebut perikarditis kolesterol karena terdapat kristal kolesterol dalam cairan intraperikardium.
Perikarditis neoplasi, hampir selalu berasal dari tumor langsung atau metastase tumor yang terjadi di luar kantung perikardium. Paling sering penyebaran langsung dari limfoma mediastinumatau dari karsinoma bronkogenik atau esofagus. Meskipun metastasis kangker apa pun dalam tubuh dapat melibatkan perikardium, penyebaran semacam itu pada umumnya jarang.
Perikarditis traumatik relatif lebih sering disebabkan oleh karena dada tak tembus. Hal ini mencerminkan baik kontusi ringan permukaan perikardium jantung maupun adanya darah dalam kantung perikardium yang menyebabkan respon perbaikan, seperti dalam ruang pleura atau peritoneum. Jarang luka tembus dada menyebabkan penyebaran langsung kuman ke dalam ruang perikardium, yang menyebabkan perikarditis supuratif. Perikardium seperti selaput serosa lain , sangat rentan pada status hipersensivitas.














Gambar 2.6 pathway penyakit perikarditis
Iskemia miokardium
Inflamasi
Tumor
invasi kuman keperikardium
gagal ginjal
Trauma pasca-infark pasca pembedahan jantung
Tekanan ventrikel

Pengisian diastolik
Volume sekuncup
Curah jantung
Perfusi jaringan
Tekanan vena
Peningkatan vena vena jugularis
Asistes
edema

Nyeri dada
Aliran darah koroner
Pemenuhan produksi HCL, mual, muntah

Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan

Ganguan pemenuhan kebutuhan sehari-hari
Aliran darah tidak adekuat kesistemik
Kondisi dan prognosis penyakit
Kongesti pulmunalis
Kelemahan fisik
Kecemasan, Koping individu tidak efektif


Sesak nafas
Ganguan pertukaran gas nafas tidak efektif
 



























4.      Klasifikasi
a.    Perikarditis akut
Perikarditis akut adalah peradangan pada perikardium (kantung selaput jantung), yang dimulai secara tiba-tiba dan sering menyebabkan nyeri. Peradangan menyebabkan cairan dan produk darah (fibrin, sel darah merah dan sel darah putih) memenuhi rongga perikardium.Trias klasik perikarditis akut adalah nyeri dada, pericardial friction rub dan abnormalitas EKG yang khas..(buku keperawatan medikal-bedah, brunner & suddarth).
Peradangan menyebabkan cairan dan produk darah (fibrin, sel darah merah dan sel darah putih) memenuhi rongga perikardium.Trias klasik perikarditis akut adalah nyeri dada, pericardial friction rub dan abnormalitas EKG yang khas.
b.    Perikarditis kronis
perikarditis kronis adalah suatu peradangan perikardium (kantung jantung) yang menyebabkan penimbuhan cairan atau penebalan dan biasanya terjadi secara bertahap serta berlangsung lama.(buku keperawatan medikal-bedah, brunner & suddarth).
Pada perikarditis efusif kronis, secara perlahan cairan terkumpul di dalam perikardium.iasanya penyebabnya tidak diketahui, tetapi mungkin disebabkan oleh kanker, tuberkulosis atau penurunan fungsi tiroid.Jika memungkinkan, penyebabnya diobati; jika fungsi jantung normal, dilakukan pendekatan dengan cara menunggu dan melihat perkembangannya.

5.      Manifestasi klinis
a.       Pasien perikarditis akut biasanya mengeluh sakit dada substernal atau parasternal, kadang-kadang menjalar kebahu, menjadi lebih ringan apabila pasien duduk.
b.      Pada pemeriksaan jasmani ditemukan pericardial friction rub dan pembesaran jantung.
c.       Tanda-tanda temponade, tekanan vena meningkat , hepatomegali dan edema kaki juga dapat ditemukan.
d.      Bunyi jantung lemah, tapi dapat juga normal bila efusi perikard berada dibelakang.
e.       Ewart’s sign, yaitu perkusi sejak pekak dibawah angulus skapula kiri bila efusi perikardbanyak.
f.       Foto rontgen dada bisa normal bila efusi perikard hanya sedikit , tetapi dapat tampak bayangan jantung membesar separti waterbottle dengan vaskularisasi paru normal bila efusi perikard banyak.
g.      Elektrokardiografi memperlihatkan elefasi segmen ST tanpa perubahan resi prokal , voltase QRS yang rendah ( low voltage) tapi EKG bisa juga normal atau hanya terdapat gangguan irama berupa febrilasi atrium.
h.      Pemeriksaan Ekokardiografi M-Mode atau dua dimensi sangat baik untuk memastikan adanya efusi perikard dan memperkirakan banyaknya cairan perikard.

