BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Perikarditis adalah peradangan lapisan paling luar jantung baik pada parietal maupun ...
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Perikarditis adalah peradangan
lapisan paling luar jantung baik pada parietal maupun viseral. Penyakit
perikarditis ada dua yaitu perikarditis akut dan perikarditis kronis.
Telah
banyak orang menderita penyakit perikarditis ini. Menurut 3,7% warga dunia
telah menderita penyakit perikarditis, sekitar 0,5% penderitanya sudah
meninggal. Sedangkan dindonesia sendiri, diperkirakan sekitar 2,8% warga
indonesia telah menderita penyakit perikarditis ini, diperkirakan 1,2%
penderitanya sudah meninggal.
Penyakit
perikarditis ini penyebabnya belum pasti (idiopatik) atau non spesifik. Tetapi
biasanya perikarditis muncul akibat infeksi yang disebabkan oleh bakteri,
virus, dan jamur. Selain itu Kelainan jaringan ikat-sistemik lupus eritematosus,
demam rematik, atritis rematik, poliarteritis juga dapat menyebabkan penyakit
perikarditis.
Komplikasi-komplikasi
dari perikarditis dapat Cardiac tamponade. Jika ada cukup cairan dalam kantong pericardia,
mungkin ada cukup tekanan pada bagian luar dari jantung untuk mencegahnya
berdenyut secara cukup untuk mendorong darah ke tubuh dan paru-paru. Tekanan
didalam kantong sendiri perlu lebih tinggi daripada tekanan didalam kamar-kamar
jantung, namun gejala-gejala secara berangsur-angsur maju ketika fungsi jantung
dikompromikan. Ini dapat menjadi
keadaan
darurat medis yang benar. Gejala-gejala cenderung nonspesifik namun dapat
termasuk sesak napas dan kesulitan dengan latihan atau melakukan aktivitas-aktivitas
harian. Keluhan-keluhan tambahan mungkin disebabkan oleh sakit atau penyakit
yang menyebabkan effusion berakumulasi pada tempat pertama.
Pada
orang yang menderita penyakit perikarditis pertama-tama dapat kita beri terapi
kepada klien.Selain itu dapat juga dengan pemberian analgetik untuk mengurangi nyeri dan
mempercepat reabsorbsi cairan pada pasien dengan perikarditis rematik. Setelah
itu kita memberikan Tirah baring kepada
pasien, disertai elevasi bagian kepala tempat tidur untuk
perbaiki pernapasan, Pemberian antibiotik selama empat sampai enam minggu bila
terjadi pada perikarditis purulen, dan pemberian Pemberian kortikosteroid pada
pasien dengan gagal jantung atau post perikardioektomi syndrome. Selain itu,
kita juga dapat memberikan obat yang berguna untuk mengurangi peradangan,
seperti pemberian
yang singkat dari obat nyeri narkotik [codeine,
hydrocodone (Vicodin) atau oxycodone (OxyContin, Roxicodone)]
akan diperlukan.
B. Tujuan
1. Mahasiswa
dapat menjelaskan tentang konsep penyakit perikarditis.
2. Mahasiswa
mampu membedakan antara perikarditis akut dan kronis.
3. Mahasiswa
mampu menentukan asuhan keperawatan tentang penyakit perikarditis.
C.
Metode penulisan
Metode penulisan makalah ini dengan
metode deskriptif dengan menggunakan literatur buku perpustakan, internet, dan
pendapat – pendapat atau pemikiran kelompok kami.
D.
Sistematika
penulisan
Bab I menjelaskan tentang : latar belakang, tujuan, metode
penulisan dan sistematika
penulisannya.
Bab II menjelaskan tentang
: anatomi fisiologi jantung dan
konsep dasar pada penyakit perikarditis.
Bab III menjelaskan tentang
: asuhan keperawatan yang akan
diberikan kepada pasien/klien.
Bab IV menjelakan tentang
: kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
BAB
II
TINJAUAN
TEORI
A. ANATOMI
FISIOLOGI JANTUNG
Secara
fisiologi, jantung adalah salah satu organ tubuh yang paling vital fungsinya
dibandingkan dengan organ tubuh vital lainnya. Dengan kata lain, apabila fungsi
jantung mengalami gangguan maka besar pengaruhnya terhadap organ-organ tubuh
lainya terutama ginjal dan otak. Karena fungsi utama jantung adalah sebagai
single pompa yang memompakan darah ke seluruh tubuh untuk kepentingan
metabolisme sel-sel demi kelangsungan hidup. Untuk itu, siapapun orangnya
sebelum belajar EKG harus menguasai anatomi & fisiologi dengan baik dan
benar.
Gambar 2.1
anatomi jantung (sumber :http://adedq.wordpress.com)
|
1.
Ukuran,
Posisi atau letak Jantung
Secara
anatomi ukuran jantung sangatlah variatif. Dari beberapa referensi yang saya
baca, ukuran jantung manusia mendekati ukuran kepalan tangannya atau dengan
ukuran panjang kira-kira 5" (12cm) dan lebar sekitar 3,5" (9cm).
Jantung terletak di belakang tulang sternum, tepatnya di ruang mediastinum
diantara kedua paru-paru dan bersentuhan dengan diafragma. Bagian atas jantung
terletak dibagian bawah sternal notch, 1/3 dari jantung berada disebelah kanan
dari midline sternum , 2/3 nya disebelah kiri dari midline sternum. Sedangkan
bagian apek jantung di interkostal ke-5 atau tepatnya di bawah puting susu
sebelah kiri.(lihat gambar 2.2 dan ganbar 2.3).
gambar 2.2 letak
atau posisi jantung (sumber : vidah29nurse.blogspot.com)
|
Gambar 2.3 letak
atau posisi jantung (sumber : arispurnomo.com)
|
2. Lapisan
otot jantung
Lapisan otot jantung
terbagi menjadi tiga yaitu:
a. Epikardium
Epikardium,
yaitu bagian luar otot jantung atau pericardium visceral.
b. Miokardium
Miokardium,
yaitu jaringan utama otot jantung yang bertanggung jawab atas kemampuan
kontraksi jantung.
c. Endokardium
Endokardium,
yaitu lapisan tipis bagian dalam otot jantung atau lapisan tipis endotel sel
yang berhubungan langsung dengan darah dan bersifat sangat licin untuk aliran
darah, seperti halnya pada sel-sel endotel pada pembuluh darah lainnya.
Gambar
2.4 lapisan otot jantung (sumber : moduldanskill.blogspot.com)
|
3. Lapisan
pembungkus jantung
Jantung
dibungkus oleh sebuah lapisan yang disebut lapisan perikardium, dimana lapisan
perikardium ini dibagi menjadi 3 lapisan yaitu :
a. Lapisan
fibrosa
yaitu
lapisan paling luar pembungkus jantung yang melindungi jantung ketika jantung
mengalami overdistention. Lapisan fibrosa bersifat sangat keras dan bersentuhan
langsung dengan bagian dinding dalam sternum rongga thorax, disamping itu
lapisan fibrosa ini termasuk penghubung antara jaringan, khususnya pembuluh
darah besar yang menghubungkan dengan lapisan ini (exp: vena cava, aorta,
pulmonal arteri dan vena pulmonal).
b. Lapisan
parietal
Lapisan
parietal yaitu bagian dalam dari dinding lapisan fibrosa.
c. Lapisan
viceral
Gambar 2.5 lapisan
pembungkus jantung dan lapisan otot jantung (sumber : hazawar-aslam.blogspot.com)
|
Diantara
lapisan pericardium parietal dan lapisan perikardium visceral terdapat ruang
atau space yang berisi pelumas atau cairan serosa atau yang disebut dengan
cairan perikardium. Cairan perikardium berfungsi untuk melindungi dari
gesekan-gesekan yang berlebihan saat jantung berdenyut atau berkontraksi.
Banyaknya cairan perikardium ini antara 15 - 50 ml, dan tidak boleh kurang atau
lebih karena akan mempengaruhi fungsi kerja jantung.
B. KONSEP
DASAR
1. Pengertian
Perikarditis adalah peradangan lapisan paling luar jantung (membran tipis
yang mengelilingi jantung). (H. Winter Griffith M.D, 1994). Perikarditis adalah
peradangan perikardium parietal, perikardium viseral, atau kedua-duanya. (Arif
Mansjoer, 2000).