6.      Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi adalah cairan di lapisan jantung paling luar dapat menyebabkan takanan pada jantung. Hal ini dapat membawa ke kematian kecuali cairan itu diangkat dengan cepat.
a.    Efusi pericardium
Efusi perikardium adalah penumpukan cairan abnormal dalam ruang perikardium. Ini dapat disebabkan oleh berbagai kelainan sistemik, lokal atau idiopatik. Cairan tersebut dapat berupa transudat, eksudat, pioperikardium, atau hemoperikardium. Efusi perikardium bisa akut atau kronis, dan lamanya perkembangan memiliki pengaruh besar terhadap gejala-gejala pasien (Strimel W, 2006).
Biasa eksudat mencapai 80 mL s/d 2 Lsymptoms termasuk :
1)        Napas pendek atau sulit bernapas (dyspnea)
2)        Napas tersengal-sengal ketika berada pd posisi terlentang (orthopnea)
3)        Chest pain
4)        Batuk
5)        Nyeri saat bernapas
6)        Pingsan / pusing
7)        Demam ringan
8)        heart rate cepat
9)        Rasa lemas

b.    Tamponade jantung
Tamponade jantung adalah keadaan yang mengancam nyawa, dimana ditemukan penekanan pada jantung, akibat terjadi pengumpulan cairan (darah, nanah) atau gas di ruangan perikardium (ruangan antara 2 selaput pelapis jantung) yang disebabkan karena trauma atau robeknya otot jantung, atau karena perembesan cairan (efusi). Hal ini dapat menyebabkan jantung tidak dapat memompa darah ke seluruh tubuh secara optimal.
Tamponade jantung merupakan kejadian darurat, dimana resiko kematian tergantung dari kecepatan dokter untuk menegakkan diagnosa dan penanganan pertama, dan mencari penyebab dari tamponade jantung itu sendiri.

Tanda dan gejala pada tamponade jantung adalah:
1.      Cemas mendadak
2.      Nyeri dada yang menyebar ke leher, punggung, atau bahu serasa ditusuk-tusuk, semakin parah saat bernafas atau batuk
3.      Kesulitan bernafas
4.      Rasa tidak nyaman yang terasa lebih lega jika duduk tegak
5.      Mungkin pingsan
6.      Berdebar-debar dan cepat (lebih dari 100 kali permenit)
7.      Sesak nafas
8.      Kulit pucat
9.      Tekanan darah rendah
10.  Tidak teraba nadi, atau sangat lemah
11.  Pada pemeriksaan dengan stetoskop, bunyi jantung hampir tak terdengar
12.  Tidak ada pemeriksaan laboraorium khusus yang dapat mendiagnosa tamponade    jantung.
13.  Pemeriksaan dengan alat rekam jantung (Elektrokardiografi/EKG) dapat membantu menegakkan diagnosis tamponade.
14.  Dapat juga dilakukan pemeriksaan tambahan CT scan dada, MRI dada, foto rontgen dada, ataupun angiografi.


7.      Pemeriksaan penunjang
a.       Laborotorium
Pemeriksaan laboratorium yang dianjurkan ; leukosit(lebih dari 4.000–11.000 /5.000–10.000 /ul),ureum (lebih dari 15–40 mg/dl), kreatinin(lebih dari 0.5–1.5 mg/dl), LED (lebih dari 0-15 mm/jam),enzim jantung,mikrobiologis parasitologis, serologis, virologist, patologis dan imunologis untuk mencari penyebab peradangan dari sediaan darah, cairan perikard atau jaringan biopsi perikard.

b.      Tes diagnostik
Electrocardiogram (EKG atau ECG) menunjukan aktivitas elektrik jantung. Pada pericarditis, seringkali ada kelainan-kelainan yang adakalanya dapat membantu dengan diagnosis. Sayangnya, banyak varian-varian yang normal dapat meniru perubahan-perubahan pada pericarditis atau EKG mungkin adalah normal.

Sebuah EKG menunjukkan perikarditis (sumber : ekp2011.blogspot.com)






Elektrelektrokardiografi memperlihatkan elefasi segmen ST tanpa perubahan resi prokal , voltase QRS yang rendah ( low voltage) tapi EKG bisa juga normal atau hanya terdapat gangguan irama berupa febrilasi atrium.