Jadi dari pengertian-pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa perikarditis adalah peradangan lapisan paling
luar jantung baik pada parietal maupun viseral.
2. Etiologi
a. Etiologi
perikarditis
1)
Penyebab idiopatik(penyebab pasti belum diketahui) atau
nonspesifik
2)
Infeksi
a)
Bakteri : streptokokus, stapilokokus, meningokokus,
gonokokus
b)
Virus : coxsakie, influenza
c)
Jamur : riketsia, parasit
3)
Kelainan jaringan ikat-sistemik lupus eritematosus,
demam rematik, atritis rematik, poliarteritis.
4)
Keadaan hipersensitivitas-reaksi imun, reaksi obat, serum
sicknes
5)
Penyakit struktur disekitarnya-infark miokardium,
aneurisma dissecting, penyakit pleura dan paru (pneumonia)
6)
Penyakit neoplasia
a)
sekunder akibat metastasis dari kanker paru dan kanker
payudara
b)
leukemia
c)
primer (mesotelioma)
7)
Terapi radiasi
8)
Trauma-cedera dada, pembedahan jantung, pemasangan
pacemaker
9)
Gagal ginjal dan uremia
10)
Tuberkulosis
b. Etiologi
Perikarditis akut
Penyebab
perikarditis akut sangat banyak, yaitu penyakit idiopatik (benigna), infeksi
non-spesifik virus, tuberkulosis jamur, bakterial, penyakit kolagen seperti
arthritis reumatoid, sistemic lupus eritematosus (SLE), neoplasma seperti
mesotelioma primer, tumor metastasis, trauma, radiasi, uremia, infark miokard
akut, Dressler’s sindrom (pasca infark miokard), pascaperikardiotomi, dan
diseksi aorta.
Walaupun
begitu banyak penyebab perikarditis akut, namun penyebab paling sering sesuai
dengan urutan adalah : infeksi virus, infeksi bakteri, uremia, trauma, sindrom
pasca infark miokard, sindrom pascaperikardiotomi, neoplasma, dan idiopatik.
Urutan
etiologi pada 96 pasien perikarditis akut menurut Friedberg sebagai berikut :
demam reumatik 40,6%, infeksibakterial 19,8%, tuberkulosis 7,3%, perikarditis
non-spesifik jinak 10,4% uremia 11,5%, dan penyakit kalogen 2,1%.
c. Etiologi
Perikarditis kronis
Penyebab terbanyak dari perikarditis
konstriktif kronis adalah infeksi virus dan terapi penyinaran untuk kanker
payudara atau limfoma.
Perikarditis konstriktif kronis juga merupakan akibat dari:
Perikarditis konstriktif kronis juga merupakan akibat dari:
1)
artritis rematoid.
2)
lupus eritematosus sistemik.
3)
cedera.
4)
pembedahan jantung.
5)
infeksi bakteri.
Sebelumnya tuberkulosis adalah
penyebab terbanyak dari perikarditis kronis di AS, tetapi saat ini hanya 2%
kasus yang disebabkan oleh tuberkulosis.Di Afrika dan India, tuberkulosis masih
merupakan penyebab tersering dari semua bentuk perikarditis.
3. Patofisiologi
Sebenarnya
beberapa peneliti percaya bahwa virus terutama menyebabkan kasus perikarditis
“idiopatik” akut, walaupun tidak semua. Diantara kasus perikarditis virus yang
dikenal yang disebabkan oleh virus Coxsackie B, influenza A, dan B, beberapa
virus ekho dan epstein-barr (dalam hubungan dengan mononukleosis) amat penting.
Patogenesis perikarditis virus tidak jelas. Sering terjadi infeksi akut saluran
bagian pernafasan bagian atas, walaupun demikian tidak diketaui dengan jelas
virus penyebab itu kemudian menyebar ke dalam perikardium. Terdapat beberapa
penunjang pandangan itu, bahwa banyak virus tidak secara langsung menyerang
jaringan perikardium,tetapi lebih utama dengan berbagai cara menggalakan
hipersensitivitas yang kemudian melibatkan perikardium.