X-ray dada mungkin menyarankan pembesaran jaringan jantung dan dapat digunakan untuk menyampingkan persoalan-persoalan lain didalam dada.
Echocardiography atau ultrasound jantung seringkali digunakan untuk mengkonfirmasi diagnosis. Cardiologist (ahli jantung) mencari kehadiran dari cairan dalam kantong pericardial, meskipun pada banyak kasus-kasus yang ringan dari pericarditis akut, tidak ada cairan pericardial yang terlihat dengan echocardiography.
Pengujian darah dapat digunakan untuk mencari penyebab-penyebab yang spesifik dari pericarditis seperti infeksi, leukemia, gagal ginjal, penyakit-penyakit jaringan penghubung atau kelainan-kelainan tiroid.

8.      Penatalaksanaan
a.       Medis
Penatalaksanaan medis dapat kita lakukan dengan cara melakukan terapiyaitu dengan cara:
1)        Pasien harus dirawat inap dan istirahat baring untuk memastikan diagnosis dan diagnosis banding serta melihat kemungkinan terjadinya tamponade.
2)        Simptomatik dengan aspirin 650 mg/jam atau OAINS indometasin 25-50 mg/6jam. Dapat ditambahkan morfin 2-6 mg/6jam atau petidin 25-50 mg/4jam, hindarkan steroid karena sering menyebabkan kertegantungan. Bila tidak membaik dalam 72 jam,maka prednison 60-80 mg/hari dapat dipertimbangkan selama 5-7 hari dan kemudian topering off.
3)        Kortikosteroid untuk mengontrol gejala dan mencegah efusi perikard.
4)        Cari etiologi/kausal
5)        Pada perikarditis purulenta pengeluaran cairan diteruskan dengan drainase yang dilakukan di bagian bedah. Pada kasus yang sudah lama yang disertai penebalan perikard (pantser heart) atau prikarditis konstruktiva dengan perlekatan yang menimbulkan gangguan hemodinamik, harus dilakukan perikardiektomi.
6)        Selain itu dapat juga dengan pemberian analgetik untuk mengurangi nyeri dan mempercepat reabsorbsi cairan pada pasien dengan perikarditis rematik.

b.      Keperawatan
1)        Tirah baring, disertai elevasi bagian kepala tempat tidur untuk perbaiki pernapasan.
2)        Terapi oksigen.
3)        Drainase cairan pericardium atau pengangkatan pericardium.
4)        Analgetik dapat diberikan untuk mengurangi nyeri.
5)        Bila kondisi pasien sudah membaik aktivitas harus ditingkatkan secara bertahap. Tetapi bila nyeri ,demam atau friction rub kembali muncul, pasien harus segera tirah baring.




BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
1.1. Identitas klien
1.2. Riwayat Kesehatan
1.2.1. Riwayat kesehatan dahulu
1.2.2. Riwayat kesehatan sekarang
1.2.3. Riwayat kesehatan keluarga
1.3. Aktivitas / Istirahat
Kelelahan, kelemahan
1.4. Sirkulasi
Riwayat demam rematik, penyakit jantung kongenital, bedah jantung, palpitasi, jatuh pingsan
1.5. Eliminasi
Riwayat penyakit ginjal / gagal ginjal, penurunan frekuensi / jumlah urine
1.6. Nyeri / Ketidaknyamanan
Nyeri pada anterior (sedang sampi berat / tajam) diperberat oleh inspirasi, batuk, gerakan menelan, berbaring; hilang dengan duduk, bersandar ke depan (perikarditis).
1.7. Pernapasan
Napas pendek
1.8. Keamanan
Riwayat infeksi virus, bakteri, jamur, penurunan sistem imun, SLE, atau pennyakit kolagen lainnya.
2. Diagnosa Keperawatan
2.1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi perikardium.
2.2. Intoleran aktivitas berhubungan dengan pembatasan pengisisan jantung / kontraksi
ventrikel, penurunan curah jantung.
2.3. Penurunan curah jantung berhubungan dengan akumulasi cairan dalam kantung
pericardia.
2.4. Kurang pengetahuan tentang kondisi / berhubungan dengan kurang informasi tentang
proses penyakit, cara untuk mencegah pengulangan atau komplikasi.

3. Intervensi Keperawatan
No.
Diagnosa
Tujuan /
Kriteria Hasil
Intervensi
Rasional
1.
Nyeri berhubungan dengan inflamasi perikardium.
Setelah dilakukan tindakan 1x24 jam diharapkan klien akan :
·         Perawat dapat mengatasi nyeri yang dirasakan klien.
·         Nyeri yang diderita klien hilang / skalanyeri yang ditunjukanklienlebihrendahdarisebelumnya.
·         Klien dapat merasa nyaman dan tenang.
·         Peradangan atau inflamasi pada klien berkurang atau menghilang.
Mandiri
·Selidiki keluhan nyeri dada, perhatikan awitan dan faktor pemberat atau penurun. perhatikan petunjuk nonverbal dari ketidaknyamanan, misalnya berbaring dengan diam / gelisah, tegangan otot, menangis.
·Berikan lingkungan yang tenang dan tindakan kenyamanan, misalnya; perubahan posisi, gosokan punggung, penggunaan kompres panas / dingin, dukungan emosional.
·Berikan aktivitas hiburan yang tepat.
Kolaborasi
·  Berikan obat-obatan Analgesik seperti opium (misalnya morfin) atau corticosteroid.
Obat yang paling sering digunakan untuk nyeri yang hebat adalah prednisone
.

·Berikan antipiretik, misalnya asetaminofen.
·Berikan steroid.
·Berikan oksigen suplemen sesuai indikasi.

·Nyeri perikarditis secara khas terletak subternal dan menyebar ke leher, punggung. Pada nyeri ini menjadi memburuk pada inspirasi dalam, gerakan, atau berbaring dan hilang dengan duduk tegak atau membungkuk.
·Tindakan ini dapat menurunkan ketidaknyamanan fisik dan emosional pasien.
·Mengarahkan kembali perhatian, memberikan distraksi dalam tingkat aktivitas individu.
·Dapat menghilangkan nyeri, menurunkan respons inflamasi.
·Untuk menurunkan demam dan meningkatan kenyamanan.
·Dapat di berikan untuk gejala yang lebih berat.
·Memaksimalkan ketersediaan oksigen untuk menurunkan beban kerja jantung dan menurunkan ketidaknyamanan berkenaan dengan iskemia.
2.
Penurunan curah jantung berhubungan dengan akumulasi cairan dalam kantung pericardia.
Setelah dilakukan tindakan 3x24 jam diharapkan :
·  Curah jantung kliendalam batas normal (5000 ml / menit)
·  Tidakterdapatbunyijantung yang abnormal padaklien.
·  Beban kerja jantung klien menurun.
·  Nadi, tekanan darah klien dalam nilai normal.
·  CapilarryRefillTime klien kurang dari atau sama dengan 2 detik.
·  Konjungtiva pada mata klien tidak tampak pucat.
.

·Pantau frekuensi / irama jantung.
·Auskultasi bunyi jantung.
·Dorong tirah baring dalam posisi semi fowler.
·Selidiki : nadi cepat, hipotensi, penyempitan tekanan nadi, perubahan tonus jantung, penurunan tingkat kesadaran, CRT, konjungtiva.
Kolaborasi
·Berikan obat-obat diuretik sesuai indikasi, misalnya furusemid atau spirolakton.
·Bantu dalam perikardionsentesis darurat.
·Siapkan pasien untuk pembedahan, bila di indikasikan.
·Takikardia dan disritmia dapat terjadi saat jantung berupaya untuk meningkatkan curah berespons pada demam, hipoksia, dan asidosi karena iskemia.
·Memberikan deteksi dini dari terjadinya komplikasi.
·Menurunkan beban kerja jantung, memaksimalkan curah jantung

·    Dapat mengurangi kelebihan cairan pada klien.
·Manifestsi klinis dari tamponade jantung yang dapt terjadi pada perikarditis bila akumulasi cairan / eksudat dalam kantung perikardia membatsi pengisian dan curah jantung.
·Diberikan untuk mengatsi patogen yang teridentifikasi, yang mencegah keterlibatan / kerusakan jantung lebih lanjut.
·Prosedur dapt dilakukan di tempat tidur untuk menurunkan tekanan cairan di sekitar jantung, yang dapat dengan cepat memperbaiki curah jantung.
·Perikardektomi mungkin diperlukan karena akumulasi cairan perikardial berulang atau jaringan parut dan konstriksi fungsi jantung.
3.
Intoleran aktivitas berhubungan dengan pembatasan pengisisan jantung / kontraksi ventrikel, penurunan curah jantung
Setelah dilakukan tindakan 3x24 jam diharapkan klien akan :
·  klien dapat beraktifitas.
·  Klientidaktampaklemah.
·  Klien dapat beristirahat tanpa gangguan dan keluhan.
·  Tanda-tanda vital kliendalamnilai normal.