Bakteri
dapat mencapai perikardium baik secara langsung dari struktur terkena seperti
paru dan pleura, atau oleh karena penyebarn hematogen atau limfatik. Pada
tahun-tahun terakhir ini, angka kejadian perkaditis bakteri telah nyata
menurun. Meskipun penyebab stafilokokus dan tuberkulosis tetap penting.
Terutama pada anak, perikarditis stafilokokus relatif sering dan hampir selalu
diikuti entah dengan pneumoni atau osteomielitis. Nyatanya baik penyertaan
perikarditis spesis yang menguasai gambaran klinik maupun hanya sebagian kecil
gambaran klinik, memang bervariasi.
Diantara perikarditis
metabolik, yang paling sering terjadi karena uremi, bentuk perikarditis
metabolik yang jarang dengan etiologi tidak diketahui, disebut perikarditis
kolesterol karena terdapat kristal kolesterol dalam cairan intraperikardium.
Perikarditis
neoplasi, hampir selalu berasal dari tumor langsung atau metastase tumor yang
terjadi di luar kantung perikardium. Paling sering penyebaran langsung dari
limfoma mediastinumatau dari karsinoma bronkogenik atau esofagus. Meskipun
metastasis kangker apa pun dalam tubuh dapat melibatkan perikardium, penyebaran
semacam itu pada umumnya jarang.
Perikarditis
traumatik relatif lebih sering disebabkan oleh karena dada tak tembus. Hal ini
mencerminkan baik kontusi ringan permukaan perikardium jantung maupun adanya
darah dalam kantung perikardium yang menyebabkan respon perbaikan, seperti
dalam ruang pleura atau peritoneum. Jarang luka tembus dada menyebabkan
penyebaran langsung kuman ke dalam ruang perikardium, yang menyebabkan
perikarditis supuratif. Perikardium seperti selaput serosa lain , sangat rentan
pada status hipersensivitas.
Gambar 2.6 pathway penyakit perikarditis
Iskemia miokardium
|
Inflamasi
Tumor
invasi
kuman keperikardium
gagal
ginjal
|
Trauma
pasca-infark pasca pembedahan jantung
|
Tekanan
ventrikel
Pengisian
diastolik
|
Volume sekuncup
|
Curah
jantung
|
Perfusi
jaringan
|
Tekanan
vena
|
Peningkatan vena vena jugularis
Asistes
edema
|
Nyeri dada
|
Aliran darah koroner
|
Pemenuhan produksi
HCL, mual, muntah
|
Pemenuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan
|
Ganguan pemenuhan kebutuhan sehari-hari
|
Aliran
darah tidak adekuat kesistemik
|
Kondisi dan prognosis penyakit
|
Kongesti pulmunalis
|
Kelemahan
fisik
|
Kecemasan, Koping individu tidak
efektif
|
Sesak nafas
|
Ganguan pertukaran gas nafas tidak
efektif
|
4. Klasifikasi
a. Perikarditis
akut
Perikarditis akut adalah peradangan pada perikardium
(kantung selaput jantung), yang dimulai secara tiba-tiba dan sering menyebabkan
nyeri. Peradangan menyebabkan cairan dan produk darah (fibrin, sel darah merah
dan sel darah putih) memenuhi rongga perikardium.Trias klasik perikarditis akut
adalah nyeri dada, pericardial friction rub dan abnormalitas EKG yang khas..(buku
keperawatan medikal-bedah, brunner & suddarth).
Peradangan menyebabkan cairan dan produk darah
(fibrin, sel darah merah dan sel darah putih) memenuhi rongga perikardium.Trias
klasik perikarditis akut adalah nyeri dada, pericardial friction rub dan
abnormalitas EKG yang khas.
b.
Perikarditis kronis
perikarditis kronis adalah suatu peradangan perikardium (kantung jantung)
yang menyebabkan penimbuhan cairan atau penebalan dan biasanya terjadi secara
bertahap serta berlangsung lama.(buku keperawatan medikal-bedah, brunner &
suddarth).
Pada perikarditis
efusif kronis, secara perlahan cairan terkumpul di dalam perikardium.iasanya
penyebabnya tidak diketahui, tetapi mungkin disebabkan oleh kanker,
tuberkulosis atau penurunan fungsi tiroid.Jika memungkinkan, penyebabnya
diobati; jika fungsi jantung normal, dilakukan pendekatan dengan cara menunggu
dan melihat perkembangannya.
5. Manifestasi
klinis
a.
Pasien perikarditis akut biasanya
mengeluh sakit dada substernal atau parasternal, kadang-kadang menjalar kebahu,
menjadi lebih ringan apabila pasien duduk.
b.
Pada pemeriksaan jasmani ditemukan pericardial
friction rub dan pembesaran jantung.
c.
Tanda-tanda temponade, tekanan vena meningkat
, hepatomegali dan edema kaki juga dapat ditemukan.
d.
Bunyi jantung lemah, tapi dapat juga normal bila efusi
perikard berada dibelakang.
e.
Ewart’s sign, yaitu perkusi sejak pekak dibawah
angulus skapula kiri bila efusi perikardbanyak.
f.
Foto rontgen dada bisa normal bila efusi
perikard hanya sedikit , tetapi dapat tampak bayangan jantung membesar
separti waterbottle dengan vaskularisasi paru normal bila efusi perikard
banyak.
g.
Elektrokardiografi memperlihatkan elefasi segmen ST tanpa perubahan resi prokal , voltase
QRS yang rendah ( low voltage) tapi EKG bisa juga normal atau hanya terdapat
gangguan irama berupa febrilasi atrium.
h. Pemeriksaan
Ekokardiografi M-Mode atau dua dimensi sangat baik untuk memastikan adanya
efusi perikard dan memperkirakan banyaknya cairan perikard.
6. Komplikasi
Komplikasi
yang dapat terjadi adalah cairan di lapisan jantung paling luar dapat
menyebabkan takanan pada jantung. Hal ini dapat membawa ke kematian kecuali
cairan itu diangkat dengan cepat.
a. Efusi
pericardium
b.
Tamponade jantung
tamponade
jantung adalah:
7. Pemeriksaan
penunjang
a. Laborotorium
Pemeriksaan laboratorium
yang dianjurkan ; leukosit(lebih dari 4.000–11.000
/5.000–10.000 /ul),ureum
(lebih dari 15–40 mg/dl), kreatinin(lebih dari 0.5–1.5 mg/dl), LED (lebih dari 0-15 mm/jam),enzim jantung,mikrobiologis
parasitologis, serologis, virologist, patologis dan imunologis untuk mencari penyebab peradangan dari sediaan darah,
cairan perikard atau jaringan biopsi perikard.
b.
Tes diagnostik
Electrocardiogram
(EKG atau ECG) menunjukan aktivitas elektrik jantung. Pada pericarditis,
seringkali ada kelainan-kelainan yang adakalanya dapat membantu dengan
diagnosis. Sayangnya, banyak varian-varian yang normal dapat meniru
perubahan-perubahan pada pericarditis atau EKG mungkin adalah normal.
Sebuah
EKG menunjukkan perikarditis (sumber : ekp2011.blogspot.com)
Elektrelektrokardiografi
memperlihatkan elefasi segmen ST tanpa perubahan resi prokal , voltase QRS yang
rendah ( low voltage) tapi EKG bisa juga normal atau hanya terdapat gangguan
irama berupa febrilasi atrium.
X-ray
dada mungkin menyarankan pembesaran jaringan jantung dan dapat digunakan untuk
menyampingkan persoalan-persoalan lain didalam dada.
Echocardiography
atau ultrasound jantung seringkali digunakan untuk mengkonfirmasi diagnosis.
Cardiologist (ahli jantung) mencari kehadiran dari cairan dalam kantong pericardial,
meskipun pada banyak kasus-kasus yang ringan dari pericarditis akut, tidak ada
cairan pericardial yang terlihat dengan echocardiography.
Pengujian
darah dapat digunakan untuk mencari penyebab-penyebab yang spesifik dari
pericarditis seperti infeksi, leukemia,
gagal
ginjal, penyakit-penyakit jaringan penghubung atau
kelainan-kelainan tiroid.
8. Penatalaksanaan
a. Medis
Penatalaksanaan medis
dapat kita lakukan dengan cara melakukan terapiyaitu dengan cara:
1)
Pasien harus dirawat inap dan istirahat baring untuk
memastikan diagnosis dan diagnosis banding serta melihat kemungkinan terjadinya
tamponade.
2)
Simptomatik dengan aspirin 650 mg/jam atau OAINS
indometasin 25-50 mg/6jam. Dapat ditambahkan morfin 2-6 mg/6jam atau petidin
25-50 mg/4jam, hindarkan steroid karena sering menyebabkan kertegantungan. Bila
tidak membaik dalam 72 jam,maka prednison 60-80 mg/hari dapat dipertimbangkan
selama 5-7 hari dan kemudian topering off.
3)
Kortikosteroid untuk mengontrol gejala dan mencegah
efusi perikard.
4)
Cari etiologi/kausal
5)
Pada perikarditis purulenta pengeluaran cairan
diteruskan dengan drainase yang dilakukan di bagian bedah. Pada kasus yang
sudah lama yang disertai penebalan perikard (pantser heart) atau prikarditis
konstruktiva dengan perlekatan yang menimbulkan gangguan hemodinamik, harus
dilakukan perikardiektomi.
6)
Selain itu dapat juga dengan pemberian analgetik untuk
mengurangi nyeri dan mempercepat reabsorbsi cairan pada pasien dengan
perikarditis rematik.
b.
Keperawatan
1)
Tirah baring, disertai elevasi bagian kepala tempat
tidur untuk perbaiki pernapasan.
2)
Terapi oksigen.
3)
Drainase cairan pericardium atau pengangkatan
pericardium.
4)
Analgetik dapat diberikan untuk mengurangi nyeri.
5)
Bila kondisi pasien sudah membaik aktivitas harus
ditingkatkan secara bertahap. Tetapi bila nyeri ,demam atau friction rub
kembali muncul, pasien harus segera tirah baring.
BAB
III
ASUHAN
KEPERAWATAN
1. Pengkajian
1.1. Identitas klien
1.2. Riwayat Kesehatan
1.2.1. Riwayat kesehatan dahulu
1.2.2. Riwayat kesehatan sekarang
1.2.3. Riwayat kesehatan keluarga
1.3. Aktivitas / Istirahat
Kelelahan, kelemahan
1.4. Sirkulasi
Riwayat demam rematik, penyakit jantung kongenital,
bedah jantung, palpitasi, jatuh pingsan
1.5. Eliminasi
Riwayat penyakit ginjal / gagal ginjal, penurunan
frekuensi / jumlah urine
1.6. Nyeri / Ketidaknyamanan
Nyeri pada anterior (sedang sampi berat / tajam) diperberat
oleh inspirasi, batuk, gerakan menelan, berbaring; hilang dengan duduk,
bersandar ke depan (perikarditis).
1.7. Pernapasan
Napas pendek
1.8. Keamanan
Riwayat infeksi virus, bakteri, jamur, penurunan
sistem imun, SLE, atau pennyakit kolagen lainnya.
2. Diagnosa Keperawatan
2.1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi perikardium.
2.2.
Intoleran aktivitas berhubungan dengan pembatasan pengisisan jantung /
kontraksi
ventrikel,
penurunan curah jantung.
2.3.
Penurunan curah jantung berhubungan dengan akumulasi cairan dalam kantung
pericardia.
2.4. Kurang
pengetahuan tentang kondisi / berhubungan dengan kurang informasi tentang
proses penyakit, cara untuk mencegah pengulangan atau
komplikasi.
3. Intervensi Keperawatan
No.
|
Diagnosa
|
Tujuan /
Kriteria Hasil
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
|
Nyeri berhubungan dengan inflamasi
perikardium.
|
Setelah dilakukan tindakan 1x24
jam diharapkan klien akan :
·
Perawat dapat mengatasi nyeri yang dirasakan klien.
·
Nyeri yang diderita klien hilang / skalanyeri yang ditunjukanklienlebihrendahdarisebelumnya.
·
Klien dapat merasa nyaman dan tenang.
·
Peradangan atau inflamasi pada klien berkurang atau
menghilang.
|
Mandiri
·Selidiki
keluhan nyeri dada, perhatikan awitan dan faktor pemberat atau penurun.
perhatikan petunjuk nonverbal dari ketidaknyamanan, misalnya berbaring dengan
diam / gelisah, tegangan otot, menangis.
·Berikan
lingkungan yang tenang dan tindakan kenyamanan, misalnya; perubahan posisi,
gosokan punggung, penggunaan kompres panas / dingin, dukungan emosional.
·Berikan
aktivitas hiburan yang tepat.
Kolaborasi
· Berikan
obat-obatan Analgesik seperti opium (misalnya
morfin) atau corticosteroid.
Obat yang paling sering digunakan untuk nyeri yang hebat adalah prednisone.
·Berikan
antipiretik, misalnya asetaminofen.
·Berikan
steroid.
·Berikan
oksigen suplemen sesuai indikasi.
|
·Nyeri
perikarditis secara khas terletak subternal dan menyebar ke leher, punggung.
Pada nyeri ini menjadi memburuk pada inspirasi dalam, gerakan, atau berbaring
dan hilang dengan duduk tegak atau membungkuk.
·Tindakan
ini dapat menurunkan ketidaknyamanan fisik dan emosional pasien.
·Mengarahkan
kembali perhatian, memberikan distraksi dalam tingkat aktivitas individu.
·Dapat
menghilangkan nyeri, menurunkan respons inflamasi.
·Untuk menurunkan
demam dan meningkatan kenyamanan.
·Dapat di
berikan untuk gejala yang lebih berat.
·Memaksimalkan
ketersediaan oksigen untuk menurunkan beban kerja jantung dan menurunkan
ketidaknyamanan berkenaan dengan iskemia.
|
2.
|
Penurunan curah jantung berhubungan
dengan akumulasi cairan dalam kantung pericardia.
|
Setelah dilakukan tindakan 3x24
jam diharapkan :
· Curah
jantung kliendalam
batas normal (5000 ml / menit)
· Tidakterdapatbunyijantung yang abnormal padaklien.
· Beban
kerja jantung klien menurun.
· Nadi,
tekanan darah klien dalam nilai
normal.
· CapilarryRefillTime klien kurang dari atau sama dengan 2 detik.
· Konjungtiva
pada mata klien tidak
tampak pucat.
.
|
·Pantau
frekuensi / irama jantung.
·Auskultasi
bunyi jantung.
·Dorong
tirah baring dalam posisi semi fowler.
·Selidiki :
nadi cepat, hipotensi, penyempitan tekanan nadi, perubahan tonus jantung,
penurunan tingkat kesadaran, CRT, konjungtiva.
Kolaborasi
·Berikan
obat-obat diuretik sesuai indikasi, misalnya furusemid atau spirolakton.
·Bantu
dalam perikardionsentesis darurat.
·Siapkan
pasien untuk pembedahan, bila di indikasikan.
|
·Takikardia
dan disritmia dapat terjadi saat jantung berupaya untuk meningkatkan curah
berespons pada demam, hipoksia, dan asidosi karena iskemia.
·Memberikan
deteksi dini dari terjadinya komplikasi.
·Menurunkan
beban kerja jantung, memaksimalkan curah jantung
·
Dapat mengurangi kelebihan cairan pada klien.
·Manifestsi
klinis dari tamponade jantung yang dapt terjadi pada perikarditis bila
akumulasi cairan / eksudat dalam kantung perikardia membatsi pengisian dan
curah jantung.
·Diberikan
untuk mengatsi patogen yang teridentifikasi, yang mencegah keterlibatan /
kerusakan jantung lebih lanjut.
·Prosedur
dapt dilakukan di tempat tidur untuk menurunkan tekanan cairan di sekitar
jantung, yang dapat dengan cepat memperbaiki curah jantung.
·Perikardektomi
mungkin diperlukan karena akumulasi cairan perikardial berulang atau jaringan
parut dan konstriksi fungsi jantung.
|
3.
|
Intoleran aktivitas berhubungan
dengan pembatasan pengisisan jantung / kontraksi ventrikel, penurunan curah
jantung
|
Setelah dilakukan tindakan 3x24
jam diharapkan klien akan :
· klien
dapat beraktifitas.
· Klientidaktampaklemah.
· Klien
dapat beristirahat tanpa gangguan dan keluhan.
· Tanda-tanda vital kliendalamnilai normal.
|
·
Batasi aktivitas klien terhadap
intoleransi aktivitas.
·Kaji
respon klien terhadap aktivitas. Perhatikan adanya perubahan dalam keluhan
kelemahan dan keletihan berhubungan dengan aktivitas.
·Pertahankan
tirah baring selama priode demam dan sesuai indikasi.
·Rencanakan
perawatan dengan periode istirahat / tidur tanpa gangguan.
·Bantu
pasien dalam program latihan progresif bertahap sesegera mungkin untuk turun
dari tempat tidur, mencatat respon tanda vital dan toleransi pasien pada
peningkatan aktivitas.
Kolaborasi
·Berikan
oksigen suplemen.
|
·Penurunan
pengisian dan curah jantung dapat menyebabkan pengumpulan cairan dalam
kantung pericardial bila terjadi perikarditis.
·Meningkatkan
resolusi inflamasi selama fase akut dari perikarditis.
·Memberikan
keseimbangan dalam kebutuhaan dimana aktivitas bertumpu pada jantung;
meningkatkan proses penyembuhan dan kemampuan koping emosional.
·Saat
inflamasi / kondisi dasar teratasi, pasien mungkin mampu melakukan aktivitas
yang diinginkan.
·Peningkatan
ketersediaan oksigen untuk mengimbangi peningkatan konsumsi oksigen yang
terjadi dengan aktivitas.
|
4.
|
Kurang pengetahuan tentang kondisi
/ berhubungan dengan kurang informasi tentang proses penyakit, cara untuk
mencegah pengulangan atau komplikasi.
|
Setelah dilakukan tindakan 1x24
jam diharapkan klien akan :
· Klien
mengerti tentangpenyakit
perikarditis yang dialaminya.
· Klien
mengetahui akibat atau efek yang disebabkan oleh penyakit yang diderita.
· Klien
melakukan pola hidup yang perlu atau perubahan perilaku untuk mencegah
terulangnya atau terjadi komplikasi.
|
· Kaji
tingkat pengetahuan pasien tentang penyakit perikarditis.
·Jelaskan
efek inflamasi pada jantung. Ajarkan untuk memperhatikan gejala sehubungan
dengan komplikasi / berulangnya dan gejala yang dilaporkan dengan segera pada
pemberi perawatan, contoh : demam, peningkatan nyeri dada tak biasanya,
peningkatan berat badan, peningkatan toleransi terhadap aktivitas.
·Anjurkan
pasien / orang terdekat tentang dosis, tujuan dan efek samping obat;
kebutuhan diet / pertimbangan khusus; aktivitas yang diizinkan / dibatasi.
·Tingkatkan
praktik kesehatan seperti nutrisi yang baik, keseimbangan antara aktivits /
istirahat, pantau status kesehatan sendiri dan meloporkan tanda infeksi.
·Tekankan
pentingnya evaluasi perawatan medis teratur. Anjurkan pasien membuat
perjanjian.
|
·
Agar perawat dapat mengetahui tingkat pengetuhuan
pasien tentang perikarditis agar perawat dapat menentukan PENKES apa yang
sesuai untuk pasien.
·Untuk
bertanggung jawab terhadap kesehatan sendiri, pasien perlu memahami penyebab
khusus, pengobatan, dan efek jangka panjang yang diharapakan dari kondisi
inflamasi, sesuai dengan tanda / gejala yang menunjukkan kekambuhan atau
komplikasi.
·Informasi
perlu untuk meningkatkan perawatan diri, peningkatan keterlibatan pada
program terapeutik, mencegah komplikasi.
·Kekuatan
sitem imun dan tahanan terhadap infeksi.
·Pemahaman
alasan untuk pengawasan medis dan rencana untuk penerimaan tanggung jawab
untuk evaluasi menurunkan resiko kambuh atau komplikasi.
|
4. Implementasi Keperawatan
Setelah rencana keperawatan
selanjutnya dilaksanakan dalam tindakan nyata untuk mencapai hasil yang
diharapkan sesuai dengan prioritas masalah yang dihadapi klien. Dalam melakukan
Implementasi seorang perawat hendaknya bekerja sama dengan klien, keluarga,
semua tim kesehatan lainnya karena dengan kerjasama yang baik dapat
meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahap terakhir
dari proses keperawatan. Kegiatan evaluasi ini adalah membandingkan hasil yang
telah dicapai setelah implementasi keperawatan dengan tujuan yang diharapkan
dalam perencanaan.
COMMENTS