·         Batasi aktivitas klien terhadap intoleransi aktivitas.
·Kaji respon klien terhadap aktivitas. Perhatikan adanya perubahan dalam keluhan kelemahan dan keletihan berhubungan dengan aktivitas.
·Pertahankan tirah baring selama priode demam dan sesuai indikasi.
·Rencanakan perawatan dengan periode istirahat / tidur tanpa gangguan.
·Bantu pasien dalam program latihan progresif bertahap sesegera mungkin untuk turun dari tempat tidur, mencatat respon tanda vital dan toleransi pasien pada peningkatan aktivitas.
Kolaborasi
·Berikan oksigen suplemen.
·Penurunan pengisian dan curah jantung dapat menyebabkan pengumpulan cairan dalam kantung pericardial bila terjadi perikarditis.
·Meningkatkan resolusi inflamasi selama fase akut dari perikarditis.
·Memberikan keseimbangan dalam kebutuhaan dimana aktivitas bertumpu pada jantung; meningkatkan proses penyembuhan dan kemampuan koping emosional.
·Saat inflamasi / kondisi dasar teratasi, pasien mungkin mampu melakukan aktivitas yang diinginkan.
·Peningkatan ketersediaan oksigen untuk mengimbangi peningkatan konsumsi oksigen yang terjadi dengan aktivitas.
4.
Kurang pengetahuan tentang kondisi / berhubungan dengan kurang informasi tentang proses penyakit, cara untuk mencegah pengulangan atau komplikasi.
Setelah dilakukan tindakan 1x24 jam diharapkan klien akan :
·  Klien mengerti tentangpenyakit perikarditis yang dialaminya.
·  Klien mengetahui akibat atau efek yang disebabkan oleh penyakit yang diderita.
·  Klien melakukan pola hidup yang perlu atau perubahan perilaku untuk mencegah terulangnya atau terjadi komplikasi.
· Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang penyakit perikarditis.
·Jelaskan efek inflamasi pada jantung. Ajarkan untuk memperhatikan gejala sehubungan dengan komplikasi / berulangnya dan gejala yang dilaporkan dengan segera pada pemberi perawatan, contoh : demam, peningkatan nyeri dada tak biasanya, peningkatan berat badan, peningkatan toleransi terhadap aktivitas.
·Anjurkan pasien / orang terdekat tentang dosis, tujuan dan efek samping obat; kebutuhan diet / pertimbangan khusus; aktivitas yang diizinkan / dibatasi.
·Tingkatkan praktik kesehatan seperti nutrisi yang baik, keseimbangan antara aktivits / istirahat, pantau status kesehatan sendiri dan meloporkan tanda infeksi.
·Tekankan pentingnya evaluasi perawatan medis teratur. Anjurkan pasien membuat perjanjian.
·    Agar perawat dapat mengetahui tingkat pengetuhuan pasien tentang perikarditis agar perawat dapat menentukan PENKES apa yang sesuai untuk pasien.
·Untuk bertanggung jawab terhadap kesehatan sendiri, pasien perlu memahami penyebab khusus, pengobatan, dan efek jangka panjang yang diharapakan dari kondisi inflamasi, sesuai dengan tanda / gejala yang menunjukkan kekambuhan atau komplikasi.
·Informasi perlu untuk meningkatkan perawatan diri, peningkatan keterlibatan pada program terapeutik, mencegah komplikasi.
·Kekuatan sitem imun dan tahanan terhadap infeksi.
·Pemahaman alasan untuk pengawasan medis dan rencana untuk penerimaan tanggung jawab untuk evaluasi menurunkan resiko kambuh atau komplikasi.


4. Implementasi Keperawatan
Setelah rencana keperawatan selanjutnya dilaksanakan dalam tindakan nyata untuk mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan prioritas masalah yang dihadapi klien. Dalam melakukan Implementasi seorang perawat hendaknya bekerja sama dengan klien, keluarga, semua tim kesehatan lainnya karena dengan kerjasama yang baik dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan. Kegiatan evaluasi ini adalah membandingkan hasil yang telah dicapai setelah implementasi keperawatan dengan tujuan yang diharapkan dalam perencanaan.

 



COMMENTS

Nama

BAYI,3,MAKALAH,22,Materi,4,PERAWAT,4,TUGAS,6,
ltr
item
Muammar Khadafi: ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM KARDIOVASKULER : PERIKARDITIS
ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM KARDIOVASKULER : PERIKARDITIS
Muammar Khadafi
http://nurseammar.blogspot.com/2017/06/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html
http://nurseammar.blogspot.com/
http://nurseammar.blogspot.com/
http://nurseammar.blogspot.com/2017/06/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html
true
2977093964499099298
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy